Mengenalkan Anak kepada Rabbnya

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : "Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) benar-benar kezaliman yang besar. " (QS. Luqman ayat :13)


Oleh: Reni Adelina, A.Md

NarasiPost.com - "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya : "Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) benar-benar kezaliman yang besar. " (QS. Luqman ayat :13)

Anak merupakan amanah dari Sang Maha Pencipta. Maka tugas utama kedua orang tua adalah mengenalkan kepada anak, siapa itu Sang Maha Pencipta. Mengenalkan anak kepada Tuhannya atau Rabbnya merupakan pendidikan paling mendasar, jauh sebelum anak mengenal yang lain-lainnya. Hal ini karena misi utama kita di dunia adalah beribadah kepada Allah Subhanahu Wa ta'aala, sebagaimana firman-Nya yang artinya,

"Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (QS. Az. Zariat : 56)

Mengenalkan anak kepada Rabbnya membutuhkan kemampuan dan ilmu yang mumpuni. Namun, sebagai orang tua, kita dapat menyampaikannya dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak.

Mengenalkan Allah Subhanahu Wa ta'aala sebagai satu-satunya Zat yang layak disembah, merupakan pendidikan tauhid. Tauhid merupakan inti ajaran para rasul dan nabi yang di utus oleh Allah. Mereka menyeru umat manusia untuk menyembah-Nya saja, tanpa mempersekutukan atau menduakan-Nya dengan apa pun.

Pembelajaran tauhid kepada anak, sebenarnya sudah dimulai dari kedua calon orang tua sebelum menikah. Dimulai dari pembekalan ilmu agama dengan cara belajar Islam, lalu memilih pasangan yang baik dan taat sebagai patner dalam mengarungi bahtera pernikahan.

Setelah menikah, maka Allah berikan amanah terindah melalui proses kehamilan. Dari sejak hamil, mulailah mengajak anak untuk berdialog dan mendengarkan kalimat-kalimat Allah.

Jauhkan hal-hal sirik seperti memakai jimat atau tangkal dalam bentuk apa pun, baik itu dalam bentuk gelang, kalung, gunting, magnet ataupun benda-benda sejenis yang dianggap sebagai pelindung bagi wanita hamil agar terhindar dari gangguan jin.

Cukup sandarkan perlindungan kepada Allah, Tuhan Semesta Alam. Jauhkan tradisi nenek moyang yang sama sekali bertentangan dengan syariat Islam.

Setelah anak lahir, maka berikan haknya dengan memilih nama yang terbaik yang mengandung makna dan doa untuknya. Sesering mungkin dengarkan anak tentang firman-firman Allah, melalui lisan kita langsung ataupun dengan berbagai alat elektronik yang mendukung fitur Al-Quran.

Seiring waktu berjalan, ketika anak sudah mulai paham untuk diajak berkomunikasi, ajarkan anak dengan berbagai kata, misalnya Allah, nabi, salat, Islam dan lain sebagainya.

Ajarkan perkata agar anak kaya dengan kosa kata. Lalu ketika anak sudah lancar berbicara, ajarkan anak gerakan salat, doa-doa, dan adab Islami agar anak tumbuh dengan karakter Islami.

Seiring usia anak bertambah, maka bertambah pula pola pikir dan segudang pertanyaan terkait siapa itu Allah Subhanahu Wataala. Maka, tugas kita adalah menyampaikan dengan benar sesuai syariat Islam dan gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.

Jika anak bertanya, siapa Allah, di mana Allah, apakah Allah punya orang tua, maka tugas orang tua adalah menyiapkan amunisi terbaik untuk menjawab pertanyaan sang anak.

Berikut adalah beberapa contoh pilihan kalimat untuk menjawab pertanyaan cerdas dari anak:

"Siapa Allah, Bu ? "

Maka jawablah dengan tenang, "Allah adalah Tuhan kita, Nak, Tuhan yang patut kita sembah, karena Allah yang telah menciptakan kamu, ayah, ibu dan seluruh alam semesta beserta isinya."

"Lalu bagaimana kita bisa mengenal Allah, Ayah ? "

Maka jawablah dengan tidak tergesa-gesa, Ada banyak cara untuk mengenal Allah. Pertama, kita dapat mengenal Allah melalui ciptaan-Nya.

"Lihat tubuhmu, Nak. Bagaimana anggota tubuh kita tersusun dengan sempurna, ada mulut, mata, telinga, kaki bahkan organ tubuh yang di dalam semua tersusun rapi. Belum lagi ada pohon, gunung, lautan, sistem tata surya, siang dan malam dan banyak lagi ciptaan Allah.

Semuanya, Allah Sang Maha Pencipta yang menciptakan. Bukan hanya menciptakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia, tetapi untuk semua makhluk yang berada di alam semesta. Tidak ada satu orang pun yang mampu menandingi ciptaan Allah.

"Di mana Allah berada, bunda? "

Kita bisa menjawab bahwa Allah Subhanahu Wataala di langit, Nak. Dalilnya adalah,

"Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam 6 masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam." (QS. Al-A'raf ayat : 54)

Para ulama salaf meyakini bahwa Allah bersemayam di atas Arsy di langit. Adapun cara Allah bersemayam mereka tidak menakwilkannya, tanpa takyif (menanyakan hakikatnya), tasybih (menyerupakan dengan makhluk-Nya) dan tahlil (menafikannya atau menyimpangkan maknanya), ulas Ibnu Katsir.

Kedua, kenalkan kepada anak bahwa Allah Maha Pengasih, Maha Pencipta, Allah tempat bergantung segala sesuatu, dan tidak ada sekutu bagi Allah.

Pendidikan tauhid bagi anak sangat penting ditancapkan di hati anak, terbawa hingga dewasa bahkan sampai ajal menjemput. Jangan sampai anak menanggalkan keimanan hanya karena urusan duniawi. Seperti takut miskin, penderitaan, bahkan urusan percintaan beda agama. Na'udzubillahi min dzalik.

Dalam pendidikan tauhid, mari ajarkan kepada anak bahwa Islam adalah agama yang paling benar di sisi Allah. Agama selain Islam tidak akan diterima oleh Allah. Semoga anak-anak dan cucu keturunan kita menjadi orang yang beriman dan memperjuangkan Islam. Aamiin Ya Robbal A'lamin.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Gaduh Miras Bukan Hanya Hari Ini, Bagaimana Negara Mengakhiri?"
Next
Bersabarlah, Dengan Sabar Terindah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram