"Sedianya, kaum kapitalis Barat telah lama menjalankan agenda jahatnya dalam mengaburkan, membenturkan dan mengubah berbagai bentuk agenda dan program pengikisan akidah terhadap umat muslim, melalui propaganda pemikiran-pemikiran kapitalis mereka, termasuk di dalamnya Valentine's day ini."
Oleh. Desi Wulan Sari, M.Si.
NarasiPost.Com-Generasi muslim kini tengah dihipnotis dalam euforia di bawah istilah “kasih sayang” dan gaya hidup yang saling menularkan. Gaya hidup yang merujuk pada kehidupan modern ala Barat yang hedonis, tanpa batasan di setiap muamalah yang mereka lakukan demi kesenangan duniawi semata.
Salah satunya adalah perayaan Valentine's Day, yang diperingati setiap tanggal 14 Febuari atau yang lebih dikenal sebagai “Hari Kasih Sayang”, di mana setiap perayaan melibatkan perasaan cinta dan kasih sayang yang ditujukan kepada orang-orang yang dikasihi, seperti pasangan, keluarga, teman atau sahabat dekat. Diperingati sebagai momen perayaan cinta dan kasih sayang dengan cara memberi bunga, coklat, dan sebagainya sebagai hadiah.
Namun, pernahkah terbayangkan dalam benak dan pikiran kita sebagai umat muslim, bahwa sebenarnya kita tengah dibutakan dan disamarkan antara kasih sayang hakiki dengan kasih sayang berbalut maksiat yang sangat menakutkan?
Sejarah Kelam Valentine
Versi pertama, berbagai sumber sejarah telah banyak menyebutkan bahwa perayaan Valentine's day berasal dari sebuah perayaan Lupercalia, yaitu rangkaian upacara penyucian di masa Romawi Kuno (13-18 Febuari). Di mana dua hari pertama dipersembahkan untuk Sang Dewi Cinta (gueen of feverish love), Juno Februata. Pada hari itulah para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Dan setiap pemuda mengambil nama-nama gadis di dalam kotak secara acak, hingga nama seorang gadis keluar dan harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan sebagai objek hiburan semata. Di tanggal 15 Februari, mereka meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara inilah kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut, dengan anggapan lecutan tersebut akan membuat mereka menjadi subur. ( The World Book of Encyclopedia, 1998).
Versi berikutnya, ada kisah yang menceritakan seorang Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada yang telah menikah. Namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda, sehingga ia ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M ( The World Book of Encyclopedia, 1998).
Lantas, hari ini orang sibuk merayakan hari Valentine yang bukan dari ajaran Islam ataupun budaya kita sendiri. Biasanya, perayaan Valentine's day ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dengan cara-cara yang unik. Bahkan ada yang mengajukan pertanyaan kepada pasangannya dengan kalimat “Will you be My Valentine?” Terkesan romantis, tetapi ternyata sangat mengerikan maknanya. Sebuah artikel yang tulis oleh Ken Sweiger, yang berjudul "Should Biblical Christians Observe it?" mengatakan bahwa kata Valentine ini berasal dari bahasa Latin yang berarti Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhan orang Romawi. (www.korrnet.org)
Maka, disadari atau tidak, jika seseorang meminta kepada para pasangannya atau siapa pun yang dituju untuk diminta menjadi “Be My Valentine”, hal itu akan merujuk pada perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa, dan segala sifat-sifat ketuhanan yang dimaksud) dan hal tersebut akan membuka potensi jalan kesyirikan, yaitu menghidupkan pemujaan kepada berhala atau makhluk. Tentu hal ini sangat bertentangan dalam akidah dan pemahaman umat muslim yang mengetahui kebatilan dan kebenaran.
Isu Sesat ala Barat
Apa yang diungkapkan di atas, jelas menerangkan bahwa Valentine's day ini berasal dari sejarah gelap dan kelam yang semestinya bisa diambil pelajaran bagi umat muslim dari setiap kejadian. Hingga kini, banyak generasi muslim yang telah kehilangan sisi ilmu dan akidah Islamnya karena semakin terkikis akibat teracuni pemikiran sekularime, hingga lemahlah keimanannya. Ancaman pada gerbang kehancuran akidah kian menghampiri, jika umat tidak segera bangkit meraih kekuatannya kembali.
Sedianya, kaum kapitalis Barat telah lama menjalankan agenda jahatnya dalam mengaburkan, membenturkan dan mengubah berbagai bentuk agenda dan program pengikisan akidah terhadap umat muslim, melalui propaganda pemikiran-pemikiran kapitalis mereka, termasuk di dalamnya Valentine's day ini.
Isu kasih sayang yang dibalut kemaksiatan ini telah menjadi agenda tetap mereka dalam rangka menghancurkan, melemahkan, mengalihkan arah pikiran umat pada kebenaran. Karena dalam Islam, hal ini termasuk perbuatan syirik, artinya menyekutukan Allah. Seperti halnya Valentine's day yang diidentikan dengan simbol Cupid (the desire) yang digambarkan pada sosok bayi bersayap dengan panah, adalah putra Nimrod, the hunter (dewa matahari), disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita, bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Naudzubillahimindzaaliik.
Tak Ada Valentine's Day dalam Islam
Sudah saatnya generasi muslim kini semakin cerdas dan bangkit dari tidur panjangnya. Gaya hidup yang tidak sesuai dengan ajaran Islam haruslah ditinggalkan. Tidak ada toleransi dalam perayaan Valentine's Day ini. Bukan hanya karena sekadar memberi bunga, coklat ataupun hadiah lainnya, tetapi perbuatan yang menyerupai kaum kafir adalah dilarang oleh agama. Menjadi generasi smart taat syariat lebih dibanggakan daripada rela mengikis keimanan bahkan melemahkan akidahnya sendiri agar jauh dari ajaran Islam yang sesungguhnya.
Perhatikanlah ayat yang disampaikan Allah Swt,
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawabannya?” (QS. Al-Isra’ [17]: 36)
Sejatinya, umat Islam adalah umat yang kokoh dan tidak mudah terpengaruh pada gemerlapnya dunia. Kesenangan-kesenangan dunia hanyalah panggung yang akan mereka lewati tanpa berminat untuk ikut tercebur di dalamnya. Khususnya generasi muslim hari ini dan yang akan datang, semakin cerdas dalam memahami budaya Valentine's day yang sesat dan penuh kemaksiatan ini. Bahwasanya umat harus menyadari, memperingati Valentine's day berarti menghancurkan kepribadian dan karakter seorang muslim. Maka, saatnya membuang jauh-jauh kebiasaan jahiliah yang merusak keislaman umat muslim itu sendiri. Dan Islam lah yang merupakan jalan terbaik.
Hanya dengan Islam kaffahlah umat muslim mampu terhindar dari perbuatan dan pemikiran rusak kaum kapitalis Barat. Karena Islam menjaga umatnya dengan menciptakan generasi muslim yang memiliki karakter dan kepribadian yang khas dan istimewa sesuai dengan teladan Rasulullah saw. Tanggung jawab generasi muslimlah untuk menyerap, mengamalkan, dan memelihara akidah dan pengetahuan ajaran Islam secara kaffah hingga akhir zaman. Karena Islam adalah agama rahmatan lil alamiin. Wallhau a’lam bishawab.[]
Photo : Unsplash