"Berumah tangga bukanlah ibadah yang sebentar, namun rumah tangga adalah ibadah seumur hidup, sepanjang usia. Maka berkasih sayang hendaknya bukan diniatkan sebab sifat duniawi seperti Valentine. Akan tetapi niat yang dibangun adalah dengan landasan beribadah kepada Allah Swt."
Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Februari tiba, hari kasih sayang menjadi perhatian. Banyak di antara pasangan suami istri menjadikan hari Valentine sebagai kesempatan menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Dengan anggapan bahwa datangnya Valentine adalah momentum untuk memupuk rasa sayang agar keharmonisan tercapai. Benarkah demikian?
Sebelum pasangan suami istri menjadikan Valentine sabagai perayaan, hendaknya dibangun kesadaran apa itu Valentine? Bagaimana hukum Valentine? Dapatkah Valentine memupuk kasih sayang yang telah gersang?
Jati Diri Valentine
Sebagai pasangan muslim, wajib mengetahui hukum segala perbuatan yang hendak kita perbuat. Dalam perkara Valentine misalnya, banyak pasangan muslim yang latah mengikuti perayaan Valentine. Menganggap bahwa Valentine hanyalah sebuah momen, yang sah-sah saja jika diikuti. Dengan dalih tujuan yang baik, yakni memupuk rasa cinta agar senantiasa terjaga.
Namun, terkadang kaum muslim menutup mata dan telinga. Pernyataan haramnya mengikuti Valentine telah banyak diulas dan dikaji oleh para ustaz dan ustazah. Tapi lagi-lagi dalih tidak terjadi kemaksiatan (sebab telah menikah) terus dihujahkan.
Valentine merupakan budaya yang lahir dari pemikiran bebas ala Barat. Ide kebebasan atau liberalisme ini menjadikan akal manusia sebagai pemutus suatu kebenaran. Hingga akhirnya kebenaran dianggap sebagai suatu hal yang relatif. Padahal Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Mu'minun ayat 71 yang berarti, "Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya…." maka turutnya manusia pada akal mereka yang penuh hawa nafsu akan menjerumuskan pada kebinasaan.
Apalagi gambaran Valentine bagi pasangan yang belum menikah, diekspresikan dengan kebiasaan free sex, tentu semakin mengukuhkan jati diri Valentine bukanlah berasal dari ajaran Islam. Sebab Islam mengharamkan seks di luar pernikahan.
Dengan demikian, turut sertanya pasangan suami istri muslim dalam perayaan ini jelas adalah keharaman, yang hanya akan melanggengkan budaya-budaya sesat yang berasal dari peradaban Barat.
Nabi Muhammad saw. pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Iman Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka."
Kasih Sayang Semu
Memupuk rasa cinta nyatanya tak bisa instan, apalagi hanya dilakukan pada hari kasih sayang. Namun memupuk rasa haruslah dilakukan berulang-ulang. Apalagi jika bukan setiap hari, setiap saat?
Berumah tangga bukanlah ibadah yang sebentar, namun rumah tangga adalah ibadah seumur hidup, sepanjang usia. Maka berkasih sayang hendaknya bukan diniatkan sebab sifat duniawi seperti Valentine. Akan tetapi niat yang dibangun adalah dengan landasan beribadah kepada Allah Swt.
Jika landasan berumah tangga adalah ibadah, maka suami maupun istri akan melakukan segalanya agar ibadah tersebut tak hanya mendapat rida dan pahala, namun juga berbuah cinta pada setiap aksinya. Oleh karena itu, masing-masing akan memperlakukan pasangannya dengan hormat, dan penuh perhatian. Memastikan hak pasangan tertunaikan dengan melaksanakan kewajiban yang telah dibebankan kepadanya.
Adanya sikap santun dan saling menasihati akan membawa pada eratnya hubungan dan kekukuhan pernikahan. Sebab, masing-masing mendapat rasa aman dan perhatian dari pasangannya. Ditambah dengan sikap saling berkorban menjadikan pasangan merasakan keistimewaan yang pada akhirnya akan menumbuhkan kasih sayang.
Dan hal tersebut tak bisa dilakukan hanya pada momen Valentine. Namun harus dilakukan setiap hari. Sebab, pasangan suami istri hidup bersama setiap hari tidak hanya setahun sekali. Maka wajar jika menciptakan rasa kasih dan sayang dilakukan dalam setiap detail kehidupan keduanya.
Hal ini berbeda dengan perayaan Valentine, sebab bisa jadi pasangan merasa istimewa hanya pada saat Valentine saja. Setelah itu, perhatian kembali sirna. Makan malam romantis atau seikat bunga nyatanya berlaku setahun sekali. Bekasnya pun akan sulit dijumpai pada keesokan harinya.
Menumbuhkan 'Rasa' dalam Setiap Tindakan
Terkadang ketika umur pernikahan sudah menginjak masa yang cukup lama, terdapat kebosanan dan hilangnya rasa pada pasangan. Namun hal ini tidak lantas menjadi alasan untuk berpartisipasi dalam Valentine's day. Sebab kita pun dapat menumbuhkan rasa itu kembali dalam setiap tindakan. Rasa dapat digali kembali dengan beberapa tips di bawah :
1. Ibadah kepada Allah
Allah Swt. berfirman dalam surah Adz-Dzaariyat ayat 49 yang berarti, "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah Swt.." Mencintai kembali pasangan harus di pupuk dengan satu kesadaran yakni untuk beribadah, bukan yang lain. Maka setiap tindakan kita dalam menjalankan kewajiban terhadap pasangan hanya dalam rangka menggapai rida Allah Swt.
Jika kerangka berpikir kita telah menjadikan kehidupan rumah tangga sebagai ibadah, maka keikhlasan menerima kekurangan dan kelebihan pasangan akan mudah dilakukan. Sebab, ikhlas menerima keadaan pasangan menjadi awal memperbarui rasa dalam diri. Keikhlasan akan memunculkan ketulusan, yang menjadi modal bagi kita hidup dengan tenteram bersama pasangan.
ketulusan pasangan akan tersampaikan, meski tak dibahasakan dengan ucapan, namun hanya tindakan kecil akan terasa bermakna.
2. Menjadi Sahabat
Menjadi sahabat bagi pasangan berarti siap menjadi pendengar setia dan partner dalam segala hal. Saling memberi dukungan dan bantuan, bekerjasama dalam segala hal demi tercapai tujuan bersama. Hal ini tentu akan menciptakan ikatan yang kuat di antara pasangan.
3. Saling Menutupi Aib
Pasangan kita adalah pakaian kita. Mungkin setelah menikah baru tampak kekurangan dari pasangan. Namun, agar terjalin rasa kasih dan sayang juga kedamaian maka harus ada saling percaya di antara keduanya. Sebab, percaya menjadi salah satu fondasi bagi kehidupan pernikahan.
Demikianlah, rasa akan selalu tumbuh jika didasari dengan niat yang benar, bahwa menikah adalah dalam rangka ibadah. Rasa yang tumbuh, meski berawal dari kebiasaan akan semakin kuat ketika dibarengi dengan perhatian.
Memosisikan diri sebagai sahabat juga nyatanya memberi kenyamanan tersendiri bagi setiap pasangan. Kesadaran menjalankan amanah sebagai pasangan dan kerja sama yang dilakukan turut menyumbang rasa hadir dalam diri. Pun dengan saling menjaga kepercayaan, setiap pasangan akan mendapat momen indah mereka untuk dikenang.
Demikian tips untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih setiap hari setiap saat. Dan rasa ini tak bisa hadir hanya dalam perayaan tahunan semata, namun rasa dihadirkan dalam keseharian menjalani rumah tangga. Allahu a'lam bis-showwab.[]
Photo : Canva