Reportase Event Bincang Mesra "Unforgetable Moment"

Unforgetable Moment, Tapak Tilas di Dunia Pendidikan

Oleh. Ragil Rahayu, S.E.
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sejuknya malam menambah keseruan pada Event Bincang Mesra yang diadakan NarasiPost.Com pada Rabu, 29 November 2023 pukul 19.00 WIB. Bincang Mesra ini menghadirkan narasumber Sherly Agustina, M.Ag. Beliau menyampaikan tema "Unforgetable Moment, Tapak Tilas di Dunia Pendidikan". Acara berlangsung secara dari melalui ruang Zoom dan Live Streaming YouTube.

Host Miladiah al-Qibthiyah membuka acara dengan pembacaan umulqur'an. Selanjutnya narasumber menyampaikan pengalamannya bergelut di dunia pendidikan. Teh Sherly pernah mengajar di TK, SD, SMP, juga di kampus selama empat tahun. Berawal dari memenuhi harapan orang tua, beliau menjadi dosen di sebuah kampus swasta di Fakultas Teknik.

Teh Sherly menceritakan bahwa selama beliau mengajar PAI di kampus, kondisi mahasiswa sungguh menyedihkan. Banyak mahasiswa yang tidak lancar membaca Al-Qur'an dan bolong-bolong salatnya. Adab mahasiswa juga kurang, jika bertemu dosen, para mahasiswa itu bahkan tidak menyapa. Ketika diajak ikut kajian Islam juga sulit sekali.

Narasumber lantas menceritakan alasan berhenti mengajar di kampus. Saat itu beliau diberhentikan karena dituduh terlibat radikalisme. Setelah itu beliau fokus sebagai pendidik anak di rumah. Adapun saat ini beliau menjadi pengajar mengaji Al-Qur'an di TPQ.

Diskusi berikutnya membahas tentang kurikulum pendidikan. Narasumber menjelaskan bahwa saat ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Merdeka. Ada mata pelajaran yang diujiankan dan ada yang tidak. PAI termasuk yang tidak diujiankan. Mata pelajaran yang diujiankan, dipelajari secara holistik hingga selesai satu buku selama satu semester. Lalu semester berikutnya ganti mata pelajaran yang lain. Hal ini dirasa berat bagi siswa karena ketika ujian harus langsung belajar 8 bab.

Sebenarnya, menurut narasumber, output pendidikan yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh kurikulum. Pendidikan adalah sebuah sistem yang selain kurikulum juga terkait dengan asas pendidikannya, pengajar, dll. Asas sekuler ini menjadikan generasi hanya cerdas dari sisi intelektualitas, tetapi lemah di aspek yang lain. Itulah sebabnya saat ini banyak terjadi bullying dan mental illness. Sedangkan asas pendidikan Islam adalah akidah Islam sehingga output pendidikan tidak hanya cerdas dalam sains, tetapi juga fakih dalam agama.

Diskusi selanjutnya membahas tentang Hari Guru yang ternyata malah didominasi fenomena pemberian hadiah untuk guru sebagai wujud terima kasih atas jasa guru. Ada pendapat yang menilai pemberian terhadap guru tersebut terkategori risywah (suap) sehingga tidak diperbolehkan. Namun, ada juga yang membolehkannya. Untuk kehati-hatian, sebaiknya pemberian tersebut dihindari.

Narasumber selanjutnya menyampaikan hikmah yang beliau dapatkan selama berkecimpung di dunia pendidikan. Menurut beliau, semua pihak berperan untuk mencetak generasi cemerlang seperti Muhammad al-Fatih. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw. tentang penaklukan Konstantinopel,

Dari Abu Qubail, ia berkata, ketika kami sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma?" Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian ia mengeluarkan sebuah kitab. Abdullah berkata, "Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah saw., beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dahulu: Konstantinopel atau Roma?" Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka terlebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel. (HR. Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah, dan Al-Hakim).

Baik sekolah di sekolah Islam, sekolah negeri, maupun pondok pesantren, ujung tombak pendidikan generasi tetap ada di keluarga, yaitu orang tua. Hal ini karena mayoritas waktu anak dihabiskan di rumah. Oleh karena itu, para orang tua harus belajar untuk mendidik anak. Juga harus ada komunikasi yang baik antara orang tua dengan sekolah. Apalagi saat ini sistem yang diterapkan adalah kapitalisme sekuler sehingga orang tua harus menambal di rumah.

Setelah penyampaian materi, terjadi diskusi hangat dengan peserta, baik yang ada di ruang Zoom maupun YouTube. Di antara peserta yang bertanya adalah Bu Atin, Siti Qomariyah, Dyah Sulistya, Asma Faoriyah, dll. Diskusi berlangsung dengan hangat, narasumber menjawab semua pertanyaan dengan gamblang. Setelah semua pertanyaan terjawab, acara ditutup oleh host. Insyaallah akan ada event keren selanjutnya dari NarasiPost.Com. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Ragil Rahayu (Tim Penulis Inti NarasiPost.Com )
Ragil Rahayu S.E Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Reportase Acara Sharing Ilmu dengan Tema "Diskriminasi Penderitaan HIV, Kapan Berakhir?"
Next
Reportase Meet and Greet Tim Redaksi NP
5 2 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

9 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
11 months ago

tanpa disadari, fokus kurikulum sekuler adalah menjauhkan kaum muslim dari Islam, dan hanya terfokus pada kecerdasan intelektual atau teori, tanpa skill lg

Sartinah
Sartinah
11 months ago

Sharingnya seru dengan mbak Sherly. Apalagi masalah pendidikan hari ini memang gak pernah punya solusi tuntas. Eh, ulasan mbak Ragil juga cakep.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
11 months ago

Saya mengenal bunda Sherly ketika aku satu group di beberapa kelas menulis. Kenal lebih dekat ketika membeli buku solo beliu. Bukunya keren dan sejak itu kami, he he saya makin mengakrabi bunda sherly

Nirwana Sadili
Nirwana Sadili
11 months ago

Mengenalbak Sherly lumayan lama saat satu group dipelita. Waktu itu beliau hamil tua dan mengeluarkan buku opini Solonya. Sempat beli bukunya tentang gorengan yang punya buku ya tentu tahu, biar pinisirin

Mbak Sherly saat zoom sangat keren. Beliau kalau mengenai pendidikan sudah pakarnya tulisannya tentang pendidikan juga sudah banyak dan luar biasa. Semog terus menyusul buku Solonya

Mbak ragil mengulas kembali paparan mbak Sherly semakin menguatkan pemahaman tentang apa yang disampaikan malam itu. Keren mbak Ragil

Nirwana Sadili
Nirwana Sadili
11 months ago

Saya mengenalkan mbak Sherly di pelita, sudah lama sih. waktu itu baru berhenti menjadi dosen. Ingat waktu itu beli buku solo pertama beliau tentang gorengan yang punya bukunya pasti tahu, biar pinisirin ..

Tulisanya keren, kemarin ikut zoom beliau jug sangat keren. Kalau mbak Sherly membuat tulisan tentang pendidikan bagi saya sudah suhunya

Tulisan mbak ragil mengulas kembali semakin menambah pemahaman. Tulisannya keren mbak ragil

Atien
Atien
11 months ago

Betul banget. Bincang mesra bareng mba @Sherly memang menarik dan banyak ilmu yang bisa diambil. Kita jadi tahu bahwa peran orang tua di rumah juga begitu besar dalam mendidik putra-putrinya. Jadi tidak hanya menyerahkan kepada sekolah saja.
Barakallah mba @Ragil

Dia dwi arista
Dia dwi arista
11 months ago

Unforgettable moment emnag pas acara ini

Sherly
Sherly
11 months ago

Maasyaallah, jazaakillah khair mbak Ragil ❤️

Semoga bermanfaat ❤️❤️❤️

Ragil
Ragil
Reply to  Sherly
11 months ago

Alhamdulillah. Syukran ya Teh sudah mau berbagi pengalaman. Semoga bisa berkecimpung lagi di dunia kampus.

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram