Rumah Idaman Pejuang Pena, NarasiPost.Com

”Aku sadar langkah gerakku tuk meraih cita-cita mewujudkan peradaban Islam amat terbatas. Namun bersama NarasiPost.Com, gerak minimalku menjadi meluas.”


Oleh. Nita Savitri
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Media, ibarat rumah bagi penulis. Media merupakan tempat digodoknya sebuah tulisan. Apakah layak atau tidak, untuk disajikan kepada pembaca. Media yang hidup dan solid dengan para penulisnya merupakan sebuah rumah idaman bagi para pejuang pena.

NarasiPost.Com merupakan salah satu media dakwah online yang kukenal sejak launching perdananya, melalui zoom. Aku terpana, ketika ternyata media ini dipunyai oleh seorang wanita tangguh Indonesia yang berdomisili di Australia, Andrealica Nhordeeniz atau lebih dikenal dengan Andrea Aussie. Namanya memang asing di telinga. Namun begitu perhatian layaknya seorang mama kepada anaknya, jika kita sudah sering berinteraksi dengan Mutiara dari Negeri Kanguru ini.

Waktu awal mengenal NarasiPost.Com (NP), aku sudah sedikit mengetahui jika media ini sangat ketat seleksi tulisannya. Banyak teman yang cerita, bahwa tulisan mereka ditolak karena belum sesuai kriteria media tersebut. Namun dibalik penolakan ini, tentunya terselip beberapa poin yang disampaikan oleh pihak editor, mengapa tulisan tersebut belum bisa ditayangkan.

Sebagai penulis pemula, diriku merasa tertantang untuk mencoba menjajaki media baru dan belum ditaklukkan. Alhamdulillah, selama ini biasanya tulisanku lancar jaya masuk meja redaksi, dan tinggal menunggu publikasi 3 sampai 5 hari. Kemungkinan kesalahan-kesalahan yang kubuat masih bisa dimaklumi oleh para editor plus disetujui oleh pemrednya.

Surat Cinta Perdana dan Terakhir

Akhirnya aku pun mencoba mengirim tulisan ke redaksi NP. Tidak perlu melalui surel/email, cukup dengan WhatsApp (WA). Ini yang kusuka, karena tidak ribet membuka email dan mengecek kotak surat. Tulisan perdanaku yang kukirim di NP, ternyata juga mendapat surat cinta. Setelah kutanya langsung kepada Mom Andrea, panggilan akrab sang pemrednya.

Tepatnya di bulan September 2021, aku mencoba mengirim naskah opini ke NP. Selama kurang lebih 3-5 hari aku menunggu kabar. Namun, tak kunjung datang. Sampai akhirnya aku beranikan wapri ke Mom Andrea. Dan beliau pun minta maaf karena sedang peralihan nomor HP yang baru. Kemudian beliau pun meneruskan surat balasan yang dikirim oleh admin opini yang berbunyi, "Mohon maaf ini banyak kesalahan dalam penempatan tanda baca dan beberapa susunan kalimat rancu."

Aku pun membalas terima kasih atas kritik dan sarannya. Setelah kubaca ulang, ternyata memang benar apa yang dikritik oleh admin. Namun, waktu itu aku tidak mengirim ulang naskah tersebut, karena mengira sudah basi beritanya ditambah kemalasanku utak-atik naskah lama. Sampai akhirnya pada Desember 2021, aku mencoba meramaikan ikut parade opini di salah satu kelas menulis yang aku ikuti. Di sini peserta diharuskan menulis opini 7 hari berturut-turut tanpa jeda. Sungguh sebuah tantangan yang luar biasa bagiku.

NarasiPost.Com kembali menggelitikku, untuk mencoba mengirim naskah parade di sini. Aku pun mengirim tulisanku yang kedua kalinya, setelah mendapat surat cinta dari admin opini untuk tulisan perdana. Naskah kukirim pada 10 Desember 2021. Aku pun menunggu jawaban hasil pengiriman tersebut. Sampai pada tanggal 15 Desember 2021, aku pun menanyakan kembali naskah yang kukirim. Mom Andrea membalas, bahwa naskahku sempat dihapus oleh Redpel NP, Mbak Hana, karena menuruti permintaanku, yang mengira naskahku masuk parade NP berbarengan dengan parade yang kuikuti. Namun akhirnya, aku meralat dan menarik naskah karena ternyata parade NP belum dimulai.

Sehingga naskahku pun ditanyakan ke admin opini lainnya. Maaf sebesar-besarnya kepada tim NP, atas sikapku yang merepotkan waktu itu. Akhirnya tepat 7 hari pengiriman, yaitu tanggal 17 Desember, kembali kutanyakan perihal naskah tersebut. Masyaallah, Mom Andrea pun memberi balasan, yang membuatku gembira luar biasa, berupa link tulisanku yang tayang di NarasiPost.Com. Ya, inilah tulisan perdanaku yang tayang di NP, dengan judul Narasi Teroris Menjegal para Aktivis yang membuatku masuk menjadi anggota grup Konapost di akhir tahun 2021. Tidak terasa sudah setahun lebih menjadi anggota Konapost, namun karyaku masih dalam hitungan jari. Inilah yang membuatku merasa minder dengan teman-teman, yang masih bisa menulis walau pandemi sudah berlalu.

Aksi Grup Konapost

Grup Konapost selalu tidak pernah sepi. Ada saja celoteh teman-teman, baik dari admin maupun warga Konapost. Entah karena tidak produktif berkarya, diriku seringnya hanya menyimak saja. Terkadang ada motivasi dari Mom Andrea yang mendorong dan menyemangati tuk kirim dan kirim tulisan dari berbagai genre. Semangatnya seakan tidak pernah padam. Sebelum berangkat kerja, Mom Andrea harus sudah mulai publish naskah, begitu tekadnya yang pernah diungkap dalam grup. Dilanjut publish di sela-sela jam makan, pada waktu kerja.

Grup ini tidak pernah sepi dengan celoteh teman-teman. Ada admin yang rajin menyapa, mba Dia Dwi Arista namanya. Jika sudah berceloteh, biasanya teman-teman langsung nimbrung meramaikan. Maka wajar, mbak Dia menyabet gelar admin favorit Konapost. Ada pula Mbak Hana, admin yang sering berbagi ilmu peropinian. Mbak Hana pun menyandang gelar admin terbaik versi Konapost. Belum lagi ujian KBBI setiap pekan, sharing mingguan bersama pemateri andal. Peserta akan mendapat hadiah jika bertanya maupun menulis testimoni yang menarik.

Taklukan Challenge

Mom Andrea selaku Pemred NP, sangat menjaga semangat pasukan penulisnya. Maka berbagai challenge pun digelar. Seperti yang diadakan pada 25 Juni-25 Juli 2022. Dalam challenge tersebut, dilombakan rubrik medical, food, cerpen, dan travelling, yang memang penulisnya tidak seriuh rubrik opini. Aku pun mencoba mengikuti dengan mengirim tulisan ringan seputar medis, dan kukirim di hari terakhir, tanggal 25 Juli. Aku pun tidak berharap banyak, karena melihat di grup Konapost juga banyak ahli medisnya. Sementara yang kukirim hanya naskah sederhana saja, seputar gigi dan perawatannya. Namun di luar perkiraan, alhamdulillah ternyata karyaku terpilih menjadi salah satu pemenang dari rubrik medical. Jazakunnallah khair, Mom Andrea dan Tim NP.

Kemudian di bulan Oktober 2022, NP kembali menggelar challenge untuk milad ke-2. Di sini lomba dibagi dua kategori, tim media dan umum. Aku pun mencoba ikut kategori umum dalam rubrik opini, bertema Pemuda Perubahan Peradaban. Tulisan yang diminta panitia lumayan panjang, 800-an kata. Sehingga awalnya, aku bingung hendak nulis apa. Cuma aku tahu poin pentingnya, yaitu ngaji Islam kaffah agar mampu menjadi pemuda agen perubahan demi mewujudkan kembali peradaban Islam.

Alhamdulillah, tidak menyangka lagi, ada wapri dari Mom Andrea yang mengabarkan bahwa tulisanku masuk nominasi nilai tinggi. Beliau meminta foto dan biodataku, untuk tampilan Milad ke-2 NP, yang mengundang para narasumber keren, yaitu : Ustazah Ratu Erma, Dedeh Wahidah, dan Nafidah Anshori. Masyaallah, ternyata tulisanku pun terpilih dalam 10 naskah terbaik dalam challenge kali ini.

Tidak berhenti menggelar challenge, kembali NP mengadakan quote challenge motivasi untuk kembali memacu semangat para pejuang pena. Di sini selama 10 hari berturut-turut, peserta diminta membuat kalimat motivasi dengan 4 tema yang disediakan oleh panitia. Ada tema Rajab, NP, Dakwah, dan Literasi. Aku pun tertantang untuk turut mengikuti lomba ini. Hal ini karena tuk mencoba sesuatu hal yang baru, dan sekaligus memotivasi diri sendiri, juga para pembaca. Kubuat motivasi semua tema secara berurutan, dilengkapi desain sederhana. Aku melihat para peserta sangat bagus dan indah untaian katanya. Diriku pun pasrah, menang atau kalah tidak masalah. Alhamdulillah, akhirnya karya motivasiku mendapat apresiasi dari tim NP, terpilih menjadi 10 karya terbaik dari peserta lain.

Inilah sekelumit kisahku bersama NarasiPost.Com, sebuah media yang tidak pernah lelah berkarya dan memotivasi penulisnya untuk terus mengembangkan kemampuan literasinya. Diriku sangat bersyukur menjadi bagian warga Konapost. Aku sadar langkah gerakku tuk meraih cita-cita mewujudkan peradaban Islam amat terbatas. Namun bersama NarasiPost.Com, gerak minimalku menjadi meluas. Jazakunnallah khairan katsir kepada Mom Andrea dan Tim NP, atas kebersamaan perjuangan literasi di dunia maya. Semoga diri ini tetap istikamah menjadi pejuang pena sampai tutup usia maupun tegaknya Islam menjadi pemimpin peradaban dunia. Wallahu a'lam bi ash-shawab. “[]


Photo : Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayagkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Antara Kritik dan Kesempurnaan Naskah
Next
Selaksa Kisah bersama NP
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram