"Kala cahaya Islam menerangi seluruh dunia. Aturan Islam dilaksanakan oleh seluruh kaum muslim dalam bingkai syariat Islam kaffah. Begitu pula dengan kaum remajanya. Mereka mampu berbuat lebih baik dengan standar Islam, berkarya untuk kemaslahatan umat. Tak ada dalam pikiran mereka sedikit pun untuk melanggar aturan Allah Swt."
Oleh. Mulyaningsih
(Pemerhati Keluarga, Anak dan Remaja)
NarasiPost.Com-Februari, bulan kedua setiap tahun yang selalu dinanti. Iya, dinanti oleh seluruh remaja yang ada di seluruh dunia. Bahkan bisa jadi mereka melakukan aktivitas menabung agar bisa memberikan sesuatu yang berharga di bulan tersebut. Wow, alangkah sesuatunya bulan Februari tersebut.
Usut punya usut, semua tentunya paham benar bahwa Februari erat kaitannya dengan hari kasih sayang alias V-day. Segala macam suasana, kado, dan yang mendukung lainnya sengaja disiapkan jauh-jauh hari. Mawar merah, berbagai macam cokelat, boneka, dan yang lainnya turut menemani di momen itu. Katanya, jika tak ikut momen tersebut maka biasanya disebut sebagai orang kuno dan muna (munafik). Innalillahi, ngeri juga ya ternyata.
Sebagai seorang ibu, melihat salah satu kondisi remaja saat ini benar-benar cukup mengerikan. Sedih dan miris mengiringinya. Ternyata mereka tak kenal lagi apa itu halal dan haram yang berbasis pada Islam. Yang penting bagi mereka adalah bisa bersikap dan berkata moderen ala-ala masa kini. Ya, dengan bergaul tanpa batas dengan lawan jenis, melakukan aktivitas kasih sayang alias pacaran, bahkan yang lebih ngeri bin serem adalah mereka sudah ada yang berani melakukan aktivitas yang seharusnya hanya dilakukan oleh pasangan sah (suami istri).
Benar-benar memprihatinkan sekali remaja saat ini, ya. Hanya karena ingin dibilang trendi atau maju, mereka melakukan aktivitas di luar Islam. Merayakan dengan pasangan hari V-day menjadi contoh kecil yang biasa dilakukan oleh remaja saat ini. Ternyata hal itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman yang terus saja diembuskan dan ditanamkan pada kaum muslim, apalagi remaja. Sekularisme dan liberalisme menjadi pemahaman yang mendasari aktivitas tersebut di atas. Dengan adanya pemisahan antara agama dan kehidupan membuat agama tak lagi dijadikan patokan dan sandaran dalam berbuat dan berkata. Ditambah lagi liberalisme, maka makin membebaskan mereka melakukan apa pun sekehendaknya. Bebas tanpa ada yang berani mengusik dan mencegahnya.
Penanaman ide sekularisme dan liberalisme membuat ketakwaan hanya sebatas wacana saja. Ketakwaan ada ketika berada di masjid atau musala. Di tempat lain maka nyaris hilang dan tak dipedulikan.
Sungguh berbeda kala cahaya Islam menerangi seluruh dunia. Aturan Islam dilaksanakan oleh seluruh kaum muslim dalam bingkai syariat Islam kaffah. Fakta sejarah menyebutkan bahwa Islam pernah berjaya selama 13 abad lamanya. Banyak dari kaum muslim yang berhasil menemukan karya-karya terbaik mereka dan dapat dimanfaatkan oleh manusia secara umum. Semua itu tak lepas dari adanya tiga dukungan yang kemudian juga menjadi perisai umat. Ketiga dukungan tadi adalah adanya negara, sistem, dan pemimpin yang mampu menjalankan Islam secara sempurna dan menyeluruh. Dengan begitu, maka sisi ketakwaan dari seluruh kaum muslim dapat terjaga dengan baik.
Begitu pula dengan kaum remajanya. Mereka tentunya mampu berbuat lebih baik dengan standar Islam. Mereka berkarya dan menciptakan sesuatu untuk kemaslahatan umat. Tak ada dalam pikiran mereka sedikit pun untuk melanggar aturan Allah Swt. Kepatuhan pasti akan tergambar secara pasti. Begitu pula dengan amar makruf, maka senantiasa menjadi kebiasaan yang terus dilakukan karena wujud rasa sayang serta kecintaan terhadap saudara. Tak mau saudaranya terjerumus dalam jurang kehinaan dan kesengsaraan.
Tokoh-tokoh muslim juga banyak yang menjadi penemu tersohor. Contohnya adalah Al-Khawarizmi beliau menemukan angka nol, Al-Haytsam penemu konsep optik. Dalam Islam, orang-orang yang berilmu pastilah dia juga akan menjadi seorang ulama yang mempunyai tingkat ketakwaan yang sungguh luar biasa. Sebagai contoh adalah sosok Imam al-Syafi’I, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Hanafi, Al-Ghazali, Ibnu Taymiyah dan masih banyak yang lainnya. Mereka semua adalah sosok ulama yang dikagumi oleh umat dan menjadi teladan.
Dari gambaran di atas sudah seharusnya kita dapat mengembalikan kejayaan Islam. Remaja tak lagi mengumbar hawa nafsu semata. Yang lebih dipentingkan adalah menjalankan hukum syarak dalam kehidupan dunia. Karena remaja adalah sosok yang menjadi penerus serta estafet perjuangan dan menjadi penerus peradaban. Sekali lagi, jadikan pandangan Islam sebagai fondasi dalam melakukan semua hal agar ketakwaan terus ada dan makin membuncah pada remaja. Wallahu 'alam.[]
Bangkitlah para pemuda muslim.. buanglah "chip" pemikiran kaum kafir yang kini menghujam pikiran dan batinmu..