Celebrating Valentine's Day is Haram for Muslim!

"Pemuda-pemudi Islam penerus bangsa banyak melupakan jati dirinya sebagai orang mukmin dari umat terbaik pilihan Allah Swt. Banyak dari mereka yang mudah goyah dan rapuh sehingga sangat mudah terjerumus ke dalam perbuatan kemaksiatan serta melakukan perbuatan tasyabbuh bil kuffar yang padahal mereka tahu perbuatan atau perayaan tersebut bukanlah ajaran Islam, tidak pernah diajarkan Allah Swt. dan Rasul-Nya, Muhammad saw."

Oleh. Nur Hajrah MS
(Aktivis Dakwah Nisa Morowali)

NarasiPost.Com-Empat belas Februari adalah hari yang paling dinantikan kalangan anak muda di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Hari kasih sayang atau yang familier disebut Valentine's Day adalah hari yang dinantikan tersebut. Berbagai macam cara dilakukan anak muda untuk merayakan Valentine's Day mulai dari acara tukar kado, berbagi cokelat, bunga, boneka dan lain-lain. Bahkan beberapa anak muda merayakannya dengan berpesta pora.

Tidak hanya di kalangan anak muda, dari kalangan orang tua. dan anak-anak pun ikut merayakannya. Selain itu, berbagai pusat perbelanjaan yang ada di negeri ini pun memperlihatkan bagaimana mereka sangat antusias mendukung perayaan Valentine's Day, baik itu dengan menjual pernak-pernik serba merah jambu, parsel cokelat, buket bunga, paket diskon spesial V-Day, dan lain sebagainya.

Tidak ketinggalan, media publikasi baik itu media cetak, media siaran maupun media online di negeri ini pun turut meramaikan dengan menampilkan promosi atau iklan Valentine's Day, video kisah asmara atau apa pun itu yang berhubungan dengan Valentine's Day.

Sejarah Valentine's Day

Dalam channel YouTube Cinta Quran TV, Ustazah Irena Handono, pendiri Yayasan Irena Center beliau yang dulunya adalah seorang biarawati menjelaskan sejarah V-Day yang sebenarnya. Berdasarkan penuturan ustazah Irena, V-Day adalah hari maksiat internasional berkemas kasih sayang. Ustazah Irena memberikan pernyataan V-Day tersebut atas dasar latar belakang sejarah V-Day.

Sejarah V-Day berawal dari Athena Kuno yang pada saat itu terdapat ritual yang disebut ritual "Gamelion", yaitu ritual pernikahan Dawa Zeus dan Dewi Hera yang terjadi sekitar pertengahan Januari sampai pertengahan Februari. Selain itu, ustazah Irena juga menjelaskan bahwa V-Day juga berhubungan dengan suatu ritual yang disebut dengan Love Lottrey atau undian cinta. Ritual Love Lottrey biasanya diselenggarakan di tengah-tengah taman kota, dimana di tengah-tengah taman tersebut diletakkan sebuah bejana yang berisi undian nama-nama wanita yang mengikuti acara tersebut, lalu para pria akan mengambil satu undian dari bejana tersebut untuk memilih wanita yang akan menjadi pasangan mereka, walaupun itu hanya menjadi pasangan satu malam.

Seiring berjalannya waktu, ritual-ritual tersebut mengalami perubahan dengan alasan sudah tidak adanya pemuda-pemudi yang datang ke gereja. Para pemuda-pemudi di Roma, Inggris, Prancis dan beberapa negara di benua Eropa lebih tertarik dan senang mengikuti ritual Love Lottrey daripada pergi ke gereja. Untuk itulah Paus Gelasius berpikir dan mencari cara agar para pemuda-pemudi bisa tertarik untuk ke gereja lagi agar ada generasi penerus gereja Katolik Roma saat itu.

Paus Gelasius pun memutuskan untuk mengadopsi ritual-ritual _Love Lottrey masuk ke gereja dan mengubah ikonnya. Ikonnya tidak lagi menggunakan dewa-dewi tetapi menggunakan ikon Saint (orang baik, orang yang dianggap suci dan telah meninggal) Valentino yang dinyatakan meninggal pada 14 Februari 269 M. Gereja menggambarkan Saint Valentino sedemikian rupa dan dianggap sebagai pahlawan suci.

Berdasarkan hal tersebut, Paus Gelasius meresmikan Valentine's Day pada 14 Februari 498 M, sesuai dengan tanggal kematian Saint Valentino. Itulah sejarah singkat asal muasal lahirnya Valentine's Day.

Love Lottrey di Era Modernisasi

Umat Islam adalah umat terbesar di dunia, tentu saja orang-orang yang turut merayakan V-Day adalah mereka dari kalangan pemuda-pemudi Islam. Virus merah jambu telah memperdaya para generasi Islam sehingga menjerumuskan mereka ke dalam dunia pergaulan bebas atau free sex. Mereka melupakan jati diri mereka, bahwa mereka adalah generasi dari golongan umat yang mulia.

Era digital dan modernisasi saat ini pun menganggap V-day adalah hal yang wajar untuk dirayakan di kalangan anak muda, namun pada kenyataannya V-day bukan hanya ajang berbagi cokelat dan bunga, bukan hanya ajang untuk saling bertukar kado dan bukan hanya ajang menghias rumah dan tempat-tempat umum dengan ornamen-ornamen berwarna merah jambu. Di balik itu semua, para pemuda-pemudi juga menjadikan V-Day sebagai ajang untuk mencari pasangan, berpesta pora, pesta miras dan narkoba. Bahkan tidak sedikit kasus remaja muslimah kehilangan kehormatan dirinya hanya karena tergiur dengan rayuan sebatang cokelat dan sekuntum bunga. Ya benar, aktivitas yang mereka lakukan di malam V-Day sama seperti halnya ritual-ritual yang dilakukan para pemuda-pemudi pada ritual Love Lottrey.

Sebagaimana yang terjadi di Surabaya, di malam Valentine 14 Februari 2022, jajaran Satpol PP Surabaya melakukakan razia dibeberapa penginapan yang ada di Surabaya. Alhasil, ada 71 pasangan kumpul kebo yang terjaring razia tersebut. (duta.co, 15/02/2022)

Selain itu, di beberapa daerah menjelang hari Valentine penjualan alat kontrasepsi, dalam hal ini kondom, meningkat drastis. Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan contohnya. Salah satu mini market di daerah tersebut mengaku bahwa penjualan kondom naik drastis mencapai 75 persen menjelang hari Valentine. (infosumsel.id, 14/02/2022)

Faktor-faktor Penyebab Generasi Muda Islam Melupakan Jati Dirinya

Seperti yang diketahui, umat Islam adalah umat terbaik, sebagaimana firman Allah Swt. yang artinya, "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS Ali Imran: 110)

Adakah terlintas dalam benak kita pertanyaan-pertanyaan ini? Mengapa pemuda-pemudi Islam bisa ikut terjerumus dan ikut merayakan V-Day? Tidakkah mereka pernah mendengar bahwa umat Islam dilarang tasyabbuh bil kuffar (menyerupai kaum kafir)? Tidakkah mereka mengetahui bahwa V-Day bukanlah ajaran Islam dan haram untuk dikerjakan? Negeri ini mayoritas memeluk agama Islam, namun mengapa mereka khususnya para pemuda-pemudi Islam begitu lemah memahami integritas dirinya sebagai seorang mukmin, umat dari golongan terbaik, umat pilihan Allah Swt.?

Ada beberapa faktor penyebab lemahnya pemuda-pemudi Islam dalam memahami integritas dirinya sebagai seorang mukmin. Faktor tersebut bersumber dari lingkungan keluarga, sosial dan negara.

Pertama, keluarga. Keluarga dalam hal ini khususnya orang tua adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Mendidik mereka baik dari segi akidah maupun akademik, serta adab atau tingkah lakunya, juga memperhatikan pertumbuhan atau kesehatan anak-anaknya adalah tugas dan tanggung jawab orang tua yang tidak boleh dilalaikan. Namun, kebanyakan orang tua di era modernisasi ini hanya terfokus dalam mencari nafkah, hanya mementingkan kebutuhan materi saja tetapi tidak membersamai anak dalam pendidikan akidah, adab, dan akhlaknya. Sehingga tidak heran jika saat ini banyak anak-anak yang suka membangkang, hanya mementingkan keinginan dirinya sendiri, mengikuti semua hawa nafsunya tanpa memerdulikan bagaimana dampak atau risikonya terutama bagi masa depannya. Mereka mudah goyah dan rapuh sehingga sangat mudah terjerumus ke dalam suasana yang bersifat negatif.

Kedua, sosial. Lingkungan sosial dalam hal ini masyarakat, kebanyakan masyarakat saat ini tidak memberi perhatian terhadap para pemuda-pemudi generasi penerus bangsa. Seolah-olah masa bodoh dengan mereka. Padahal mereka juga memiliki peran yang penting dalam membentuk generasi yang gemilang. Tetapi kebanyakan masyarakat saat ini bersifat individualis, tidak peduli terhadap apa yang terjadi di luar lingkup keluarganya. Sehingga tidak heran, jika terjadi suatu kejadian yang bersifat negatif di kalangan remaja, kebanyakan orang-orang yang berada di lingkungan sosial para remaja bukannya menegur mereka atau menasihati mereka dengan tulus, tetapi mereka malah melakukan perundungan baik secara verba maupun fisik terhadap remaja tersebut.

Ketiga, negara. Negara memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan generasi yang gemilang, generasi yang memahami jati dirinya sebagai seorang mukmin. Namun, negeri yang telah condong ke arah sekularisme liberal ini tidak lagi memperhatikan hal tersebut. Dipisahkannya peran agama dari segala lini kehidupan termasuk dalam urusan bernegara membuat negeri ini membebaskan generasinya dalam berpendapat, berekspresi juga bertingkah laku. Selain itu, dengan adanya pemahaman kapitalis yang meracuni negeri ini justru memperlihatkan bahwa generasi penerus bangsa hanya dibentuk untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah, generasi yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja siap pakai. Padahal negara memiliki peran yang sangat penting demi terwujudnya generasi yang gemilang, generasi yang mampu membangun, memimpin serta membanggakan negeri, bangsa dan agamanya, menjadi generasi yang tunduk dalam syariat Islam. Jika peran negara kuat, maka permasalahan yang ada pada faktor pertama dan kedua yang ada di atas akan otomatis terselesaikan. Untuk itulah peran negera sangatlah penting dalam mewujudkan generasi yang kuat, tangguh, paham akan indentitas dirinya sebagai seorang mukmin dari umat terbaik pilihan Allah Swt.

Generasi Gemilang Terbaik Hanya Ada dalam Islam

Melihat penampakkan yang ada saat ini, dimana para pemuda-pemudi Islam penerus bangsa banyak melupakan jati dirinya sebagai orang mukmin dari umat terbaik pilihan Allah Swt. Banyak dari mereka yang mudah goyah dan rapuh sehingga sangat mudah terjerumus ke dalam perbuatan kemaksiatan serta melakukan perbuatan tasyabbuh bil kuffar yang padahal mereka tahu perbuatan atau perayaan tersebut bukanlah ajaran Islam, tidak pernah diajarkan Allah Swt. dan Rasul-Nya, Muhammad saw. Ini menandakan bahwa pemerintah dan sistem pemerintahan yang ada saat ini gagal untuk melindungi generasinya, gagal membentuk pemuda-pemudinya sebagai generasi yang gemilang yang bukan hanya membanggakan baik dari segi akademik, tetapi juga akidah, adab dan akhlaknya, mencintai Allah Swt. dan Rasul-Nya lebih dari segala-galanya, serta taat terhadap syariat Islam.

Sebagaimana Sultan Muhammad al-Fatih, baik keluarga, sosial dan negara sangat mendukungnya untuk menjadi generasi yang gemilang. Di usianya yang masih sangat muda, ia sangat menguasai ilmu agama dan ilmu akademik lainnya, begitupun dalam mengatur siasat perang, serta menjadi pemimpin perang, ia begitu lihai melakukannya. Sehingga tidaklah heran di usianya yang masih sangat muda, Sultan Muhammad al-Fatih bersama pasukannya mampu menaklukkan benteng pertahanan Konstantinopel yang pada saat itu terkenal dengan pertahanannya yang sangat kuat.

Sehingga satu-satunya solusi atas permasalahan lemahnya para pemuda-pemudi Islam dalam memahami jati dirinya sebagai umat terbaik adalah hanya dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah di seluruh aspek kehidupan, baik di negeri ini bahkan ke seluruh penjuru dunia. Dengan penerapan Islam secara kaffah tentu tidak akan ada lagi generasi Islam yang latah turut merayakan budaya yang bukan ajaran Islam termasuk perayaan Valentine's Day. Penerapan syariat Islam secara kaffah adalah solusi atas seluruh permasalahan yang terjadi di tengah-tengah umat saat ini dan itu semua hanya akan bisa terwujud dalam naungan Daulah Khilafah islamiah.

Dalam naungan Daulah Khilafah islamiah, semua warganya baik itu muslim maupun nonmuslim akan paham dan sadar bahwa,
"Celebrating Valentine's Day is haram for muslim!"

Wallahu a'lam bish-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasIpost.Com
Nur Hajrah MS Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Ketika Nabi dan Umar Ditemui Putra Iblis
Next
Masih Merayakan V-Day? Kamu Musti Tahu Ini!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram