Kala Anak Beranjak Balig

"Memasuki masa pubertas tidaklah mudah bagi anak. Mereka akan merasa gelisah, bingung, kecemasan, rasa takut dengan perubahan pada jiwa dan raganya. Perubahan yang paling mencolok adalah kepada fisiknya. Islam memberikan 2 tanda saat anak menjelang balig, yaitu…"

Oleh. Andrea Aussie
(Pemred NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Anak adalah sumber kebahagiaan orang tua, sebagai tempat mencurahkan kasih sayang dan tambatan hati di masa tua. Hari demi hari, buah hati yang dulu berada dalam buaian akan tumbuh menjadi sosok lincah dan mulai muncul dalam hati mereka perhatian terhadap penampilan dirinya dan lawan jenisnya. Tumbuh dalam jiwa mereka rasa suka atau syahwat di masa pubertas dan dibutuhkan rasa pertanggungjawabannya.

Islam sangat memperhatikan masalah pembinaan dan pendidikan anak. Salah satu hal yang banyak menjadi pertanyaan bagi sebagian orang tua adalah tentang pendidikan seksual kepada anak. Rasulullah saw. telah memberikan rambu-rambu bagi orang tua dalam memberikan pembinaan dan pendidikan untuk buah hatinya.

Kapan Waktu yang Tepat Memberikan Pendidikan Seksual kepada Anak?

Pendidikan seksual tidak selamanya identik dengan masalah reproduksi. Pendidikan seksual dapat diberikan sejak usia dini yaitu sejak masih bayi. Seringkali orang tua tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan penggolongan seks terhadap bayi mereka dengan pemilihan warna selimut , mainan, dekorasi kamar yang berbeda antara anak perempuam dan anak laki-laki. Lambat laun anak-anak akan mulai belajar mengidentifikasi dan menyesuaikan perilakunya dengan peran seksual yang diberikan oleh orang tua juga lingkungannya.

Terkadang pada masa kanak-kanak timbul pertanyaan dari buah hati kita “Bunda, dari mana adik bisa hadir?”

Mungkin pertanyaan tersebut membuat orang tua cukup kebingungan sementara si anak membutuhkan jawaban yang tepat. Jawaban yang tepat bagi anak bukanlah jawaban yang abstrak atau berputar-putar, Anak saat itu sedang belajar memuaskan keingintahuannya tentang hal-hal disekitarnya.
Hendaklah orang tua bisa menjawab pertanyaan anak dengan cara sederhana dan bisa dimengerti tanpa kebohongan. Misal dengan “Adik lahir dari perut Bunda, seperti halnya anak kucing yang lahir dari perut ibunya!"

Janganlah menahan rasa ingin tahu anak akan hal-hal di sekitarnya karena akan lebih berbahaya jika anak mendapatkan jawaban dari sumber-sumber yang salah.

Tatkala Anak mulai Balig

Memasuki masa pubertas tidaklah mudah bagi anak. Mereka akan merasa gelisah, bingung, kecemasan, rasa takut dengan perubahan pada jiwa dan raganya. Perubahan yang paling mencolok adalah kepada fisiknya. Islam memberikan 2 tanda saat anak menjelang balig yaitu:

1. Ihtilam yaitu keluarnya mani baik berupa mimpi maupun yang lainnya.

Allah Swt. berfirman dalam QS. An-Nur ayat 24, ”Dan apabila anak-anakmu telah sampai hulm (ihtilam), hendaklah mereka meminta izin seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya dan Allah Maha Mengetahui lagi maha Bijaksana."

Dalam hadis Abu Daud 12/78/4380 dan Tirmidzi no 1423, Rasulullah pernah bersabda ”Diangkat pena tidak dikenakan kewajiban pada tiga orang yaitu orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga ihtilam dan, orang gila hingga berakal."

Dari hadis tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa ihtilam merupakan salah satu sebab dikenakannya kewajiban syariat terhadap seseorang dan akan dimulai dihisabnya seluruh amal perbuatan yang dilakukan ketika telah mencapai usia taklif. Sebelum usia taklif hanya merupakan pengenalan dan pembiasaan anak agar mencintai syariat.

2. Tumbuh Rambut Kemaluan

Al-Maghribi bin As-Said Al-Maghribi menukilkan sebuah hadis An-Nasa’i (Sunan, 2450 ), Al Baihaqi (Al-Kubra, 19155) dan Imam Ahmad (Musnad, 21532) dari Athiyyah r.a "Kami dihadapkan kepada Nabi saw. pada hari Quraizhah (peristiwa pengkhianatan Bani Quraizhah), disitu orang yang telah tumbuh rambut kemaluan dibunuh, sedang yang belum tumbuh rambut kemaluan dibiarkan. Aku adalah orang yang belum tumbuh, maka aku dibiarkan."

Hadis tersebut menyiratkan bahwa tumbuhnya rambut kemaluan menandakan tanda balig seseorang dan telah dibebankan hukum syariat sehingga orang-orang Bani Quraizhah yang telah tumbuh rambut kemaluannya berhak dibunuh karena telah mengkhianati Rasalullah saw.

Metode Pendidikan Seksual Anak

Islam sudah memberikan fondasi dalam pendidikan seksual bagi anak yaitu:

1. Ajarkan anak untuk terbiasa meminta izin ketika mau masuk kamar orang tua.

Allah Swt. telah mengingatkan kita seperti dalam QS. An-Nur 24-59 "Dan apabila anak-anakmu telah sampai hulm (ihtilam), maka hendaklah mereka meminta izin seperti halnya orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah Swt. menjelaskan ayat-ayatnya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”

Islam menetapkan kewajiban anak meminta izin kepada orang tua saat mau masuk ke kamar mereka, yaitu sebelum salat fajar, siang hari ketika tidur siang, dan setelah salat isya. Ketiga waktu itu adalah masa istirahat orang tua atau saat kondisi orang tua yang tidak boleh dilihat anak.

2. Manjaga pandangan

Melihat aurat orang tua atau orang dewasa akan membekas pada anak dan merusak jiwa dan syarafnya ketika dewasa. Banyak orang terjangkit penyimpangan seksual seperti onani dan masturbasi salah satunya disebabkan pandangan mata anak yang tidak terjaga. Untuk itu orang tua diharuskan menutup aurat setiap waktu dalam rangka membantu menyeimbangkan naluri anak agar berkembang sesuai budi pekerti yang baik.

Sebagai orang tua wajib mengajarkan anaknya anak-anak menjaga pandangan dan menutup aurat sejak kecil. Hal tersebut lebih baik dan mudah untuk membiasakan yang baik pada diri mereka. Allah Swt. mengingatkan dalam firman-Nya QS. An-Nur 24-30 ”Katakanlah kepada anak laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”

Selain mengajarkan anak menjaga pandangan, orang tua wajib mengajarkan kepada anak memakai hijab sejak dini seperti dalam firman-Nya QS. An-Nur 24 s.d 31, ”Katakanlah kepada wanita beriman hendaklah mereka menahan pandangan dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasan kecuali kepada suaminya atau ayah mereka, atau ayah suaminya atau putra-putranya atau putra-putra suami atau saudara perempuan mereka atau wanita -wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki"

3. Memisahkan tempat tidur mereka

Rasulullah saw. bersabda dalam hadis Imam Ahmad (6467), ”Suruhlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berumur 7 tahun dan pukullah mereka ketika meninggalkannya dan pisahkanlah tempat tidur mereka tatkala berusia 10 tahun”

Islam menganjurkan memisahkan tempat tidur anak saat usia 10 tahun dikarenakan syahwat mereka telah mulai berkembang dan bila tidak di atur, ditakutkan mereka akan melampiaskan ke tempat yang salah. Kalaupun kita tidak sanggup memisahkan tempat tidur mereka, maka bisa dengan memisahkan dengan selimut masing-masing.

4. Menjauhkan anak dari ikhtilat (bercampur baur dengan lawan jenis)

Ikhtilat merupakan sebab kerusakan anak muda pada zaman sekarang. Masa pubertas sangat rentan dalam melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan dan setan sangat mudah menjerumuskannya. Maka benar Rasulullah saw. mengingatkan dalam hadis At-Tirmidzi (2165), ”Tidak ada seorang pun yang berdua-duaan dengan wanita kecuali ketiganya adalah setan."

5. Ajarkan anak tentang kewajiban mandi dan sunah-sunahnya saat anak menjelang usia taklif (terkena beban syariat)

6. Ajarkan anak tentang Surah An-Nur tentang masalah hijab dan lainnya, semata untuk menjaga keimanan mereka agar terhindar dari perbuatan zina dan maksiat.

7. Menikahkan mereka saat usia mereka sudah cukup untuk menikah.

Pernikahan adalah sesuatu yang sejalan dengan fitrah manusia dan sesuai sunah Rasulullah saw. Rasulullah bersabda sesuai yang termaktub dalam hadis Bukhari dalam Kitabun Nikah (4677 ) dan Muslim (2485), ”Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian mempunyai kemampuan untuk menikah, maka menikahlah karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan. Namun barang siapa yang tidak mampu, maka ia harus berpuasa karena berpuasa adalah penekan nafsu syahwat."

Demikianlah syariat Islam memberikan rambu-rambu tentang pendidikan kepada anak agar tidak terlena dengan pendidikan di luar Islam yang banyak merusak era generasi saat ini.

Double Bay, 27 Agustus 2022[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Andrea Aussie (Pemred NarasiPost.Com
Andrea Aussie Pemred NarasiPost.Com
Previous
Menapaki Jalan Dakwah bersama Sahabat Salihah
Next
Kegagalan Pembentukan Karakter Antikorupsi dalam Dunia Pendidikan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram