Menyiapkan Calon Ulama Masa Depan

"Tidak ada kata untuk tidak mencetak generasi calon ulama untuk mendampingi umat menuju peradaban baru, yaitu peradaban emas era khilafah."


Oleh: Isty Da'iyah

NarasiPost.Com-Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun, sudah lebih dari 584 ulama selama pandemi ini dipanggil oleh Allah Swt. Jumlah 584 lebih ulama itu bukan hanya sekadar hitungan angka. Mereka adalah lautan ilmu dan permata umat. Di antara mereka, ada lautan ilmu bahasa arab, ahli ilmu hadis, ahli ilmu tafsir, ilmu fiqh, ahli ilmu warits, dan para hafidz Al-Qur'an, dan lain sebagainya.

Laksana bintang yang padam, begitulah ibarat jika ulama pergi meninggalkan kita yang ada di dunia ini.

Seperti sebuah hadis Rasulullah saw. yang berbunyi:

"Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama” (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dari Abu Darda').

Oleh sebab itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengimbau kepada para kyai dan santri di mana pun berada, untuk terus waspada terhadap penyebaran virus Covid-19 ini. Protokol kesehatan di wilayah pesantren harus dijalankan sesuai dengan ketentuan yang sudah berlaku. Karena sejak pandemi, ulama ataupun kyai yang meninggal telah mencapai angka 584 orang. (detikNews 5/7/21).

Terlepas dari fakta kegagalan pemerintah dalam mengatasi pandemi yang sudah terjadi lebih dari satu tahun ini, maka sebagai seorang muslimah, sudah seharusnya kita segera bangkit dan berjuang sekuat tenaga untuk mencetak dan mengader kembali ulama-ulama melalui tangan-tangan kita.

Sudah saatnya setiap muslimah memacu diri untuk menjadi ibu dan pendidik generasi dengan mengader anak-anak menjadi ulama-ulama hebat pada masa depan. Dengan melihat dan merasakan berbagai perkara yang terjadi di sekitar kita, mengharuskan seorang muslimah berpikir bagaimana agar generasi yang akan datang bisa menjadi pembuka lahirnya sebuah peradaban Islam.

Karena itu, perlu cara dan upaya terbaik dari seorang muslimah, untuk mencetak dan mengader mereka menjadi generasi rabbani yang tangguh dan memiliki kemuliaan, generasi yang kelak berada pada barisan orang orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, yang akan mejadikan Al-Qur'an dan sunnah sebagai petunjuk serta solusi atas seluruh persoalan. Hal ini karena menyiapkan generasi calon ulama masa depan adalah tanggung jawab kita semua.

Islam telah memberikan solusi yang sudah terbukti bisa menghasilkan para ulama dan ahli ilmu di masanya. Jadi, sudah seharusnya kita juga menapaki jalan yang sama seperti jalan yang pernah ditapaki oleh ibunda para ulama zaman terdahulu, seperti ibunda Imam Syafi'i misalnya.

Ibu calon ulama merupakan muslimah yang mampu melihat sesuatu yang benar walaupun dihalangi oleh tabir tebal. Dia adalah orang yang selalu berjalan pada agama Islam, yakni agama sempurna yang akan menjadi solusi di setiap kehidupan muslimah dalam mendidik putra dan putrinya.

Ibu calon ulama adalah muslimah yang menjadikan Al-Qur’an dan hadis Rasulullah sebagai pedoman hidupnya dan seluruh keluarga. Karena itu, dia akan menempuh langkah-langkah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw., di antaranya adalah:

Pertama, mencintai Al-Qur’an dan menerapkannya dalam setiap tingkah laku. Pendidikan pertama ada di dalam keluarga. Materi pertama dalam pendidikan keluarga seharusnya adalah Al-Qur’an, yang diajarkan sejak dalam kandungan, bahkan dimulai saat calon ayah mencari calon Ibu yang salehah untuk calon anaknya. Memberikan ilmu tentang Al-Qur’an, kelak menjadi petunjuk saat di persimpangan dan di kegelapan jalan.

Mengajarkan kisah-kisah juga sangat penting. Al-Qur’an, 80 persen berisi kisah-kisah yang dapat dijadikan ibrah dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan hanyalah sejarah yang berulang. Jika dulu pernah ada kaum sodom sehingga datang kemurkaan Allah, maka di abad 21 ini, kaum yang menyukai sesama jenis juga kita dapati. Pun demikian dengan adanya penguasa yang zalim.

Kedua, menanamkan adab dan menerapkannya dalam kehidupan karena Islam sangat menjaga adab dan akhlak, lisan dan sikap yang terjaga dari keburukan. Dahulukan adab sebelum berilmu adalah salah satu bagian yang harus diperhatikan.

Ketiga, menanamkan sikap kepada anak untuk memelihara dan mencintai ilmu. Keluarga yang mencintai ilmu senantiasa bertadarus ilmu dan Al-Qur'an, serta mencarikan guru dan sekolah terbaik untuk putra-putri mereka. Siapa yang menjadi guru dan murabi, juga harus dijadikan hal yang utama. Begitu juga dengan pembelajaran dengan seorang guru, ada proses transfer ilmu dan proses berfikir, ada pembelajaran bagaimana adab menuntut ilmu diterapkan.

Keempat, menjaga proses pendidikan dengan lingkungan yang kondusif agar anak mempunyai karakter manusia pejuang dan siap menjadi calon ulama hanif yang dinantikan umat. Caranya dengan membangun pendidikan keluarga yang benar, dilanjutkan dengan budaya ilmu yang memasyarakat. Karena itu, perlu penjagaan dan perlindungan terhadap proses pendidikan yang berlangsung, penjagaan dari pemikiran-pemikiran dan ideologi yang merusak. Ada peran keluarga, Individu dan masyarakat yang berkesinambungan dalam mewujudkan calon ulama agen peradaban. Hal ini akan terlihat di pesantren-pesantren ideologis.

Kelima, melibatkan anak dalam proses dakwah karena setiap kita sejatinya adalah pengemban dakwah, yaitu penyeru kepada kebaikan dan pencegah segala kemungkaran. Libatkan anak untuk berani bersikap dalam menyampaikan amal ma'ruf nahi mungkar. Melibatkan anak untuk berdakwah adalah energi yang bisa ditranfer kepada anak agar menjadi generasi calon ulama yang unggul dalam segala hal.

Dan yang terpenting adalah, mengharap rida Allah Swt. Semoga setiap keluarga muslim sadar bahwa dari mereka akan terlahir dan terdidik generasi yang akan memikul amanah Allah sebagai khalifah di muka bumi. Karena itu, tidak ada kata untuk tidak mencetak generasi calon ulama untuk mendampingi umat menuju peradaban baru, yaitu peradaban emas era khilafah.

Dan hal yang tidak bisa ditinggalkan adalah langitkan do'a-do'a terbaik untuk anak-anak calon ulama masa depan kita agar mereka menjadi pemimpin bagi orang-orang yang beriman.

Seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an surat al -Furqon ayat 74, yang berbunyi:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS Al Furqon: 74).

Semoga kita bisa menjadi bunda-bunda salehah yang bisa mencetak dan mengader generasi calon ulama untuk masa depan yang gemilang. Aamiin ya raabal'alamin.

Wallahua'lam bi shawaab[]


photo : google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Pendidikan Seks Dini, Racun Manis Berbalut Edukasi
Next
Menilik Anggaran RS dan Nakes di Tengah Ledakan Covid-19
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
1 year ago

Luar biasanya seorang ibu mampu mencetak generasi saleh, pewaris para ulama.

Keren mba Isty naskahnya membuat adem di hati

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram