"Sangat disayangkan, jika ikatan suci pernikahan harus terurai karena diawali dengan kedustaan salah seorang pasangan suami istri."
Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. Ar-Rum: 21)
Siapa yang tak menginginkan rumah tangga yang bahagia, penuh ketenangan, dan cinta? Setiap pasangan pengantin senantiasa mendapatkan doa agar kelak rumah tangganya sakinah, mawadah, dan mendapat rahmat dari Allah Swt.
Namun, bagaimana jika ternyata perjalanan biduk rumah tangga tak seindah dongeng Cinderella? Impian kehidupan rumah tangga happily ever after ternyata ternodai dengan hadirnya orang ketiga. Sakinah yang sekian lama terbina pun terkoyak, bahkan tak jarang berujung pada perceraian.
Sangat disayangkan, jika ikatan suci pernikahan harus terurai karena diawali dengan kedustaan salah seorang pasangan suami istri. Mayoritas masyarakat pun tidak menyukai kehadiran pelakor dan pebinor dalam bahtera rumah tangga mereka. Maka, sungguh mengherankan jika ada selebritas yang lebih memilih suaminya selingkuh daripada poligami.
Mengapa Selingkuh?
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang berselingkuh dari pasangannya, di antaranya kurangnya perhatian pasangan, masalah ekonomi, bosan, mencari kesenangan, kurang kuat dalam komitmen, dll. Namun demikian, apakah permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan berselingkuh?
Dunia kerja menjadikan suami atau istri atau bahkan keduanya terlarut dengan kesibukan. Pulang ke rumah dalam kondisi lelah baik fisik
maupun pikiran. Jangankan untuk bercengkerama, saling bertukar cerita pun rasanya tak lagi bertenaga. Akibatnya, suasana rumah tangga mulai terasa hambar dan dingin. Kehidupan sosial yang serba bebas membuka peluang pergaulan tanpa batas. Mulai dari sekadar curhat, akhirnya rahasia dapur pun diungkap. Setan turut hadir di antara mereka, dengan mendatangkan orang ketiga. Sedikit perhatian yang diberikan, rasanya bagai air sejuk penghilang dahaga. Cinta terlarang pun dibina, bahkan berujung pada zina. Na'udzubillah!
Pernikahan, Perjanjian Agung, dan Penyempurna Agama
Islam menyebut pernikahan sebagai mitsaaqan ghalidza atau perjanjian yang agung. Bahkan, ia disejajarkan dengan perjanjian agung antara Allah Swt. dengan para Rasul Ululazmi (QS. Al-Ahzab ayat 7) dan antara Allah Swt. dengan Bani Israil (QS. An-Nisa ayat 154). Saat terucap ijab dan kabul di antara kedua mempelai, saat itulah telah terlaksana sebuah perjanjian yang kuat dengan Allah Swt. dan dipersaksikan oleh para malaikat.
Sebagai sebuah perjanjian, tentu ada kewajiban untuk meneruskan dan menjaganya hingga batas tertentu, pantang untuk mempermainkannya. Maka selingkuh adalah perbuatan khianat, curang, tidak jujur, dan telah mengingkari perjanjian suci pernikahan. Perbuatan tidak jujur (al ghisy) sangat dibenci Allah Swt. dan termasuk dosa besar.
Perselingkuhan juga merupakan pintu masuk bagi perbuatan zina. Padahal, Allah Swt. dengan tegas melarang hamba-Nya untuk mendekati zina dan mewajibkan untuk menjaga pandangan. Allah Swt. berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra ayat 32)
Serta dalam surah An-Nur ayat 30 disebutkan, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Pernikahan juga bagian dari sunah Rasul dan penyempurna agama. Rasulullah saw. bersabda: "Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya” (HR. Al-Baihaqi). Maka jelaslah kewajiban pasangan suami istri setelah menikah adalah bertakwa kepada Allah Swt. termasuk menjaga kesucian rumah tangga.
Bagaimana Agar Tidak Selingkuh?
Perjalanan biduk rumah tangga tentu tak mungkin selalu tenteram. Kerikil kecil serta onak duri senantiasa menghiasi kehidupan keluarga. Namun, bagi keluarga muslim, tak layak jika menjadikan selingkuh sebagai opsi menghindari masalah. Beberapa hal berikut bisa dilakukan untuk menghindari perselingkuhan:
- Ingat kembali tujuan awal pernikahan adalah untuk ibadah kepada Allah Swt. Seberat apa pun masalah, maka mohon bimbingan serta bantuan hanya kepada Allah Swt.
- Jika hubungan mulai terasa dingin dan hambar, cobalah untuk mengingat kembali romansa kebahagiaan saat awal bertemu, taaruf, khitbah, menikah, hingga hadirnya penyejuk mata dalam keluarga. Tak apa jika sesekali melihat kembali album foto saat pernikahan dan kelahiran putra pertama.
- Senantiasa memohon kepada Allah Swt. agar terhindar dari tipu daya setan. Menjaga kepercayaan pasangan dan komitmen awal berumah tangga.
- Jangan lari dari masalah, namun hadapi dan perbaiki. Jangan sampai dosa kita bertambah karena menempuh jalan maksiat.
Kehidupan masyarakat yang semakin jauh dari agama turut menyuburkan perilaku perselingkuhan. Ketakwaan anggota keluarga mutlak diperlukan agar terhindar dari godaan maksiat. Kehidupan di bawah naungan syariat Islam kaffah adalah yang paling ideal untuk menjaga keharmonisan keluarga jauh dari perselingkuhan. Wallahua'lam bishawab.[]