"Orang tua harus menjadikan juru dakwah ini sebagai pondasi kokoh sebelum anak menjadi sesuatu yang lain, sehingga saat mereka menjadi sesuatu yang lain itu, jiwa juru dakwah itu telah ada dan menghiasi kehidupan mereka."
Oleh : Novida Sari,S.Kom
NarasiPost.Com-Orang tua muslim visioner, harus betul-betul mempersiapkan anak dan keluarganya agar senantiasa berada dalam keridaan Allah Swt. Benar-benar mempersiapkan anak-anaknya agar tidak terjerumus ke dalam api neraka. Sebagaimana firman Allah Swt. di dalam surah At-Tahrim [66], ayat ke 6, “Hai orang-orang yang beriman! Peliharalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah batu dan manusia, yang penjaganya adalah malaikat-malaikat kasar dan keras yang tidak durhaka kepada apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepada mereka dan mereka (malaikat) senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Ayat ini mengingatkan orang tua muslim visioner agar membesarkan dan mendidik anak-anak mereka tidak hanya berorientasi tidak masuk neraka, akan tetapi berharap agar dipertemukan kembali kelak di dalam surga-Nya Allah Swt. Sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Swt. di dalam surah Ath-Thur [52], ayat ke 21, “Dan orang-orang beriman, beserta anak cucu yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka.” Setiap orang beriman akan senantiasa mengidam-idamkan janji Allah Swt. ini dan mengupayakan untuk meraihnya. Sehingga orang tua beriman akan menjadikan ini sebagai orientasi hidup.
Kiat Menanamkan Perjuangan Islam pada Anak
Ada enam kiat dalam menanamkan perjuangan Islam pada anak.
Pertama, tanamkan kepada mereka nilai-nilai perjuangan Islam, ruhul dakwah dan ruhul jihad. Pahamkan bahwa nilai-nilai perjuangan ini merupakan perintah Allah Swt. kepada umat Islam. Karena umat Islam adalah umat terbaik. Demikian juga anak, ia juga bagian dari umat terbaik, Sebagaimana firman Allah Swt. di dalam surat Ali Imran [3], ayat ke 110, “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” Pada ayat ini Allah Swt. memberikan syarat dalam meraih gelar umat terbaik ketika umat Islam beramar makruf nahi mungkar yang merupakan nama lain dari dakwah, dan semua ini dilakukan karena iman kepada Allah Swt.
Oleh karena itu, wajib menjadikan diri dan anak sebagai juru dakwah (dai). Bahkan, orang tua harus menjadikan juru dakwah ini sebagai pondasi kokoh sebelum anak menjadi sesuatu yang lain, apakah kelak ia menjadi dokter, akuntan, teknisi ataupun yang lain. Sehingga saat mereka menjadi sesuatu yang lain itu, jiwa juru dakwah itu telah ada dan menghiasi kehidupan mereka.
Juru dakwah menjadikan anak sebagai sosok yang memiliki empati sedini mungkin terhadap umat dan sekitarnya. Sehingga tatkala ia melihat kemungkaran, ia akan menegurnya, tidak bisa diam membiarkan atau bahkan malah terbawa dengan kemungkaran tersebut seperti tawuran, bolos, curang, mencuri, menjadi aktivis pacaran, dsb. Karena anak yang telah tertanamkan nilai perjuangan Islam akan gelisah dan galau saat melihat kemungkaran teman-temannya. Sehingga pada akhirnya anak akan mengajak teman-temannya untuk menjadi hamba Allah Swt. yang saleh. Tentunya, sebelum ini terjadi, orang tualah yang lebih dulu memiliki nilai perjuangan Islam, ruhul dakwah dan jihad.
Kedua, kenalkan anak dengan kehidupan Rasulullah Saw. yang sarat akan perjuangan dalam menegakkan Islam. Tidak cukup hanya dari sisi kebaikan akhlaknya yang tidak pernah marah, penyayang. Tetapi juga harus disampaikan bagaimana ketegasan Rasulullah Saw. dalam menolak tawaran-tawaran kaumnya untuk memintanya meninggalkan dakwah dalam menegakkan kalimat tauhid dan meninggalkan peradaban yang rusak pada waktu itu. Bagaimana Rasulullah Saw. tetap bertahan meskipun difitnah, diboikot sampai terancam jiwanya.
Hal ini sangat penting, karena anak memiliki keteguhan di dalam beragama, tak peduli ia berdiri di hadapan siapa pun kelak. Anak akan menjadi seorang yang berprinsip tanpa menoleransi nilai-nilai Islam secara hakiki di hadapan manusia, apalagi hanya sekadar menyenangkan hati manusia.
Untuk itu, orang tua dapat terbantu dengan mengadakan kitab sirah nabawiyah secara utuh di rumah. Hingga anak paham bahwa Rasulullah Saw. adalah manusia paripurna, berakhlakul karimah dan memegang prinsip seperti Rasulullah Saw.
Ketiga, menjaga anak agar tidak terlenakan dengan hiburan yang bersifat duniawi. Apalagi sekarang adalah zamannya media sosial dengan beragam jenis. Jangan sampai anak terbawa pada hiburan yang tidak berfaedah. Seperti larut dengan budaya K-Pop, games, selebgram, geng motor, perkumpulan ini dan itu.
Pada dasarnya, hiburan tidak dilarang di dalam Islam. Asalkan tidak melalaikan dan tidak menyimpang dari kaidah ajaran Islam.
Keempat, berikan tempat pendidikan yang baik, yang menanamkan dan mengajak anak untuk memperjuangkan Islam. Tidak hanya asal sekolah atau pesantren, tidak hanya karena nama yang tersohor. Umat butuh orang alim yang berjuang, bukan orang alim yang sibuk dengan keilmuannya tetapi abai dengan perjuangan dakwah Islam.
Kelima, libatkan anak dengan kegiatan-kegiatan dakwah dan perjuangan. Jangan titipkan anak di tempat penitipan ketika ada agenda. Jangan jauhkan apalagi membentak anak tatkala mengikuti kajian baik online ataupun offline. Kenalkan pada mereka bagaimana kondisi umat hari ini. Komunikasikan kepada mereka tentang saudara seakidah yang tengah berjuang demi agama mereka seperti muslim Palestina yang dijajah oleh entitas Yahudi, muslim Uyghur, Rohingya dan wilayah lain sehingga membuka wawasan mereka, mengetahui mengapa ini terjadi dan bagaimana solusi tuntas akan hal ini semua.
Keenam, doakan anak dengan doa-doa terbaik di waktu-waktu terbaik. Mohon kepada Allah Swt. agar anak keturunan kita diperkenankan Allah Swt. menjadi generasi yang taat, generasi pejuang Islam yang terpercaya hingga nanti mereka menutup mata.
Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan hidayah dan petunjuk kepada orang tua muslim visioner dalam menanamkan perjuangan Islam kepada anak-anak mereka, sehingga Islam akan senantiasa terjaga dan berada dalam rahmatan lil ‘alamin tatkala perjuangan ini selalu dilaksanakan dan diupayakan. Wallahu a’lam.[]