Hati Adalah Cermin

Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa, akan menimbulkan bintik hitam di dalam hatinya. Kemudian jika ia bertobat dan menghentikan perbuatan dosa itu, maka hatinya akan bersih mengkilap. Namun, jika ia menambahnya, maka bintik hitamya bertambah sehingga menutupi hatinya


Oleh: Ida Royanti

NarasiPost.Com-Pernahkah kamu merasa tidak nyaman setelah melakukan suatu perbuatan? Jika iya, apalagi sering, maka saat itu kamu harus waspada, Sob. Jangan-jangan, apa yang kamu lakukan itu termasuk perbuatan dosa.

Setiap orang yang melakukan suatu kesalahan pasti merasa tidak nyaman, Sob. Karena ia tahu bahwa dirinya telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran. Kenapa perbuatan itu tetap dilakukan padahal ia mengetahui bahwa perbuatan itu salah? Tentu saja karena ada bisikan setan. Itu berarti, hawa nafsu yang menang, entah kesalahan itu kecil atau besar.

Contohnya, saat muslimah keluar tanpa memakai kerudung padahal ia tahu bahwa menutup aurat merupakan suatu kewajiban, maka ia akan merasa tidak nyaman. Mungkin ia takut dilihat guru ngajinya, teman-teman pengajian, teman-teman sekolah, atau yang lainnya.

Contoh lain misalnya, saat kamu tidak mengerjakan PR, nyontek saat ulangan, menggunjing teman, bicara ngalor-ngidul tanpa arti, dan sebagainya.

Bisa jadi, kamu merasa tidak bersalah karena menganggap hal itu sudah biasa.

Memang, ya, Sob, jika kesalahan yang dilakukan oleh seseorang itu dianggap kecil karena bukan termasuk dosa besar, biasanya rasa tidak nyaman yang ditimbulkannya bisa ditepis dengan mudah. Karena itu, dengan mudah seseorang bisa melupakan bahwasanya ia telah melakukan kesalahan. Namun, jika hal itu berlangsung secara terus-menerus, maka perbuatan salah itu bisa menjadi kebiasaan yang dianggap wajar.

Nah, yang seperti itu sangat berbahaya, Sob. Kamu pasti paham, bahwa sesuatu yang awalnya kecil, jika dikumpulkan, maka lama-lama akan menjadi besar. Dosa-dosa kecil yang kamu lakukan itu ternyata bisa memperberat timbangan keburukanmu, Sob. Ia akan memberangus amal-amal baik yang telah kamu lakukan. Karena itu, Rasulullah mewanti-wanti agar tidak meremehkan dosa kecil.

Dari Aisyah Ra., ia berkata; sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda yang artinya:

Waspadalah terhadap dosa-dosa kecil, karena ia akan menjadi penuntut di sisi Allah. (HR. an-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hiban).

Sobat muda, pernahkah kamu bercermin? Pesti sering, dong. Pada saat bercermin, coba kamu perhatikan apakah cerminmu memiliki noda. Cermin yang bersih akan memudahkanmu mengenali gambaran tentang dirimu. Kamu bisa melihat bentuk hidungmu, mata, bibir, telinga, dan semua yang ada padamu. Jika ada satu atau dua titik noda, mungkin kamu masih tetap bisa berkaca.

Seandainya noda kecil-kecil itu semakin banyak menempel tanpa ada usaha untuk menghapus atau membersihkannya, maka cerminmu akan menjadi buram, bahkan bisa menghitam karena tertutup noda.

Nah, pada saat itu, bisa dipastikan bahwa kamu tidak akan bisa berkaca. Kamu tidak akan bisa mengenali dirimu sendiri, Sob. Bukankah itu sangat menyedihkan?

Demikian juga dengan hati kita, Sob. Hati itu laksana cermin. Jika seseorang berbuat dosa setitik saja, maka di hatinya juga terdapat noda. Satu atau dua noda mungkin masih belum memberikan efek buruk.

Namun, jika hal itu diabaikan, sementara ia terus melakukan dosa-dosa kecil yang diremehkan, maka titik-titik noda akibat dosa-dosa kecil itu akan menutup hatinya. Inilah bahayanya.

Karena jika hati telah tertutup, seseorang tidak bisa melihat kesalahan yang dilakukan. Karena itu, ia akan selalu merasa benar dan tidak mau menerima kebenaran dari orang lain.
Saat itu, Allah sudah menutup mati hatinya, nauzubillah.

Lantas, apa yang seharusnya kita lakukan agar hati kita tidak mati? Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari semua itu, Sob.

Pertama, pikiran dulu apa yang akan kamu lakukan, tujuannya apa, sia-sia atau tidak, benar atau salah. Ingat, ya, Sob. Standar benar dan salah itu bukan hawa nafsu, tapi syariat Allah. Nah, untuk itu, kamu harus belajar ilmu-ilmu agama, terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, biar kamu tahu mana yang salah dan mana yang benar. Ingat juga, ya, bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi seorang muslim, baik laki-laki atau perempuan.

Kedua, kamu harus selalu ingat bahwa Allah senantiasa mengawasi kita dan nantinya akan meminta pertanggungjawaban seluruh amal kita. Sekecil apa pun, tidak akan luput dari pengawasan-Nya. Kalau hal ini selalu tertancap di dalam sanubari, maka kamu akan selalu berhati-hati dalam melangkah.

Ketiga, bisa jadi kamu melakukan suatu kesalahan baik sengaja atau tidak. Hal ini karena manusia tidak ma'sum. Manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Namun, Allah sungguh Maha Pengampun. Jika kamu memohon ampun karena telah melakukan suatu kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, insyaallah Allah akan mengampuni.

Karena itu, jika kamu merasa telah melakukan suatu dosa termasuk dosa-dosa kecil, segeralah hapus dengan banyak-banyak istighfar, memohon pada Allah agar diampuni dan bertobat untuk tidak melakukan kesalahan lagi.

Dengan begitu, hatimu akan terjaga dari noda-noda yang berpotensi menutup mati hatimu.

Ini selaras dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. yang artinya:

"Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa, akan menimbulkan bintik hitam di dalam hatinya. Kemudian jika ia bertobat dan menghentikan perbuatan dosa itu, maka hatinya akan bersih mengkilap. Namun, jika ia menambahnya, maka bintik hitamya bertambah sehingga menutupi hatinya. Itulah yang disebut 'ar-Raan' yang tersebut di ayat:
'Kallaa bal raana 'ala quluubihim ma kaanu yaksibuun: Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi merek'. (QS. al- Muthaffifin:14)." (HR. Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)

Wallahua'lam bishowwab.[]


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Man Jadda Wajada!
Next
Umat Islam Lalai Terhadap Dunia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram