"NP benar-benar menyadari bahwa setiap tetes tinta seorang penulis adalah darah bagi perubahan peradaban."( Challenge True Story )
Oleh. Isti Daiyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Mengenal NarasiPost.Com (NP) sejak tahun 2020, ketika pandemi mulai melanda negeri. Menjadi kontributornya, dan masuk dalam rumah besar bernama Konapost mulai awal 2021. Awalnya menulis opini karena menjalankan amanah sebagai sarana untuk mendakwahkan Islam ketika aktivitas terbatas, akibat pandemi Covid-19.
Sebagai penulis pemula, jelas kemampuan menulis hanya apa adanya. Bahkan ketika tulisan opini saya bisa ditayangkan di NP, ini adalah sebuah rezeki bagi saya. Menjadi obat lelah karena telah menunggu dengan harap-harap cemas, apakah tulisan saya layak tayang di NP atau harus direvisi.
Mungkin hal inilah yang akhirnya dibaca oleh Pemred NP dan timnya. Sehingga NP sering mengadakan event berbagi ilmu kepenulisan gratis. Di rumah besar kontributor NP yang bernama Konapost, semua informasi dibagikan. Berbagai challenge dan event diadakan, hal inilah yang membuat rumah NP makin besar. Agenda rutin berbagi ilmu makin menambah kualitas karya yang dihasilkan.
Satu hal lagi yang paling menyenangkan di rumah besar Konapost adalah rasa kekeluargaan dan saling memiliki, sebagaimana keluarga besar yang ingin selalu bersama. Tidak jarang, diriku melihat ketegasan Pemred NP dalam beberapa hal, karena hal ini memang sangat diperlukan agar NP tetap berjalan dalam visi dan misinya. Namun satu yang paling berkesan, Pemred NP sudah seperti seorang ibu bagi anggota keluarga di rumah besar itu, meskipun secara usia masih dibilang muda. Aku menyebutnya kami adalah keluarga, karena kami diikat oleh satu ikatan akidah yang sama, punya tujuan yang sama yakni mendakwahkan Islam ke penjuru dunia. Terlebih ketika Bu Pemred yang lebih dikenal dengan sebutan Mom Andrea, yang punya hobi berbagi dengan apa yang dimiliki. Ia sering membuat kejutan-kejutan berbagi sesuatu. Inilah salah satu yang membuat rumah menjadi seru. Berlomba dalam kebaikan, fastabikul khoirot, hadiah adalah pemicu agar semangat selalu. Love because Allah to Mom Andrea and tim NP😍😘.
Sebagaimana media dakwah yang mendakwahkan Islam kaffah, tidak jarang situs dan web NP kena sabotase atau sejenisnya. Salut untuk Pemred NP, yang selalu pasang badan agar NP tetap bertahan, berdiri kokoh meskipun angin besar datang menerjang. Begitu pula dengan pengorbanan waktu, tenaga, dan materi untuk keberlangsungan dakwah di media ini. Ikut sedih jika kesehatan Mom Andrea sedang terganggu, karena aku tahu bagaimana kesibukan beliau sebagai seorang pekerja dan seorang ibu di negeri kanguru. Semoga Allah tetap limpahkan kesehatan, dan keberkahan atas segala jerih payahnya. Aamiin.
Pantang Pulang Sebelum Tayang
Pada saat pandemi Covid-19, ilmu menulis sangat dibutuhkan karena dakwah tulisan makin digencarkan, banyak penulis yang ikut kelas menulis berbayar. Namun tidak dengan diriku, karena keadaan keuangan yang kurang sehat waktu itu. Maka diriku selalu berburu ilmu yang gratis. Berbagai kelas kepenulisan gratis aku ikuti. Alhamdulillah di rumah besar NP, ilmu gratis juga bisa aku dapatkan. Berbagai event sharing ilmu lewat Zoom atau WAG, yang menghadirkan para penulis inti dan penulis terkenal di luar tim NP juga dihadirkan. Banyak ilmu yang kudapatkan dari sini. Inilah reward yang sesungguhnya dari NP untuk para kontributornya. Jazaakumullah khoir untuk Pemred NP dan timnya.
Alhamdulillah, dari ilmu itu diriku mulai meng- upgrade diri, memantaskan diri untuk menjadi penulis yang diperhitungkan. Sambil terus belajar, pantang menyerah dalam mengirim tulisan. Pantang pulang sebelum tayang, sesuatu yang sering aku tanamkan dalam diri. Mantra itu sangat mujarab bagi diriku untuk tidak malu, dan tetap setia kirim naskah ke NP. Meskipun sudah sering kali tulisanku dikembalikan dengan “surat cinta dari tim NP”, justru lewat surat cinta ini aku jadi tahu di mana letak kesalahanku.
Event dan challenge yang diadakan NP terbukti mampu membuat penulis pemula seperti saya untuk bisa melaju mengejar ketertinggalan. Pantang menyerah untuk tetap berusaha membuat tulisan yang layak untuk disajikan kepada para pembaca. Sampai pada akhirnya sebuah tulisan yang berjudul “Utang Luar Negeri, Warisan Pahit bagi Generasi” mendapat apresiasi dari Pemred NP. Sebuah apresiasi bahwa tulisanku akan dimasukkan dalam buku antologi NP. Hal ini jelas membuat diriku senang dan menjadi lebih semangat. Inilah karya pertama yang minim kesalahan, setelah beberapa tulisan sebelumnya mendapat surat cinta dari tim NP.
Tanda cinta dari NP untuk penghuni rumah besar yakni Konapost adalah dengan dibukukan karya penulis dalam sebuah buku antologi. Alhamdulillah, hampir semua buku antologi termasuk buku “The Best Article” sudah dalam pelukanku. Artinya tulisanku ada dalam setiap buku antologi NP. Sepertinya hanya antologi cerpen yang belum punya, karena diriku belum bisa menaklukkannya.
Satu hal lagi yang membuat bangga menjadi kontributor NP adalah ketika tulisan kita dibuat siaran audio di Spotify atau siaran video di YouTube. Masyaallah, hal ini membuat karya kita bisa menembus ribuan kepala para penikmatnya. Bahkan, ada beberapa teman dan kontakan yang akhirnya bisa mengenal NP lewat karya yang kita share kepada mereka. Alhamdulillah, para penikmat Spotify sangat antusias sekali. Sehingga jika diriku memberikan link tulisan, mereka akan otomatis menanyakan apakah sudah dibuat versi audionya atau Spotify.
Bahkan, tulisan puisiku yang berjudul “Sejenak Menepi” mampu bersaing dan menjadi puisi favorit ketika itu. Sebuah puisi yang penuh arti di kala pandemi, berhasil mengaduk-aduk hati, ketika dibacakan di Spotify. Melalui NP, aku tuliskan juga puisi tentang suara hati. Apalagi puisi saya sering menjadi pilihan di Spotify, bahkan puisiku juga ditampilkan di YouTube NP. Alhamdulillah, barakallah, jazaakumullah khairan tim NP yang telah menempatkan penulis ideologis pada posisinya. Kami sebagai penulis sering merasa tersanjung atas penghargaan ini. Ada rasa bahagia ketika naskah kami dibacakan di Spotify atau bahkan terpilih untuk ditayangkan di YouTube.
Corong Perubahan
Dari sini NP benar-benar menyadari bahwa setiap tetes tinta seorang penulis adalah darah bagi perubahan peradaban. NP menyadari betul bagaimana memperlakukan seorang penulis. Semoga NP bisa mengubah dunia dengan tulisan, karena jika ingin dunia mengenal kita maka haruslah ada sebuah tulisan, harus menulis. Sebagaimana kata Ali bin Abi Thalib r.a. ”Ikatlah ilmu dengan tulisan, agar ia tidak menguap ditelan zaman.”
Sehingga tunggu apa lagi, yang belum menjadi anggota Konapost, segera kirim karyamu dan masuklah menjadi keluarga di rumah besar itu. Sehingga, karyamu bisa dikenal dan dibaca hingga luar negeri. Rasakan kehangatan dan keseruan dalam rumah itu. Kapan lagi kita akan menjadi bagian media yang mempunyai tagline, “Cerdas dalam Literasi Media, Bijak Menangkap Peristiwa Kunci.”
Semoga NP makin terdepan dalam mendakwahkan Islam ke penjuru dunia. Menjadi media dakwah yang mempunyai peran besar bagi perubahan peradaban yang cemerlang. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw. yang artinya: "Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu, Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian, akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada atas izin Allah akan tetap ada. Lalu, Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian, akan ada kekuasaan yang zalim, ia juga ada atas izin Allah, ia akan tetap ada. Lalu, Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian, akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan, ia juga ada atas izin Allah akan tetap ada. Selanjutnya, akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR. Ahmad).
Wallahu’alam.
Surabaya
18 Maret 2023[]
Photo : Koleksi pribadi
Selalu ada cinta dalam naungan media yang keren Narasipost Media
Akupun ingin keren dibawah asuhannya
Masyaallah tabarakallah tulisan mb Isti selalu membuat kita terpacu untuk bangkit, bahasa yg mengalir dan mudah dipahami. Dulu waktu suka baca tulisan beliau. Keren