Sikap peduli orang tua merupakan bukti kasihnya untuk anak. Jangan biarkan mereka terjebak sendirian karena pengaruh LGBT sudah merajalela.
Oleh. Mahyra Senja
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Dalam dunia digital saat ini LGBT semakin gencar mengancam generasi muda Indonesia. Pergaulan remaja yang mudah dipengaruhi oleh ketimpangan sosial mulai meresahkan warga terutama para orang tua. Masalahnya kaum LGBT sudah dilindungi payung hukum, sehingga makin banyak kaum LGBT yang bebas memberikan pengaruhnya. Sekarang, tinggal bagaimana peran orang tua untuk melindungi buah hatinya agar tidak terkena imbas dari pengaruh buruk kaum LGBT.
Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) telah merebak di seluruh dunia. Secara kasat mata memang tidak terlihat pergerakannya di medsos, tetapi ternyata mereka sangat gencar untuk membuat film, tayangan, dan postingan yang viral. Miris, itulah yang terjadi. Di tengah krisis moral generasi muda saat ini LGBT menjadi polemik. Apalagi, bila semua hal yang berbau LGBT mudah diakses oleh semua lapisan umur, tentu ini akan sangat berbahaya. Terutama pada anak-anak.
Dunia internasional dikejutkan oleh Yunani. Kini negeri tersebut ikut melegalkan pernikahan sesama jenis. Tentu saja kaum LGBT sangat bahagia, setelah undang-undang itu disahkan. Ya, Yunani menjadi negara ke-37 yang yang melegalkan adopsi anak oleh orang tua sesama jenis. RUU ini disahkan oleh Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis. Sementara di Indonesia, LGBT sudah makin menjamur. Mereka beraksi di tempat umum, salah satunya di Taman Viaduk Jatinegara Jakarta Timur.
Sekelompok kaum LGBT ini sering berkumpul dan menyatu dengan masyarakat. Mereka mengadakan kegiatan hiburan, pesta, dan berbagai macam acara pertemuan. Hal ini tentu meresahkan masyarakat sekitar karena di tengah krisis moral, generasi muda kita mudah dipengaruhi oleh para pelaku LGBT. Di sinilah seharusnya peran agama menjadi filter agar generasi muda tidak mudah terpengaruh dan lebih tangguh.
Sebagai seorang pendidik, saya merasa prihatin. Seharusnya hal ini perlu dicegah agar tidak banyak merebak. Terutama bagi generasi muda Islam. Belum lama saya menemukan fakta, seorang pelajar mencium teman sesama jenisnya di kelas. Sebagai pendidik, tentu saja kami mempunyai tugas besar untuk memberikan edukasi serta nasihat pada anak tersebut karena hal ini dianggap lumrah olehnya. Sayangnya banyak anak yang menganggap hal itu sebagai candaan belaka.
Perkembangan jiwa pada anak remaja yang labil mudah dipengaruhi dan diprovokasi oleh hal negatif. Mereka tidak berpikir bahaya yang akan diakibatkan oleh LGBT ini, salah satunya adalah penyakit Aids/HIV sehingga hal ini mudah terjadi dan kita tidak boleh tinggal diam. Setiap sekolah dan keluarga perlu memperhatikan masalah ini. Jangan sampai terjadi hal buruk seperti yang terjadi di Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Di sana perkembangan LGBT meningkat sebesar 100 persen.
Azab bagi Pelaku LGBT
Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt. menggambarkan tentang dahsyatnya azab pelaku LGBT ini. Pada zaman Nabi Luth a.s. telah tertera dalam surat An-Naml ayat 54: “Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan hina itu dan kalian memamerkannya?” Kemudian pada ayat 55 berbunyi: “Mengapa kamu mendatangi laki-laki dengan nafsu(mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kalian adalah kaum yang bodoh.”
Kandungan kedua ayat tersebut telah menjelaskan dengan gamblang bahwa perbuatan hina kaum nabi Luth yaitu para pelaku homo seksual. Seorang lelaki menjalin hubungan dengan laki- laki dan memamerkannya di hadapan orang lain. Tindakan bodoh kaum Nabi Luth ini mendapat teguran langsung dari Allah Swt. dan siapa pun tidak dapat lari dari azab-Nya.
Dalam surah Ash-Syu’araa’ ayat 165 Allah Swt. berfirman: “Mengapa kamu mendatangi (menyukai) jenis lelaki di antara manusia.” Sedangkan pada ayat 166 berbunyi: “Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.”
Dalam surat tersebut diterangkan juga bahwa kaum homo seksual meninggalkan istri-istri mereka dan saling menyukai sesama jenis, padahal Allah telah mengatur tentang masalah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Sebab itulah mereka disebut sebagai kaum yang melampaui batas.
Dalam surah Huud ayat 81 Allah Swt. berfirman: “Para utusan (malaikat) berkata: 'Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya, saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh, bukankah subuh itu sudah dekat?'”
Allah juga berfirman dalam surah Hud ayat 82 yang berbunyi: “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.”
Kedua ayat tersebut mengandung ibrah tentang azab yang diberikan pada kaum Nabi Luth. Terutama bagi kaum lesbian yang menyukai sesama jenis. Hukuman Allah secara langsung diberikan untuk kaum Nabi Luth. Mereka dihujani batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Sungguh luar biasa azab yang diberikan Allah Swt. bagi para pelaku LGBT. Semoga kita tidak termasuk didalamnya.
Belum lama saya menyaksikan tayangan di YouTube. Di sana beredar kisah remaja yang sedang makan enak di sebuah restoran. Awalnya kedua orang remaja laki-laki itu hanya makan bersama. Rasa bahagia terpancar saat ditraktir oleh kawannya. Namun, setelah itu dia sangat terkejut karena ternyata temannya ada maksud lain. Dengan iming-iming makan gratis itu, dia malah diminta untuk jadi pacarnya.
Tentu saja hal ini menjadi bumerang, ketika persahabatan yang dibangun dengan cara baik, ada maksud tertentu. Ya, kita tidak tahu latar belakang seseorang bersikap baik dan punya misi tertentu. Bisa jadi ketika dia sudah menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada perilaku LGBT, kita harus peka dan berusaha untuk menjauhinya. Bagaimana jika kita berperan sebagai orang tua? Tentu kita tidak bisa membatasai pergaulan anak-anak bukan?
Cara Menyikapi
Bagaimana kita tidak khawatir dengan pergaulan remaja saat ini yang sulit dikendalikan dan kita harus bisa tarik ulur agar tidak mudah terjebak oleh pergaulan yang buruk. Sebab di zaman ini, kecepatan teknologi sudah semakin canggih dan kita tidak tahu akan nasib anak-anak kita kedepannya. Beberapa solusi dapat dilakukan berdasarkan faktor penyebab munculnya LGBT.
Secara umum, solusi untuk penyembuhan penyakit LGBT ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu solusi internal dan solusi eksternal. Solusi internal misalnya perlu adanya kesadaran dan kemauan untuk sembuh, serta kesungguhan melakukan perubahan. Sedangkan solusi eksternal dapat berupa dukungan keluarga dan orang-orang dekat agar mau membebaskan diri dari lingkungan LGBT.
Saat proses penyembuhan bagi para pelaku LGBT, orang tua bisa berkonsultasi dengan psikolog. Selain itu, sibukkan anak dengan kegiatan yang positif, putus mata rantai LGBT dengan bersosialisasi di lingkungan baru bersama teman baru yang lebih positif, kembangkan minat dan bakat anak serta berikan asupan ilmu agama. Mendoakan anak agar segera menjemput hidayah. Ketika hidayah itu datang ke dalam lubuk hati mereka, kita harus dukung dan memotivasinya.
Kemudian, tetap berkonsultasi ke dokter untuk menangani masalah penyakit yang diakibatkan oleh pengaruh LGBT ini. Sebagai orang tua kita perlu melakukan pendekatan pada anak. Maka, hubungan orang tua dengan anak mestinya terjalin baik. Jangan dengan emosi yang membuatnya makin jauh dari orang tua. Mendidik dengan cinta perlu kesabaran.
Islam adalah solusinya. Mendidik anak dengan agama, salah satu cara agar anak punya fondasi yang kuat. Mulai sejak kecil kita ajarkan anak-anak tentang masalah perbedaan lawan jenis, apa yang boleh disentuh dan tidak, serta berikan edukasi pada anak agar mereka bisa menjaga dirinya. Terutama agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh pelaku LGBT. Ya, caranya awasi pergaulan anak, tetapi tidak berlebihan.
Mari menjaga anak-anak kita dari tontontan dan tayangan di medsos. Sikap peduli orang tua merupakan bukti kasih untuk kebahagiaan anak di masa depan. Jangan biarkan mereka terjebak sendirian karena pengaruh LGBT sudah merajalela. Jangan lupa berdoa pada Allah Swt agar kita bisa menjaga amanah menjadi orang tua yang bisa mendidik dan membimbing anak ke jalan-Nya. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Wallahu a'lam bishawaab. []
Liberalisme telah membuat kita selalu merasa cemas dan was-was.
Astaghfirullah. Di kelas pun berani berbuat menyimpang? Ngeri banget
Ya Allah, ngeri dan miris lihat kondisi generasi saat ini. Kadang orang tua juga gak tau kalau anaknya ada tanda-tanda LGBT. Ini pelajaran penting bagi orang tua agar lebih memperhatikan anaknya.
Sudah parah apalagi dibiarkan di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Mereka berlindung di belakang HAM serta dukungan lembaga internasional. Makin nyaring lah bunyinya. Padahal, apa yang mereka lakukan sangat merugikan diri mereka sendiri di dunia apalagi di akhirat.