Bersahabat dengan Ibu Mertua

Bersahabat dengan Ibu Mertua

Masalah perbedaan adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan menu makanan, semua ini jika terus dibiarkan tanpa ada komunikasi dapat menjadi jurang hati antara ibu mertua dan menantu. Sejatinya, tidak ada “masalah sepele” di antara perselisihan dua perempuan.

Oleh. Muthiah Al Fath
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com & Penulis Meraki Literasi)

NarasiPost.Com-Siapa di sini yang tinggal serumah dengan mertua? Atau pernah merasakan tinggal serumah dengan mertua? Siapa pun yang masih memiliki mertua, baik ibu atau bapak mertua maka bersyukurlah kepada Allah Swt. karena masih diberikan kesempatan untuk melihat, tinggal bersama, dan dapat berbakti langsung dengan mereka. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Kalau dipikir-pikir, kapan lagi bisa mengetahui karakter asli dan kisah saat suami masih kecil langsung pada orang yang telah membesarkannya. Lebih baik banyak-banyak berdoa agar Allah mempermudah dalam berbakti kepada mereka yang sudah membesarkan dan merawat pasangan hidupmu.

Saat sudah menikah, maka menjalin hubungan baik dengan keluarga pasangan harus dilakukan. Hubungan harmonis dengan keluarga suami harus tetap terjalin sebagai upaya melanggengkan hubungan pasangan hidup. Terutama menjalin kedekatan dengan ibu mertua. Ibu yang sudah melahirkan dan merawat pasangan hidupmu.

Siapa yang pernah membaca curahan hati seorang istri di media sosial tentang ibu mertuanya yang galak? Tak jarang karena masalah sepele, seperti perbedaan cara masak sayur saja sudah heboh hingga ke media sosial. Masalah sepele kelihatannya, namun cukup untuk membuat mood buruk. Eits, yakin itu masalah sepele? Masalah perbedaan adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan menu makanan, semua ini jika terus dibiarkan tanpa ada komunikasi dapat menjadi jurang hati antara ibu mertua dan menantu. Sejatinya, tidak ada “masalah sepele” di antara perselisihan dua perempuan. 

Dalam berumah tangga, kita tidak boleh memakai hitungan matematis. Apalagi semua diukur berdasarkan prinsip kapitalistik. Kita harus memahami bahwa hubungan dalam keluarga tidak bersifat beku dan kaku. Sebab, kehidupan keluarga seharusnya dibangun dengan cinta, kasih sayang, dan ketenangan untuk menciptakan ketenteraman. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Ar-Rum ayat 21 yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang”.

Sangat mengherankan jika seorang muslim, khususnya pengemban dakwah, yang dalam kehidupan rumah tangganya didominasi oleh dendam dan kebencian terhadap ibu mertuanya. Terlebih secara sadar berkata, “Saya memang wajib menaatimu (suami), namun tidak dengan kedua orang tuamu!”. Padahal, jika seorang istri mau berpikir dan menurunkan sedikit egonya, maka ia akan memahami bahwa ihsannya (kebaikannya) kepada ibu mertuanya adalah pembangkit kebahagiaan bagi suaminya. Sebab sudah menjadi fitrah manusia, menyukai seseorang yang menyayangi orang yang ia sayangi. Sebaliknya, hatinya menjadi tidak tenang ketika menyaksikan dua orang yang ia cintai saling berselisih. Apalagi dipaksa untuk memilih salah satunya, ibu atau istrinya.

Menjalin Persahabatan

Perlu kita ketahui, bahwa setiap orang memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda-beda, tak terkecuali ibu mertua. Sangat sulit untuk menyatukan dua hati yang tetap mempertahankan ego masing-masing. Inilah situasi yang sering menjadi tantangan bagi kehidupan berkeluarga, khususnya antara menantu dan ibu mertua. Skenario akan semakin buruk jika percikan konflik tidak dapat diatasi dengan bijak.

Meskipun karakter setiap orang berbeda-beda, namun setiap manusia pasti senang jika mendapatkan perhatian khusus. Sebagai ibu dari pasangan hidup, sudah seharusnya kita menunjukkan sikap perhatian padanya. Karena itu, bagaimanapun kondisi ibu mertua, sudah seharusnya sebagai seorang menantu memiliki rasa hormat padanya. Dengan menunjukkan rasa hormat maka percikan-percikan konflik dapat diminimalisasi. 

Lakukan inisiatif untuk memulai obrolan akrab dengannya. Ini adalah kesempatan emas untuk mengenalnya dengan lebih baik. Mungkin bisa diawali dengan meminta tip cara memasak masakan favorit suami, cara merawat anak, dan lain sebagainya. Bisa juga dengan memintanya menceritakan masa kecil suami yang paling berkesan baginya.

Jika memiliki hobi yang sama dengannya, maka manfaatkan itu untuk menjalin kedekatan dan menjadikannya teman spesial. Jangan pernah ragu untuk memintanya bergabung melakukan hobi yang sama. Cukup dengan kegiatan sederhana, seperti belanja atau makan bersama di luar. Bersikap proaktif akan menghidupkan kembali minat dan membuatnya lebih menghargai setiap usaha kedekatan menantunya. Banyak menghabiskan waktu berdua akan berpeluang besar untuk menjalin kedekatan dengannya. 

Terkadang ada seorang ibu mertua yang ingin menguasai masalah rumah tangga anaknya. Ingin mengambil alih semua urusan rumah tangga anaknya, misalnya mengatur keuangan dan masalah pendidikan anak. Jika menghadapi situasi seperti ini, jangan pernah meledak lalu mengkritiknya. Tetap bersikap sopan dan beritahu dia bahwa Anda memiliki cara sendiri untuk mengatur sesuatu. Atau bisa meminta suami agar menjadi jembatan penghubung antara kalian. Namun, tetap hindari berdebat dengan suami di hadapan mertua.

Akrab dengan ibu mertua memang hal yang susah-susah gampang, namun bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan. Yakinlah bahwa mertua tidak semenakutkan itu. Anggaplah ia sebagai ibu kandung sendiri. Jangan ragu meminta saran dan pertolongan dengannya. Terlebih ketika meminta sarannya untuk memahami perilaku suami. Biasanya saran dan nasihat darinya sangat bijak karena ia adalah orang yang paling mengenal sosok pasangan hidupmu.

Berbakti kepada ibu mertua sebagaimana baktimu kepada ibu kandung. Dan perlu diketahui bahwa menjalin silaturahmi dengannya adalah anjuran dalam agama. Sebagaimana dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah Muhammad saw. pernah bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan kekerabatan (silaturahmi)”.

Oleh karena itu, berbakti kepada mertua sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah Swt. maka bergaul dalam kebaikan dengannya adalah kewajiban. Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Isra ayat 23 yang artinya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”. 

Khatimah

Istri yang beriman dan bertakwa akan senantiasa memelihara hubungan baik dengan mertuanya, memuliakan keluarganya, dan berusaha melanggengkan hubungan dengan mereka. Sebab, cairnya suasana hati dan baiknya seorang istri terhadap mertua dapat menjadi penyebab langgengnya kebaikan hubungan dengan suaminya. Wallahu a’lam bishawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Muthiah Al Fath Salah satu Penulis Tim Inti NarasiPost.Com. Pemenang Challenge NP dengan reward Laptop 256 GB, penulis solo Meraki Literasi dan puluhan buku antologi NarasiPost.Com
Previous
Brutu Bikin Pikun, Mungkinkah?
Next
Ketika Sejahtera Tak Sekadar Ilusi
4.8 4 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

14 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mimy Muthmainnah
Mimy Muthmainnah
8 months ago

Menempatkan posisi Ibu mertua sm layaknya orang tua kandung, adalah kewajiban manantu yang mengharapkan surgaNya. Insyaallah doa2 terbaiknya selalu melangit dan kebahagian hidup dan keridaan Allah mengalir utk sang anak dunia akhirat.

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
8 months ago

Benar, Mbak. Susah-susah gampang untuk akrab dengan Bumer.
Barokallah

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Afiyah Rasyad
8 months ago

Wafiik barakallah Mbaku...

Arum indah
Arum indah
9 months ago

Alhamdulillah saya dan bumer sdh bsa saling klop..

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Arum indah
9 months ago

masyaaAllah bestian yyaa Mba sama mamer??

Firda Umayah
Firda Umayah
9 months ago

Barakallah untuk penulis. Tulisannya sangat baik untuk pengingat diri

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Firda Umayah
9 months ago

Wafiik barakallah Mbaku..

Hanimatul Umah
Hanimatul Umah
9 months ago

Sudah seharusnya kita tunjukkan akhlakul karimah kepada orang-orang tercinta di lingkungan kita, bahwa dakwah Islam yang kita emban membuktikan kebaikan perilaku kita. Saya sih ga merasakan punya mertua kadang ada rasa ingin berbuat baik, hanyalah ipar saja yang kupunya. Barakallah penulis.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Hanimatul Umah
9 months ago

MasyaaAllah.. bener Mbaku, barakallahfiik..

Yuli Juharini
Yuli Juharini
9 months ago

Aku termasuk orang yg beruntung, karena dahulu ibu mertuaku, ketika beliau masih hidup, sangat sayang padaku. Bahkan beliau jadi org yg terpukul kedua setelah aku ketika mengetahui anaknya menikah lagi. Doa terbaik untuk beliau, alfatihah.....

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Yuli Juharini
9 months ago

Ya Allah.. mertua yang langkah ya Mba.. Turut berduka cita Mba atas meninggalnya ibu mertuanya Mba

Sartinah
Sartinah
9 months ago

Masyaallah, betul mbak, banyak konflik yang terjadi antara menantu dan ibu mertuanya karena perbedaan ini dan itu. Semoga kita bisa menjalin hubungan baik dengan ibu mertua sebagaimana kepada ibu kandung sendiri.

Wd Mila
Wd Mila
Reply to  Sartinah
9 months ago

Iya Mba.. yang susah kalau semua mempertahankan egonya...

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram