"Kekhawatiran seorang ibu tidak akan berhenti hanya sebatas perilaku anak dalam kasus tawuran saja, tetapi ada hal lain lagi yang sangat dikhawatirkan, yakni narkoba, miras dan pergaulan bebas. Sudah tidak asing lagi terdengar banyak para remaja yang terjerat narkoba dan miras pun lebih gampang didapat oleh para remaja. Tidak adanya aturan yang tegas dari pemerintah tentang miras, memungkinkan para remaja mengonsumsi miras dengan bebas meskipun di bulan Ramadan."
Oleh. Yanti Ummu Haziq
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Tidak terasa sudah beberapa hari kita berpuasa di bulan Ramadan, terlihat semangat berpuasa masih sangat tinggi untuk para umat muslim dalam melaksanakannya, tidak melihat apakah seseorang itu masih anak-anak ataupun seorang lansia, mereka semua sangat gembira dalam melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadan ini.
Bulan Ramadan adalah bulan penuh keberkahan, jika seorang muslim melaksanakan satu kebaikan maka pahala yang akan didapatkannya akan menjadi berlipat-lipat. Itulah kenapa umat muslim di bulan ini banyak yang berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, karena bulan Ramadan ini adalah sebuah momen untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.
Bagi seorang Ibu pun bulan Ramadan adalah bulan untuk memanjatkan doa setinggi langit dengan sangat berharap doanya dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Zaman sekarang banyak ibu yang putus asa dengan harapannya, mereka tidak bisa berpikir positif dan selalu khawatir dalam segala hal. Memang zaman sekarang ini pasti banyak hal yang dikhawatirkan seorang ibu, dari hal ekonomi yang semakin hari semakin membuat para ibu menjerit bahkan sampai hilang akal, dan ada juga kekhawatiran terhadap masa depan anak-anaknya yang terlihat semakin hari semakin buruk.
Dalam hal ekonomi banyak seorang ibu harus berperan ganda, karena mereka harus membantu suami dalam mencari nafkah, karena banyak suami yang penghasilannya minim dan tidak bisa memenuhi kehidupan keluarganya, bahkan banyak para suami yang harus kehilangan pekerjaannya karena makin maraknya PHK di negara ini, bahkan PHK ini sudah mendunia.
Dengan sekuat tenaga ibu harus merawat anak-anaknya sekaligus menafkahinya. Dalam hal ini pasti ada yang terabaikan atau harus dikorbankan, salah satunya mungkin peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya tidak akan maksimal. Mereka hanya berharap pada pendidikan anak-anaknya di sekolah, yang jika kita lihat sekarang ini banyak sekolah yang hanya mementingkan nilai prestasi setinggi-tingginya, dan minimnya perhatian atau tidak adanya tekanan dalam bidang pendidikan akhlak.
Pendidikan akhlak yang tidak terlalu diperhatikan dalam sistem pendidikan sekarang ini membuat pembentukan pribadi yang baik pada anak sangat minim. Maka itu banyak perilaku anak yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, dari anak usia SD sampai anak-anak remaja (SMP & SMA). Banyak kasus bullying yang terdengar dari seorang anak SD, mereka mencontoh yang mereka lihat, baik itu dari media sosial atau kehidupan nyata, bahkan saking parahnya perilaku si anak pada kasus bullying ini ada yang sampai menyebabkan kematian.
Di kalangan remaja pun banyak kasus tentang tawuran, banyak dari mereka yang membawa senjata tajam, mereka tidak segan untuk melukai lawan tawurannya, bahkan tidak hanya satu atau dua kasus yang menyebabkan kematian. Tetapi anehnya jika mereka tertangkap oleh pihak berwajib lalu setelah mereka bebas kembali, para remaja ini pun akan kembali melakukan aksi tawuran, seakan-akan tidak ada kapoknya.
Kekhawatiran seorang ibu tidak akan berhenti hanya sebatas perilaku anak dalam kasus tawuran saja, tetapi ada hal lain lagi yang sangat dikhawatirkan, yakni narkoba, miras dan pergaulan bebas. Sudah tidak asing lagi terdengar banyak para remaja yang terjerat narkoba dan miras pun lebih gampang didapat oleh para remaja. Tidak adanya aturan yang tegas dari pemerintah tentang miras, memungkinkan para remaja mengonsumsi miras dengan bebas meskipun di bulan Ramadan.
Seks bebas pada zaman sekarang ini menjadi hal yang biasa, tidak ada lagi rasa malu pada diri para remaja, dengan gampangnya kita bisa mendapati orang-orang bahkan para remaja yang sedang berzina. Belum lagi ada penyakit mental yang mengincar para remaja laki-laki yaitu gay, yakni hubungan sesama jenis, yang semakin hari semakin merajalela.
Itulah beberapa hal yang dikhawatirkan para ibu zaman sekarang. Semua masalah itu ada karena buah dari sistem Kapitalisme, sistem yang melahirkan paham sekuler yaitu memisahkan agama dari kehidupan, yang menjadikan anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang benar tentang akhlak. Mempraktekan adab-adab dalam pergaulan hanya sebatas didalam mesjid saja, sedangkan di luar mesjid bahkan di sekolah pun banyak yang ber akhlak buruk.
Sistem Kapitalisme juga menghasilkan kesenjangan ekonomi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin terpuruk. Bahkan di bulan Ramadan sekarang ini harga-harga bagan pokok semakin melonjak, membuat para ibu khawatir dan mereka harus memutar otak untuk dapat membeli semua kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh keluarganya.
Sungguh sangat miris, Ramadan yang harusnya adalah bulan yang membahagiakan bagi umat Islam, sekarang ini malah dimanfaatkan oleh sistem. Karena dalam sistem kapitalisme semua hal harus ada keuntungan berupa materi.
Di dalam Islam ekonomi yang diterapkan tidak akan membuat adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin. Negara akan mengatur solusi untuk ekonomi rakyat kecil, misalnya negara akan memberikan pekerjaan kepada setiap kepala keluarga yang tidak mempunyai pekerjaan, sehingga tidak akan ada seorang Ibu yang harus berperan ganda harus membantu atau menggantikan suami dalam mencari nafkah.
Harga kebutuhan pokok pun tidak akan naik setinggi langit, apalagi di bulan Ramadan. Sepatutnya jika mayoritas penduduknya adalah muslim maka negara akan menjamin penduduknya agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang tanpa merasa khawatir dengan harga-harga yang merangkak naik.
Pendidikan anak pun akan terjamin, para remaja dan anak-anak akan diutamakan pendidikan akhlaknya tanpa mengenyampingkan pendidikan yang lainnya. Sehingga mereka bisa memahami bagaimana cara menghargai orang-orang di sekitarnya dengan diseimbangi oleh ilmu yang lain didapatnya dari sekolah.
Para remaja dan anak-anak pun akan terjaga dari narkoba karena Islam mempunyai hukum yang memberikan efek jera. Miras dalam Islam hukumnya jelas haram, maka tidak akan ada yang mau mengonsumsi minuman tersebut.
Peraturan tentang cara bergaul atau bersosialisasi dalam Islam pun ada aturannya, yang bisa menjaga para remaja dari pergaulan seks bebas, sehingga membuat orang akan berpikir berpuluh-puluh kali jika ingin melakukan zina. Peraturan tentang sesama jenis pun jelas, dalam Islam haram hukumnya.
Hukum Islam menjaga perasaan seorang Ibu, karena hanya hukum Allah yang memberi semua solusi terhadap masalah yang ada di dunia ini, tinggal apakah manusia mau taat atau tidak. Bersikap taat seorang manusia adalah dengan cara menerapkan hukum syarait Allah secara kaffah.
Wallahu a'lam bish-shawab.[]
Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayagkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]