Sayang, Biarkan Umi Bercerita!

Biarkan umi bercerita

Sayang, estafet perjuangan kemenangan Islam ini tidak boleh terhenti. Meski tubuhmu hari ini masih tampak lemah (kecil), tetapi teruslah berjalan. Kamu dan kemenangan haruslah bertemu.

Oleh. Ghumaisha Gaza 
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Panas terik Kota Sumedang terasa menyengat awal Oktober lalu ketika kita mengikuti pawai Maulid Nabi. Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa umi melakukan hal itu? Mengapa umi mau berjalan di atas aspal menggendong kamu dan menuntun kakak-kakakmu? Kita terus berjalan bermandikan keringat dan paparan debu. Sesekali umi berseru melantunkan takbir dan kalimat lainnya bersama seluruh peserta yang menjadikan suasana kian bergemuruh. Lelah dan letih mungkin akhirnya yang kita rasakan. Tetapi mujahidku, semoga suatu hari nanti kamu akan mengerti …

Sayang, biarkan umi bercerita tentang jalan yang telah umi dan abi pilih hari ini. Inilah jalan kami, jalan yang terjal dan penuh cobaan. Jalan yang ternyata juga ditempuh dan dilalui oleh para nabi dan rasul serta orang-orang saleh terdahulu. Jalan yang penuh onak dan duri. Jalan yang karenanya kita seakan menggenggam bara api. Pastinya tidak akan mudah, namun percayalah jalan ini merupakan jalan yang paling dekat dengan pertolongan Allah Swt. Jalan yang mampu menghantarkan umat manusia pada kemuliaan.

Sayang, biarkan umi bercerita tentang jalan hidup yang telah umi dan abi pilih hari ini. Ketahuilah, bahwa:

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesamanya.

Maka dengan berpegang teguh pada din inilah, kita akan selamat mengarungi kehidupan di dunia. Jadikanlah Islam pedoman bagi seluruh aspek kehidupan kita. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Ali Imran ayat 19:

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُۗ

"Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam."

Sayang, kita sebagai makhluk Allah Swt., kelak pasti akan kembali pada-Nya dengan membawa amal-amal yang telah kita lakukan di dunia. Dan amalan yang sesuai dengan Islamlah yang mampu menjadi pemberat amal kebaikan kita. Untuk itu, tiada pilihan lain bagi kita selain kita harus hidup hanya dengan Islam saja. Jangan pernah tinggalkan Islam sampai kapan pun. Namun, rintangan dan hambatan di depan sana akan terasa semakin kencang. Bahkan, serangan-serangan agar seorang manusia meninggalkan Islam akan datang bertubi-tubi. Adalah musuh-musuh Islam, mereka selalu tidak rida dengan ketaatan manusia pada agama Islam. Berbagai cara akan ditempuh untuk meruntuhkan keimanan seseorang.

Maka, inilah jalan yang telah umi dan abi pilih hari ini. Yakni jalan untuk terus menyebarkan Islam ke penjuru alam. Kita harus berlomba untuk selalu memenangkan Islam atas musuh-musuh Islam. Kita harus berusaha agar umat manusia selalu memeluk erat agama Islam. Dan ketahuilah, Nak, dengan jalan ini pula keimanan kita bisa terjaga kokoh, kita akan menjadi orang yang beruntung. Begitu indah seruan Allah Swt.:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

Berbanggalah dengan jalan dakwah Islam. Meski rintangan dan hambatan jelas di depan mata. Namun, Sayang, izinkan umi bercerita! Lelahnya umi dan abi hari ini tampak belum seberapa. Setiap akhir pekan yang sering kali umi dan abi habiskan untuk aktivitas dakwah daripada melepas lelah setelah bekerja dan mencari nafkah juga belum ada apa-apanya. Belum seberapa jika kita bandingkan dengan perjuangan nabi kita Nabi Muhammad saw. juga para keluarga dan sahabatnya. Juga belum seberapa jika dibandingkan dengan para ulama dan orang-orang saleh terdahulu dalam upaya menjaga dan menyebarkan ajaran Islam.

Bahkan, jika dibandingkan dengan saudara kita hari ini, di sebuah negeri yang merindu sosok baru Shalahuddin Al-Ayyubi. Rasanya, lelah kita ini masih belum seberapa. Di sana, di tanah Palestina, anak-anak seusiamu turut menjadi korban dari hujan rudal dan bom yang dijatuhkan Zionis laknatullah. Rumah mereka pun dihancurkan, sekolah, bahkan rumah sakit mereka pun dijadikan sasaran tembakan. Tak hanya bangunan yang hancur berkeping-keping, tetapi juga dengan tubuh-tubuh mereka. Begitulah kejinya musuh-musuh Islam. Namun, kita sedikit pun tak boleh menyerah.

Teruslah berada dalam barisan dakwah. Raihlah dengan jalan ini halawatul iman (manisnya keimanan), tatkala kita mampu menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih kita cintai daripada selainnya. Ketika kita mencintai seseorang pun semata-mata hanya karena Allah, dan kita harus selalu membenci segala kekufuran sebagaimana kita benci jika dilemparkan ke neraka. Karena dengan manisnya keimanan, rintangan dan hambatan apa pun tidak akan terasa berat. Semua ujian yang kita hadapi di jalan ini, pasti bisa kita lalui.

Sayang, inilah jalan yang telah umi dan abi pilih. Kita tak tahu tantangan apalagi yang akan kita hadapi di masa yang akan datang. Namun, umi berharap bagaimanapun kelak kamu dan kakak-kakakmu selalu berada di jalan ini. Islam hari ini sedang terkoyak, kehilangan perisainya hingga umat Islam hidup tercerai-berai. Maka, sudah menjadi tugas kita yang memilih jalan ini untuk menyatukannya kembali.

Sayang, estafet perjuangan kemenangan Islam ini tidak boleh terhenti. Meski tubuhmu hari ini masih tampak lemah (kecil), tetapi teruslah berjalan. Kamu dan kemenangan haruslah bertemu.

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

"Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi." (QS. Al-Fath: 28).

Inilah cerita singkat sebuah perjalanan kehidupan kita. Semoga kamu kelak akan mengerti, mengapa umi ingin kamu memilih jalan ini juga. Jadilah pahala jariah bagi umi dan abi. Jadilah sebagaimana arti namamu, 'Laki-laki pembeda (haq dan bathil) yang genius dalam Islam'.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ghumaisha Gaza Kontributor NarasiPost.Com & Pemenang Challenge True Story NP
Previous
Sekularisme Suburkan Pemimpin Rasis
Next
Jadilah Pemburu di Awal Waktu
4.8 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

10 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Firda Umayah
Firda Umayah
9 months ago

Barakallahu fiik untuk penulis. Tulisan yang indah untuk generasi muslim saat ini

Arum indah
Arum indah
9 months ago

Masyaallah. Barakallah buat penulis.
Bacanya seperti baca storytelling

Maftucha
Maftucha
9 months ago

Semoga anak-anak kita kelak juga mengikuti jalan dakwah ini dengan perjuangan dan kesungguhan yang lebih hebat dari umi dan abinya,, aamiin

Ghumaisha Gaza
Ghumaisha Gaza
Reply to  Maftucha
9 months ago

Aamiin, aamiin ya rabbal 'alamiin...

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
9 months ago

Semoga anak-anaknya menjadi pejuang dakwah seperti abi dan uminya, aamiin

Ghumaisha Gaza
Ghumaisha Gaza
Reply to  Hanimatul Umah
9 months ago

Aamiin, aamiin ya rabbal 'alamiin...

Sartinah
Sartinah
9 months ago

Masyaallah, uminya keren. Semoga anak-anaknya umi bisa mengikuti jejak uminya kelak. Barakallah mbak

Ghumaisha Gaza
Ghumaisha Gaza
Reply to  Sartinah
9 months ago

Aamiin, aamiin ya rabbal 'alamiin...

Deena
Deena
9 months ago

Barakallah mbak Ghumaisa Gaza

Ghumaisha Gaza
Ghumaisha Gaza
Reply to  Deena
9 months ago

Wafiik barakallah...

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram