My Husband, My Bestfriend

"Suami bukan hanya pasangan, tetapi juga sahabat terbaik istri. Layaknya sahabat, pastilah menginginkan dan memberikan yang terbaik. Tak ada sahabat sejati yang ingin menjerumuskan. Meski kadang suka cuek, tampak tak peduli, namun sahabat selalu menyayangi kita apa adanya."

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Siapa orang terdekat kita saat ini? Orang yang bersama kita setiap harinya, orang yang menjadi tumpuan kita dalam keadaan apa saja, orang yang kita tak malu menceritakan apa pun padanya, orang yang tahu seluk-beluk diri kita luar dan dalam, orang yang kita lihat pertama kali saat bangun tidur? Bagi wanita yang sudah menikah tentu orang tersebut adalah suami. Pasangan adalah orang terdekat kita.

Di saat kita sedang sakit, suamilah yang merawat kita. Dialah yang membantu kita mengerjakan tugas-tugas yang sementara waktu tak bisa kita lakukan. Meskipun suami juga memiliki tugasnya sendiri, namun saat istri sedang tak mampu ia akan turun tangan meringankan.

Di saat kita mengalami kesulitan, suamilah yang menjadi penolong pertama kali. Kita tak ragu meminta bantuan padanya tentang apa saja. Mulai dari memasang gas, mengangkat galon, menggantikan popok anak, memandikan bayi, memperbaiki keran yang rusak hingga membelikan pembalut wanita, suami bersedia membantu kita. Hal-hal yang tampak remeh sekali pun, suami bisa menjadi andalan untuk dimintai bantuannya. Suami dan istri memang harus saling membantu dan memudahkan. Sebab, masalah kita pasti akan turut memengaruhi kelancaran aktivitas suami. Tak menolong istri, siap-siaplah merasakan dampaknya juga. Betul begitu bukan?! Hehe…

Di saat kita tak mengerti sesuatu hal, suamilah tempat kita bertanya. Mulai dari masalah politik hingga urusan rumah tangga kita tak malu bertanya padanya. Bahkan, untuk pertanyaan yang mungkin terdengar konyol, kita bisa dengan santai menanyakannya. Hal-hal yang mungkin tak bisa kita bertanyakan pada orang lain karena khawatir dianggap bodoh bisa kita mempertanyakannya dengan enteng pada suami. Dengannya, kita tak takut terlihat tidak pandai dan sejenisnya. Sebab dia adalah suami yang menerima kita satu paket komplet, kelebihan dan kekurangan kita semuanya.

Di saat kita sedang lelah dengan segala rutinitas, suamilah yang mengajak kita atau kita ajak untuk refreshing sejenak. Entah itu berjalan-jalan sekitar rumah, makan di luar, atau agak jauh sedikit ke pinggiran kota sambil menepi, menikmati gemercik air sungai yang bening dan memandang pepohonan hijaunya. Hanya di rumah saja sambil nonton film romantis atau komedi atau komedi romantis atau horor juga bisa seru bersamanya. Yang penting adalah keluar sejenak dari aktivitas rutin untuk mengembalikan keseimbangan mental dan pikiran biar tak lelah. Dengan suami di sisi pasti lebih tenang sebab bila butuh dana tinggal minta saja. Asyik, ya?! Hihi…

Di saat kita sedih, suami juga yang menjadi pelipur lara. Ketika kita sedang tak ingin melakukan apa-apa, dialah yang berusaha mengembalikan semangat kita. Bahunya menjadi tempat sandaran yang terbaik. Kita menangis di dadanya meluapkan segala kesedihan yang melanda. Dia memberi kita ruang untuk mengekspresikan duka dan kegalauan yang menghimpit. Dengan caranya yang mungkin out of the box, suami bisa melakukan apa saja untuk mengembalikan keceriaan dan kecerewetan istri yang sempat lenyap karena gempuran emosi.

Suami juga menjadi tempat kita berkeluh kesah dan curhat. Kita juga enak-enak saja ngomel tentang harga-harga barang yang naik dan berimbas pada stabilitas dapur. Kita juga lega bisa bicara panjang lebar, menumpahkan kekesalan kita tentang sesuatu atau seseorang tanpa takut dihakimi. Sebab suami tahu bahwa kita hanya sedang marah dan kesal saja, tak dendam atau iri dengki pada orang lain. Meskipun seringkali kita seperti bicara sendiri saat bersamanya, setidaknya rahasia kita aman ya! Boro-boro membocorkan rahasia, ingat dengan yang kita ceritakan padanya saja belum tentu lho! Tak mengapalah, sebab kita bisa mengeluarkan unek-unek semuanya.

Di saat kita sedang kecewa, suami juga ada memberikan penguatan. Tak selalu dengan kata-kata, bisa juga dengan kesediaannya mendengarkan apa yang ada dalam hati kita. Pokoknya, suami selalu ada dalam segala suasana. Meski, kadang tak persis seperti yang kita inginkan, namun keberadaannya sungguh melegakan dan menenteramkan.

Suami juga bisa menjadi teman berdiskusi. Kita bisa membicarakan apa saja dengannya. Pemikirannya tentang suatu hal sering manjadi rujukan kita. Apalagi yang menyangkut hukum agama, suami adalah orang yang kita ikuti. Dialah yang membimbing kita kepada jalan yang benar. Kita patuhi perkataan dan perintahnya selama tak melenceng dari syariat. Mau ke mana hidup kita, suamilah yang menuntun.

Suami bukan hanya pasangan, tetapi juga sahabat terbaik istri. Layaknya sahabat, pastilah menginginkan dan memberikan yang terbaik. Tak ada sahabat sejati yang ingin menjerumuskan. Meski kadang suka cuek, tampak tak peduli, namun sahabat selalu menyayangi kita apa adanya. Suami yang mungkin penampakan luarnya seperti cool atau sedingin kulkas, namun sesungguhnya ia sangat memedulikan istrinya.

Sahabat bukan berarti tak pernah bertengkar atau berdebat. Justru dengan segala perbedaan yang menyertai, sahabat sejati mampu menyelaraskannya agar hubungan terus langgeng hingga nanti. Ia mau menerima kekurangan dan kelebihan kita. Sahabat terbaik tak membiarkan kita berkubang dalam masalah dan kesalahan yang berlarut-larut. Sahabat terbaik pasti menginginkan sahabatnya selalu dalam kebaikan.

Suami adalah sahabat istri, begitu pula sebaliknya. Persahabatan yang terjalin adalah untuk segala hal dan selamanya. Persahabatan tersebut mampu memberikan ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian bagi satu sama lain karena bersandar pada cinta yang Allah gariskan. Allah telah menyampaikan dalam surah Ar-Rum ayat 21 bahwa: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya serta dijadikan di antara kamu rasa kasih dan sayang.”

Suami yang sempurna memang tak ada. Namun, suami terbaik masih bisa diupayakan. Suami terbaik adalah yang menjadi sahabat terbaik bagi istri. Memperlakukan istri dengan sebaik mungkin sebagaimana syariat menuntun. Memiliki suami sebagai sahabat terbaik sepanjang hayat sangatlah berharga. Meski tak berlimpah materi, namun ia berlimpah kebaikan yang mampu membuatnya bersinar dalam rumah tangganya. Ia mampu menerangi istri dan anak-anaknya agar tak tersesat dalam kehidupan.

Itulah suami bagi istri, seorang sahabat terbaik dalam menjalani hari-hari bersama sepanjang usia. Meski sering berselisih pendapat, beda kesukaan, beda karakter, dan beda-beda lainnya, namun suami menjadi pengisi segala kekurangan yang ada. My husband, my bestfriend. Dia ada di saat-saat terbaik dan terburuk kita. Semoga suami kita menjadi sahabat terbaik kita di dunia hingga akhirat.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Transplantasi Jantung Babi pada Manusia, Bolehkah dalam Islam?
Next
Alarm Stunting Berdering, Negara Seolah Tak Bertaring
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram