Mendamaikan Hati Saat Membersamai Buah Hati

"Banyak orang tua yang gagal membersamai buah hati karena putus asa dan kurang sabar. Saat membersamai buah hati, perlu mendamaikan hati. Memandang aktivitas tersebut sebagai konsekuensi keimanan sehingga akan ringan dijalaninya."

Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Anak adalah anugerah terindah dari Allah Swt. bagi tiap pasangan suami istri, kehadiran seorang anak adalah momen yang sangat dinantikan. Anak laksana malaikat kecil yang membuat rumah menjadi semarak, bercahaya, dan penuh kebahagiaan. Apalagi anak saleh disebutkan sebagai salah satu sumber pahala yang tak kan terputus walau nyawa telah terpisah dari raga. Sebagai mana hadis Nabi saw. berikut:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Apabila manusia mati, maka amalnya terputus kecuali karena tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya." (HR. Ahmad 9079, Muslim 4310, Abu Daud 2882 dan yang lainnya).

Maka, keberadaan buah hati begitu penting dalam kehidupan suami istri. Selain untuk pelipur lara kala sedih, penyemangat kala semangat menurun, penghibur saat gundah menyapa, buah hati juga bisa menjadi pahala investasi bagi kedua orang tuanya. Buah hati bisa mengantar orang tua ke surga saat ia menjelma menjadi anak saleh. Tentu saja, menjadikan buah hati berpredikat anak saleh bukan perkara mudah, namun pasti bisa diwujudkan bagi siapa saja asal orang tua berkomitmen membersamai anak sepenuh hati.

Membersamai buah hati butuh pengorbanan, bukan sekadar materi semata, namun orang tua dituntut mendidik, mengasuh, dan menjaganya dengan fisik, hati, dan jiwa yang hadir utuh di hadapan anak. Membersamai tumbuh kembang buah hati, baik fisik, akal, maupun jiwanya diperlukan ilmu, keteguhan, dan keistikamahan. Banyak orang tua yang gagal membersamai buah hati karena putus asa dan kurang sabar. Saat membersamai buah hati, perlu mendamaikan hati. Memandang aktivitas tersebut sebagai konsekuensi keimanan sehingga akan ringan dijalaninya.

Jebakan-jebakan sistem kapitalisme saat ini menari-nari dalam kehidupan rumah tangga. Sistem itu menyusupkan rasa takut pada suami istri untuk punya anak. Berbagai varian alasan muncul, mulai kesulitan ekonomi, kekhawatiran tak dapat membersamai buah hati, sampai rasa enggan seorang istri untuk menjadi ibu. Padahal, perkara lapang dan sempitnya rezeki itu urusan Allah, manusia wajib berikhtiar dan berdoa. Sementara terkait membersamai buah hati, sebenarnya hadanah bagi anak usia prabalig adalah tanggung jawab ibu. Ibu yang seharusnya full hadir membersamai buah hati. Dibutuhkan kelapangan hati agar rida dan bahagia membersamai buah hati.

Berapa pun jumlah anak, satu, dua, tiga, atau lebih banyak lagi tak akan berpengaruh pada orang tua yang telah damai hatinya untuk membersamai buah hati. Ketika hati damai dalam hadanah, maka stres ataupun depresi akan menjauh dari kehidupan orang tua. Justru kebahagiaan yang akan menyertai setiap langkahnya. Ada beberapa langkah bagi orang tua agar mampu mendamaikan hati saat membersamai buah hati, antara lain:

1. Niat memiliki anak karena Allah

Semua bermula dari niat. Anak bukan sekadar penerus nasab atau untuk berbangga-bangga karena memiliki keturunan, tapi lebih pada tabungan amal orang tua di keabadian kelak. Maka, perlu niat yang lurus karena Allah saat pasangan berkomitmen memiliki anak. Sebab, ketika berat membersamai buah hati, orang tua bisa merujuk pada niat lillah ini.

2. Giat menuntut ilmu

Al-ilmu qoblal amal, ilmu sebelum amal bukan sebatas jargon, tapi benar adanya. Seni hadanah membutuhkan hadirnya ilmu. Bagaimana mendidik bayi, anak usia 1 tahun, dan seterusnya tentu ada ilmunya. Sebab, setiap fase usia anak, perlakuannya pun berbeda. Demikian pula membersamai anak laki-laki dan perempuan juga akan berbeda perlakuannya. Oleh karena itu, butuh ilmu agar bisa meminimalisasi kekeliruan. Ilmu juga bisa memberikan efek rasa tenang di hati karena orang tua akan mudah membersamai buah hati.

3. Meminta nasihat pada orang saleh

Sungguh benar sabda Rasul saw. setiap muslim diminta berkumpul dengan orang saleh. Tujuannya bukan semata agar tampak saleh, namun agar ketularan beramal saleh. Setiap orang tua perlu belajar dan meminta nasihat pada orang saleh dalam urusan hadanah. Sehingga, saat orang tua salah langkah atau ada sedikit kekeliruan dalam membersamai anak, maka teman yang saleh mengingatkan. Kedamaian hati saat berkumpul dan menerima nasihat dari orang saleh akan membuat orang tua tenang dan senang membersamai buah hati.

4. Melangitkan doa kepada Allah

Amboi, sombong nian jika manusia enggan berdoa pada Allah, begitupun orang tua yang enggan berdoa. Untuk mendamaikan hati saat membersamai buah hati harus ada taburan doa yang menghiasi. Dengan doa, orang tua bisa melibatkan Allah dalam setiap proses membersamai buah hati. Sehingga, kedamaian hati akan mudah diraih.

Demikianlah langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk mendamaikan hati dalam membersamai buah hati. Hati yang tenang dan damai bisa mendatangkan energi positif bagi anak dalam mengarungi peliknya kehidupan. Bahkan, orang tua akan menuntun buah hati berkepribadian Islam yang tangguh.[]


Photo : Pinterest

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Terapkan Islam Kaffah, Negara Muslim Takkan Mudah Dilecehkan!
Next
Pajak Sumber APBN Utama, SDA Dibawa ke Mana?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram