"Aku tersanjung padamu, Mom. Rasa syukur atas nikmat-Nya, aku memiliki sahabat yang begitu peduli, walaupun beberapa dari kami belum pernah bertatap muka." (Challenge True Story)
Oleh. Iha Bunda Khansa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Awal mengenal NarasiPost.Com akhir Desember 2020. Sebagai penulis pemula yang masih belajar, aku memberanikan diri mengirim naskah true story berjudul "Persaudaraan di Haramain".
Naskahku langsung kukirim ke Pemred NP, Mbak Andrea Aussie. Beliau tinggal di Australia, tetapi kok bisa bahasa Indonesia? Ternyata, aslinya dari Indonesia yang sudah bermukim cukup lama di Negeri Kanguru.
Naskah true story ini adalah kisah yang mempunyai makna mendalam dalam hidupku. Bagaimana tidak, aku bersama suamiku bisa sampai ke Haramain karena wasilah kebaikan sahabatku.
Impianku terkabul ke Baitullah bukan karena aku mempunyai banyak uang. Kondisi saat itu ekonomi keluargaku pas-pasan, bahkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Namun Allah Maha Mengetahui dan Maha Segalanya, sehingga kami diundang bukan karena banyak materi, tetapi karena panggilan Allah.
Tak lama menunggu, hanya hitungan hari naskahku mampu memikat tim redaksi NP dan tayang 25 Desember 2020. Bahagia tak terkira, pertama kali kukirim naskah dan langsung tayang. Dalam hati, apa karena belum banyak naskah yang masuk ke NP? Atau suatu kebetulan? Yang pasti aku merasa senang dan bahagia, tulisanku bisa ditayangkan.
Waktu terus melaju, NarasiPost.Com sebagai media dakwah online yang mempunyai tagline, "Cerdas dalam Literasi Media, Bijak Menangkap Peristiwa Kunci", perlahan tapi pasti mampu bersaing dengan media online yang sudah berdiri terlebih dulu. Tentu, perjuangan mendirikan media yang mempunyai misi dakwah tidak mudah, penuh tantangan, rintangan, dan hambatan, baik dari dalam tubuh NP ataupun dari luar. Namun, NP terus melangkah pasti hingga melesat bagaikan mutiara yang berkilau.
Sebagai media dakwah yang kukenal, tentunya rubrik opini merupakan rubrik yang mampu mendobrak pemikiran-pemikiran sekuler dengan pemikiran Islam. Tim Redaksi NP adalah para penulis ideologis yang telah melewati perjuangan dari awal. Hingga akhirnya mereka mampu menyeleksi tulisan-tulisan yang masuk dengan teliti.
Salah satu Tim Redaksi NP adalah saudaraku seperjuangan yang merangkak dari bawah. Dia sering mengikuti berbagai challenge opini, dan menang beberapa kali. Dia orang yang cerdas, pembelajar, memegang prinsip yang kuat, dan termasuk killer. Beliau adalah Nurjamilah.
Walaupun masih kerabat, tetapi tidak ada toleransi untuk naskah yang belum memenuhi syarat. Semuanya akan dikembalikan untuk diperbaiki. Makanya, tidak sedikit yang ragu mengirim naskah ke NP karena banyak yang dikembalikan untuk diperbaiki, tersebab belum memenuhi syarat.
Aku memang jarang mengirim naskah opini. Beberapa naskah yang pernah kukirim antara lain rubrik food, sastra, puisi, dan true story,. Pernah juga aku mengirim surat pembaca, namun tidak tayang karena belum memenuhi syarat.
Masih banyak kekurangan dari diriku. Namun, NP terus mengapresiasi dan men- support para penulisnya untuk terus belajar dan memperbaiki kesalahannya. Alhamdulillah, pernah sekali aku mengirim tulisan opini dan berhasil tayang. Masyaallah bahagianya.
Setiap orang mempunyai passion menulis yang berbeda. Ada yang piawai menulis puisi, true story, opini, fiksi, motivasi, dll. NarasiPost.Com menyediakan tempat bagi siapa pun yang mau mengirimkan naskahnya dari berbagai genre. Alhamdulillah, naskah puisi, true story dan naskah opiniku pada akhir 2021 pernah dimuat di NP. Dan aku pun masukan ke dalam grup Kontributor NP.
