Habit Buah Hati di Bulan suci

"Tidak ada seorang yang lahir ke dunia, kecuali dalam keadaan fitrah. Maka, orangtua yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi.
(HR. Abu Hurairah)


Oleh: L. Nur Salamah, S.Pd
(Kontributor NP)

NarasiPost.Com-Membentuk habit (kebiasaan) yang baik, bukanlah suatu hal yang mudah. Ini membutuhkan keseriusan dan proses yang panjang. Apalagi membentuk habit si buah hati, jelas memerlukan kesabaran yang tiada batas karena suatu harapan yang besar harus disertai dengan pengorbanan yang besar dan luar biasa.

Anak adalah aset yang sangat berharga, tak ternilai oleh dunia beserta isinya. Oleh karena itu, mereka harus senantiasa dijaga dan dididik agar berakhlak mulia dan faqih dalam agama. Salah satu upaya untuk mendidik buah hati adalah dengan membiasakan tentang kebaikan, mengenalkan adab sebelum keimanan.

Proses mendidik, membutuhkan waktu yang tidak singkat. Hal ini karena untuk menjadikan sebuah kebiasaan harus diawali dengan proses latihan. Dalam proses latihan inilah, ada tahapan yang cukup sulit dan menguji kesabaran. Setelah latihan, maka butuh pengulangan, yang akhirnya melahirkan sebuah habit atau kebiasaan.

Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes, M.Pd, mengatakan bahwa berdasarkan penelitian, seseorang membutuhkan waktu 22 hari untuk membentuk suatu kebiasaan baru, terutama yang berkaitan dengan motorik. Demikian pula di Bulan Ramadhan yang mulia, berkisar antara 29 dan 30 hari. Ini adalah moment yang tepat untuk menanamkan hal-hal yang baru pada buah hati kita, terutama yang masih anak-anak dan balita, supaya mereka mempunyai sikap dan kepribadian sebagaimana yang kita harapkan.

Sikap dan kepribadian anak-anak bukanlah bawaan lahir yang tidak bisa diubah. Namun, terbentuk dari proses pendidikan dan latihan, serta pembiasaan sedini mungkin. Ini semua membutuhkan peran orang tua, yaitu ayah dan ibu karena pada dasarnya anak yang lahir ibarat kertas putih dan bersih. Mereka mau diwarnai seperti apa, tergantung orang yang mendidiknya.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda yang artinya,

"Tidak ada seorang yang lahir ke dunia, kecuali dalam keadaan fitrah. Maka, orangtua yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi."

Hadis di atas jelas menyatakan bahwa masa depan anak, sikap dan kepribadian yang melekat tergantung bagaimana orang tua dalam mendidiknya.

Oleh karena itu, di bulan suci Ramadhan ini, ada beberapa hal yang perlu ditanamkan untuk menjadi kebiasaan bagi anak-anak, antara lain:

1). Bangun Pagi Sebelum Subuh

Salah satu rutinitas di bulan Ramadhan adalah makan sahur, yang dilakukan sebelum tiba waktu Subuh. Setiap orang tua akan membangunkan anak-anaknya untuk melakukan aktivitas makan sahur, yang tentunya bukan suatu hal yang mudah. Apalagi untuk pertama kalinya, tentu membutuhkan kesabaran yang tinggi. Dengan demikian, waktu puasa yang tidak kurang dari sebulan, secara tidak langsung akan membentuk sebuah latihan dan pengulangan, yang akhirnya menjadi sebuah habit untuk tetap bisa bangun pagi setelah Ramadhan berakhir.

2). Puasa dan Mengendalikan Keinginan

Puasa merupakan kewajiban setiap muslim yang harus disampaikan kepada anak-anak. Dengan berpuasa, secara tidak langsung mengajarkan dan membiasakan kepada mereka untuk selalu sabar dan mengendalikan keinginan dalam membeli dan makan jajan. Setelah Ramadhan berakhir, diharapkan anak sudah terbiasa mengurangi aktivitas jajan. Dan tidak lupa memberikan penjelasan kepada mereka bahwa makanan yang dibuat oleh Bunda lebih sehat dan halal.

3). Saling Berbagi

Puasa adalah momen yang tepat untuk menjelaskan kepada anak, agar bisa merasakan lapar sebagaimana menimpa saudara kita yang fakir dan miskin, menumbuhkan rasa empati pada anak-anak. Dengan demikian, jika ada kelapangan rezeki, hendaknya saling berbagi.

4). Salat Tarawih dan Witir

Tarawih adalah salat sunah yang dilakukan hanya pada saat Ramadhan saja. Ini harus dikenalkan dan dicontohkan kepada mereka, terutama yang masih balita. Meskipun belum bisa menjalankan dengan baik, setidaknya otak mulai merekam semua aktivitas yang dilakukan oleh orang tuanya.

Demikianlah beberapa hal yang bisa ditanamkan kepada anak-anak dan balita untuk membiasakan amal kebaikan sedini mungkin agar terbentuk suatu kepribadian yang islami.

Allahu'alam bishowab[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Doa Bersama, Upaya Menggerus Keyakinan
Next
Akhir Pencarianku
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram