“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Oleh: Aya Ummu Najwa
NarasiPost.com - Setiap manusia diciptakan oleh Allah telah dilengkapi dengan naluri nau', yaitu naluri seksual yang menuntut dipenuhi. Dan Allah Subhanahu Wa ta'aala telah mensyariatkan pernikahan sebagai jalan yang diridai-Nya untuk manusia dalam melampiaskan naluri ini. Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan. Dan setiap pernikahan, pasti ingin mendapatkan keturunan sebagai penerus keluarga.
Begitu pun juga, setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang saleh, sebagai penyejuk pandangan mata, qurrata a'yun. Namun, kadangkala cita-cita hanyalah sebatas angan semata, tanpa realisasi. Tidak sedikit kita temui, banyak orang tua hanya berharap, namun tidak tahu dan tidak mau berusaha untuk mengetahui cara mendapatkan keturunan yang saleh. Bahkan, bukannya melakukan usaha agar harapannya menjadi kenyataan, akan tetapi malah semua aktifitasnya berbanding terbalik dengan apa yang diinginkan. Dan akhirnya kekecewaanlah didapat.
Banyak cara yang ditempuh para orang tua untuk mendapatkan anak yang saleh dan salehah. Mulai dari dimasukkan ke madrasah atau sekolah Islam terpadu, dengan harapan anak akan mendapatkan lebih banyak ilmu agama. Juga ke ma'had atau pesantren, yang kadang dianggap sebagai bengkel anak, ketika anak sudah mulai bandel dan sulit diatur, maka pesantren adalah pilihan tepat untuk mereparasinya, agar kembali menjadi baik lagi.
Bahkan, tidak jarang orang tua lebih fokus untuk membuat anak baik saja, atau bagaimana caranya agar anaknya menjadi baik. Sangat jarang sekali para orangtua mau melihat bahwa sejatinya orang tualah yang mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan karakter, perilaku dan kepribadian anak. Karena sejatinya anak akan meniru dan melakukan apa yang setiap hari ia lihat. Yang tentunya semua aktifitas kehidupan di rumah, terutama orang tua.
Ketika kita ingin anak-anak kita menjadi penghafal Alquran, maka tidak hanya cukup menyuruhnya belajar Alquran, mengirimnya ke rumah tahfidz, atau pesantren tahfidz saja, tanpa kita membiasakan dan menjalin hubungan yang akrab dengan Alquran. Ayah ibu sibuk dengan dunia tidak ada waktu membaca Alquran, kadang pun kata dan perilaku orang tua pun jauh dari Islam. Tentu ini akan mempersulit bahkan bisa menghambat cita-cita.
Peran penting orang tua sangatlah penting dan utama dalam pembentukan kepribadian anak. Tidak akan pernah bisa digantikan oleh ustaz, guru, profesor, manapun. Maka peran utama inilah yang harus kita maksimalkan. Karena mendidik anak dengan pendidikan Islam adalah wajib bagi setiap orang tua. Ketika orang tua tidak mampu dalam hal keilmuan, maka sudah seharusnya dia menambah terus tsaqofahnya, agar bisa mendidik putra-putrinya. Jika dia sudah berusaha dengan keras, namun juga masih sulit maka boleh meminta bantuan kepada para ahli ilmu. Namun ini bukan berarti kewajiban orang tua gugur dalam mendidik anak.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh” (HR. Muslim no. 1631)
Dengan mendidik anak dari kecil, maka sejatinya ada dua poin yang bisa kita ambil manfaatnya, yang pertama adalah kita sedang menyalurkan ilmu yang bermanfaat. Yang senantiasa kita harapkan adalah anak akan selalu membaca dan menyalurkan kembali ilmu yang kita ajarkan kepadanya, sehingga aliran pahala semoga senantiasa Allah berikan kepada kita. Yang kedua adalah, dengan mendidik anak kita dengan pendidikan Islam di rumah, sejatinya kita sedang mencetak anak saleh, yang kita harapkan kelak akan mendoakan kita, yang akan menjadi syafaat kita kelak di akhirat.
Allah Subhanahu Wa ta'aala pun telah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa memelihara diri dan keluarga kita dari api neraka. Karena sejati neraka disediakan oleh Allah untuk orang-orang yang ingkar terhadap aturan-Nya, serta bagi orang-orang yang abai terhadap dirinya sendiri dengan tidak mau mengenal Islam. Dengan mendidik anak dengan Islam sejati ya kita sedang berusaha untuk memelihara diri kita dan keluarga kita dari api neraka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Wallahu a'lam
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]