Tersanjung Padamu
Tak kenal maka tak sayang. Begitu pun aku mengenal NP dan juga founder-nya. Mbak Andrea Aussie, nama panjangnya Andrealica Nhordeeniz. Cukup sulit bagi saya mengucapkannya, karena minim bahasa Inggris. Minta maaf ya, Mom.
Mengenalnya dari tulisan dan sesekali tampil di Zoom. Walaupun sampai saat ini belum pernah lihat langsung wajahnya, menurutku Mom Andrea wanita tangguh, mempunyai karakter yang tegas, ceplas-ceplos, akan mengungkapkan jika suka dan tidak suka, dermawan, dan tidak perhitungan mengeluarkan dana untuk kemajuan NP.
Semoga Allah menggantinya dengan rezeki yang lebih. Oh ya, satu lagi beliau pekerja keras. Dalam kondisi sakit pun, beliau berusaha untuk mem- publish naskah yang masuk.
Cukup lama aku tidak mengirim naskah. Masih ada chat di WhatsApp, perhatian Mom Andrea untuk menyemangati para kontributor yang hibernasi seperti saya, di tanggal 15 Juni 2022.
Kemudian, saya juga mendapat WhatsApp. "Mbak Iha, ke mana saja hayo? Kenapa sembunyi terus dari NP mana coba naskahmu? Hehe…"
MasyaAllah, ternyata diam-diam Mom Andrea perhatian dan tidak segan mengingatkan para kontributornya.
Waktu terus berlalu, serasa masih punya utang, keinginan menulis muncul lagi. Qaadarullah, beberapa ujian hadir menghampiri. Sehingga, sekitar dua bulan lebih tidak aktif di medsos, termasuk Facebook dan WhatsApp .
Puncaknya pertengahan bulan Agustus qadarullah wa masyaallah putri bungsuku satu-satunya kembali menghadap Sang Pencipta, Allah Swt, di usianya yang masih remaja. Aku dan keluargaku mencintainya. Namun Allah lebih mencintai bidadariku. Aku pun berusaha sabar, ikhlas, dan tawakal menerima ketetapan Allah. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Apakah aku terus larut dalam kesedihan? Sebenarnya sarana untuk menuangkan segala rasa saat itu banyak. Tetapi, tangan ini kelu untuk menorehkan. Hanya mampu berdiam dan terus membayangkan.
Dua bulan berlalu sejak kepergiannya, aku mencoba menulis puisi dan langsung ingat NP. Bismillah, aku kirim langsung ke Mom Andrea. Aku niatkan naskah ini untuk memberi motivasi bagi pembacanya.
Jika tayang alhamdulilah, kalau pun tidak, semoga ada perbaikan.
Maklum, saat itu banyak naskah masuk ke NP dan tentunya melalui seleksi yang ketat dan panjang. Jadi menunggu saja, hingga akhirnya puisi saya lolos dan publish.
Alhamdulillah. Setelah menunggu, hari kedua belas tepatnya 2 Nopember 2022, puisi yang berjudul "Kenangan Bersamamu" tayang dan cukup banyak yang membacanya. Mom Andrea pun meminta maaf karena kondisi sakit dan banyak gempuran ke NP jadi terlambat publish.
Masyaallah ternyata setelah puisiku tayang, selang enam hari Mom Andrea menulis naskah untuk saya judulnya "Mencintaimu". Membacanya seolah itu mewakili diriku. Ya, Mom begitu perhatian dan merasakan bagaimana seorang ibu yang kehilangan buah hati yang selalu membersamainya.
Aku tersanjung padamu, Mom. Rasa syukur atas nikmat-Nya, aku memiliki sahabat yang begitu peduli, walaupun beberapa dari kami belum bertatap muka. Ukhuwah Islam itu indah. Hanya ikatan akidah yaitu ikatan keimanan yang mampu menguatkan sesama muslim, bukan ikatan yang lain.
Dalam salah satu hadis disebutkan,"Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga ukhuwah tetap terjaga dan NarasiPost.Com istikamah menyampaikan opini Islam walau tantangan menghampiri.
Wallahu a'lam bi shawab
Cianjur, 23 Maret 2023[]
Semoga sehat selalu bunda Iha..