Lorong Gelisah

Akal dan pikiran sukarela diracuni
Gaya hidup bebas dan hedonisme setia dilakoni
Para penggawa dan hulubalang terus mengamini
Kemaksiatan membubung dan tumbuh subur di sana sini
Menjadikan jiwa liar generasi kian berani
Rekayasa cinta dijajakan menghapus rasa yang murni

Oleh. Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Tak ada yang spesial dalam empat belas Februari
Ia hanyalah bisikan setan yang tiap tahun menari-nari
Membekap dan terus membelenggu diri
Kilau cokelat dan setangkai bunga membuat jiwa berseri
Dalam pusaran maksiat sehari-hari

Rerimbunan dosa semakin menutupi bumi
Terselubung dalam rasa cinta yang katanya bersemi
Tak ada lagi keindahan rasa yang alami
Hantaman huru-hara V-day laksana tsunami
Terbentang dari barat ke timur seakan tak dapat dibasmi

Akal dan pikiran sukarela diracuni
Gaya hidup bebas dan hedonisme setia dilakoni
Para penggawa dan hulubalang terus mengamini
Kemaksiatan membubung dan tumbuh subur di sana sini
Menjadikan jiwa liar generasi kian berani
Rekayasa cinta dijajakan menghapus rasa yang murni

Gegap gempita perayaannya selalu dinanti
Tak peduli benar salah harus diikuti
Segala rasa hanyut dalam lantunan kinanti
Ukiran kata indah melenyapkan tajamnya belati
Kebenaran diabaikan tersebab buta mata hati

Sampai pada satu titik yang dilalui
Lorong gelisah tiba-tiba hadir mencumbui
Gejolak gundah ikut serta menghantui
Terhirit pada altar dosa yang selama ini mengelabui
Hanya rona bahagia yang terlanjur diakui

Kini telah sirna istimewa yang terpatri
Rasa cinta yang berubah menjadi misteri
Di lorong gelisah segenap rasa disusuri
Lembaran demi lembaran dosa dalam tiap memori
Penyesalan beterbangan mencabik murninya naluri

Satu kesempatan tak kan dibiarkan pergi
Walau lorong gelisah berkerumun membentuk elegi
Azam yang kuat telah membentuk strategi
Memdawamkan cinta agar tak lagi terbagi
Bersandar pada Allah agar terhindar dari hidup yang merugi

Sebuah persangkaan kini hanya bisa berdiam diri
Tenggelam dalam tobat nasuha yang terus bersinar bak mentari
Tak tampak lagi lorong gelisah di jalan penuh duri
Sajak-sajak cinta harum dan merekah dalam sanubari
Saat bersandar pada Ilahi Robbi Sang Maha Penggenggam Naluri[]


Photo : Unsplash

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Penulis Inti NarasiPost.Com
Afiyah Rasyad Penulis Inti NarasiPost.Com dan penulis buku Solitude
Previous
Konspirasi di Balik Hari Valentine
Next
Hentikan Dominasi Kapitalisme Global!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram