” Untuk menjaga anak-anak dari arus pemikiran liberal dan sekuler, berpikir cemerlang harus didukung dengan berpikir serius. Berpikir serius artinya berpikir tentang sesuatu dan berusaha mewujudkan sesuatu tersebut.”
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Di tengah gempuran sistem sekularisme yang rusak dan merusak, orang tua tentu menginginkan buah hati tidak mudah terbawa arus kerusakan tersebut. Berbagai cara dilakukan mulai dari menyekolahkan anak di sekolah berbasis akidah Islam, mengikuti berbagai parenting, memberikan seperangkat aturan, dan lain sebagainya. Sayangnya, tak semua orang tua membekali anak cara berpikir benar, cemerlang, dan serius. Di samping karena kesibukan orang tua, tak jarang pula orang tua telah memercayai penjagaan anaknya kepada lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal.
Walhasil, saat anak terlihat baik-baik saja, sebagian dari mereka justru melakukan tindakan yang bisa menjerumuskannya ke dalam lubang kemaksiatan. Lalu, bagaimanakah orang tua harus menyikapi hal ini?
Berpikir Benar
Mengajari anak untuk berpikir benar memang harus dilatih sejak dini. Berpikir benar merupakan modal, agar anak mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Berpikir benar adalah berpikir sesuai dengan syariat Islam. Berpikir merupakan aktivitas yang memiliki empat komponen dasar. Yaitu fakta, alat indra yang menangkap fakta, otak yang sehat untuk mencerna fakta tersebut, dan informasi yang sebelumnya didapatkan. Seorang anak dikatakan berpikir ketika anak mengaitkan antara fakta dengan informasi yang didapatkan sebelumnya.
Dalam menjalani aktivitas kehidupan, jika anak beraktivitas hanya karena mengikuti pola yang terus berulang tanpa mengaitkan fakta dengan informasi sebelumnya, maka anak tidak dikatakan berpikir akan tetapi ia hanya melakukan pengulangan. Ketika orang tua hendak mengajari anak berpikir benar, maka orang tua harus memperbanyak informasi sebelumnya mengenai berbagai hal agar anak dapat mempertimbangkan baik dan buruknya.
Memberikan informasi sebelumnya merupakan hal yang penting dan harus diberikan orang tua kepada anaknya. Sebagaimana Allah Swt. mengajarkan kepada Nabi Adam a.s. melalui firman-Nya,
*Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, ‘Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu benar.’" (TQS. Al-Baqarah: 31)
Berpikir benar dapat membantu anak untuk menimbang dan menyelesaikan masalahnya berdasarkan syariat Islam.
Berpikir Cemerlang
Berpikir, memiliki tiga tingkatan. Pertama, berpikir dangkal. Berpikir dangkal hanyalah memindahkan fakta ke dalam otak. Menelan apa adanya fakta yang ada, tanpa diikuti dengan fakta yang lainnya. Begitu ada fakta yang terindra, saat itu juga langsung dihukumi apa adanya. Misalnya ketika ada teman yang membuka aurat, seorang anak hanya menghukumi bahwa itu adalah perbuatan dosa. Tanpa mencari tahu apa penyebabnya teman tersebut melakukan perbuatan tersebut.
Kedua, berpikir mendalam. Berpikir mendalam terjadi ketika ada pengulangan dalam pengindraan fakta, mencari informasi yang lebih banyak dari informasi yang ada, dan lebih banyak mengaitkan informasi sebelumnya dengan fakta yang ada. Misalnya, ketika ada teman yang membuka aurat, maka anak tidak hanya mengetahuinya hukumnya, tetapi juga mencari tahu apa penyebabnya sehingga bisa memberikan solusi atas masalah yang ada.
Ketiga, berpikir cemerlang. Yaitu, berpikir mendalam ditambah memikirkan segala sesuatu yang ada di sekitar fakta dan yang berkaitan dengan fakta tersebut, hingga mendapatkan kesimpulan besar. Tak cukup dengan mendapatkan kesimpulan besar, berpikir cemerlang akan membawa kepada kebangkitan. Misalnya, ketika ada teman yang membuka aurat dan telah diketahui penyebabnya, maka anak akan melakukan evaluasi agar penyebabnya dapat terurai dengan detail tanpa menyisakan permasalahan. Anak akan memahami bahwa maraknya muslimah yang membuka aurat bukan sekadar permasalahan kasuistik melainkan permasalahan sistematis. Butuh peran negara untuk menjaga masyarakat agar selalu taat dan tidak membuka aurat di depan umum.
Agar anak memiliki kepribadian Islam, anak tidak cukup diajak berpikir mendalam melainkan harus cemerlang. Ini butuh latihan dan pembiasaan. Oleh karena itu, langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan banyak informasi sebelumnya lalu mengaitkan fakta yang ada dengan berbagai informasi. Setelah itu, ajak anak berpikir tentang segala konsekuensi atas tindakan yang akan dilakukan.
Berpikir cemerlang tidak boleh berhenti dalam kurun waktu tertentu saja. Ini harus selalu diasah meskipun anak telah balig dan terkena beban hukum Islam. Berpikir cemerlang juga harus diaplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan.
Berpikir Serius
Untuk menjaga anak-anak dari arus pemikiran liberal dan sekuler, berpikir cemerlang harus didukung dengan berpikir serius. Berpikir serius artinya berpikir tentang sesuatu dan berusaha mewujudkan sesuatu tersebut. Misalnya, berpikir tentang untuk menjaga aurat. Dalam hal ini, tidak hanya berpikir bagaimana menjaga aurat di dalam beraktivitas saja. Tetapi harus dipikirkan juga bagaimana mewujudkan sistem sosial di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan syariat Islam.
Berpikir serius merupakan bagian dari syariat Islam. Allah Swt. berfirman,
"Orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya, Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (TQS. Al-Ankabut: 69)
Berpikir serius membuat anak fokus dan memiliki tekad kuat untuk merealisasikan apa yang telah dipikirkannya. Tentu saja, ini membutuhkan penggambaran yang jelas akan tujuan yang ingin dicapai. Maka sebelum anak berpikir serius, anak harus memiliki pemikiran yang mendalam dan cemerlang. Setelah itu, anak harus membuat perencanaan, khususnya bagi anak yang sudah balig. Jika perencanaan telah dilakukan, maka anak harus membiasakan melakukan aktivitas tersebut secara rutin dengan target yang terukur. Anak juga harus siap untuk menanggung risiko atas setiap perbuatan yang dilakukan.
Penutup
Menjaga anak di zaman penuh fitnah tentu harus didukung dengan orang tua yang memiliki pemikiran mendalam, cemerlang, dan serius pula. Oleh karena itu, orang tua harus senantiasa mengasah pemikirannya dengan mengkaji Islam kaffah. Orang tua harus memahami bahwa anak merupakan representasi dari pendidikan dan pemikiran orang tuanya. Penting bagi orang tua untuk bersinergi dengan anak agar semua harapan orang tua dapat teraih. Sinergi ini bisa dilakukan dengan komunikasi yang baik, menanamkan kepercayaan kepada anak, dan senantiasa mendoakan anak. Insyaallah anak akan mudah diarahkan kepada kebaikan dan kebenaran. Wallahu a'lam bishawab.[]
jangan lupa selalu menitipkan anak anak kita pada Allah SWT.. sungguh hanya Dialah sebaik-baiknya penjaga..
Yups menjaga anak di zaman penuh fitnah tentu harus didukung dengan orang tua yang memiliki pemikiran mendalam, cemerlang, dan serius pula. Oleh karena itu, orang tua harus senantiasa mengasah pemikirannya dengan mengkaji Islam kaffah. Perlunya bimbingan dan pantauan agar anak tidak terlena akan dunia, Peran orangtua sangat-sangat dibutuhkan dalam hal ini!
Modal dasar orang tua untuk menjaga anak dari gempuran arus sekuler dan liberalisme dengan menanamkan cara berpikir cemerlang, ketakwaan, peran masyarakat juga negara sehingga fitrah akan tetap terjaga.
Benar, butuh pemikiran cemerlang sebagai modal besar dalam mendidik anak. Apalagi menjaga anak di lingkungan yang sekuler, di mana tak semua anak juga diberi pemahaman oleh keluarganya. Selain keluarga, tentu peran negara juga sangat penting.
Berpikir serius akan menghasilkan generasi yang teratur dan terurus yang berpandangan lurus yang berlandaskan akidah Islam. Suatu sistem yang datangnya dari Allah pasti tepat dan menghasilkan generasi cemerlang.
Berpikir serius agar generasi penerus terurus, terhindar dari pengaruh negatif yang berasal bukan dari aturan Allah. Generasi akan tumbuh cemerlang karena berlandaskan akidah Islam serta senantiasa mentaati aturan Allah secara sempurna.
Mari kita ajak anak dan keluarga untuk berpikir serius agar tidak tergerus arus sekularisme yang mengancam rapuhnya keimanan.
Maasyaallah, menambah pemahaman apa itu berpikir dangkal, mendalam, cemerlang, dan serius. Orang tua dulu yang belajar tentang berpikir cemerlang dan serius baru bisa mengajarkan anak. So, rang tua harus terus belajar dan menuntut ilmu Islam untuk memperoleh informasi yang benar. Tidak hanya sampai di situ juga mencari kajian-kajian yang mengajak berpikir cemerlang.
Benar. Orang tua harus terlebih dahulu memiliki pemikiran cemerlang.
Masya Allah, tulisannya rasa muhasabah. Ditengah gempuran sekularisme serta pemahaman moderasi yang dihembuskan, sangat penting bagi kita membekali anak-anak remaja pemahaman Islam secara menyeluruh (kaffah). Agar mereka mampu berpikir cemerlang dengan bekal mengkaji dan belajar. Semoga dengan ini, anak-anak bisa terhindar dari jebakan sekularisme.
Masya Allah! Mengajarkan kepada anak untuk berpikir cemerlang akan membuatnya mampu bertahan dari godaan lingkungan yang buruk.
Masyaallah tabarakallah. Setuju banget membentengi anak dg pemahaman yg benar sejak diri. Bersabar membersamai tumbuh kembang anak. Berharap mereka menjadi generasi saleh/salihah dg pemikiran cemerlang (al-mustanir)
Benar. Semua butuh proses, maka prosesnya dimulai sejak dini.