Nyaris Di- Blacklist NarasiPost.Com

"Menurutku, rugi banget jika sampai di-blacklist oleh media sebesar NarasiPost.Com. Media yang setiap harinya dibanjiri naskah para penulis dari seantero tanah air. Bahkan sampai dari luar negeri, karena media ini cukup banyak dikunjungi."

Oleh. Lussy Deshanti Wulandari
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-"Mbak, naskah ini punyamu, 'kan? Di grup Kontributor NarasiPost.Com (Konapost), ada pernyataan kalau dirimu di-blacklist, tidak boleh lagi mengirimkan tulisan atau mengikuti challenge dan event apa pun di NarasiPost.Com," seru seorang teman yang tergabung di grup tersebut. "Aku sedih dengarnya kalau ini beneran dirimu, Mbak," lanjutnya.

Deg, serasa petir di siang bolong, sontak aku pun kaget mendapatkan kabar ini. Aku terdiam, heran tak mengerti. "Ada apa ini? Mengapa aku di-blacklist? Apa salahku?" batinku. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di benakku.

Aku memang belum tergabung di grup Konapost, jadi tak tahu-menahu perihal blacklist ini secara langsung. Namun karena informasi dari temanku itulah, aku pun mengetahui masalah ini. Temanku sampai mengirimkan tangkapan layar thumbnail naskahku beserta pernyataan blacklist tersebut. Ia memberitahuku untuk memastikan kalau yang dimaksud itu benar aku.

Ia tidak percaya kalau aku berani melakukan hal yang melanggar kode etik penulis sehingga berakhir di- blacklist. Aku pun memang tak merasa melakukannya. Setelah tahu kabar ini, yang ada di pikiranku adalah tabayun (kroscek dan meluruskan kesalahpahaman) atas masalah ini.

Kuminta nomor WA pemimpin redaksi (pemred) NarasiPost.Com pada temanku. Setelah mendapatkannya, aku langsung menghubungi beliau, yang biasa disapa dengan Mom Andrea.

Kusampaikan perkenalanku pada Mom Andrea. Kusampaikan pula bahwa aku mendapatkan nomornya dari teman sesama penulis. Kuutarakan tujuanku menghubunginya adalah dalam rangka untuk tabayun perihal blacklist tersebut.

"[Afwan sebelumnya saya ingin tabayun. Saya yang menulis cerita ini, tidak pernah mengirim ke media lain, baik sebelum atau sesudah pengumuman. Saya kirim naskah ini hanya ke NarasiPost.Com untuk ikut meramaikan lomba saja. Begitu pun, saya tidak menghubungi admin NarasiPost.Com kalau naskah ini sudah di-publish di media lain. Demi Allah, saya tidak melakukannya. Wallahu'alam apa yang terjadi karena saya juga kaget ada kabar seperti ini. Sampai saat ini, saya tidak mendapatkan email balasan seperti yang tertera di atas. Di email saya hanya ada kiriman artikel ini sudah ter-posting di media NarasiPost.Com. Semoga klarifikasi ini bisa meluruskan kesalahpahaman.]"

Begitulah kurang lebih isi pesanku kepada Mom Andrea.

Alhamdulillah, tak berselang lama Mom Andrea langsung merespons dan mengirim pesan balasan dengan menyertakan isi pesan penulis yang menghubunginya untuk menarik tulisan.

Setelah membaca pesan yang dikirim Mom Andrea, tampaknya ada yang ganjil. Ternyata naskah yang dimaksud pihak NarasiPost.Com itu bukan naskahku. Akhirnya, beliau mengecek kembali naskahnya, dan memang benar, naskah tersebut bukan tulisanku. Beliau membenarkan bahwa sudah terjadi kesalahpahaman.

Aku pun memaklumi. Tidak ada manusia yang sempurna. Semua tak ada yang luput dari kesalahan. Aku maklumi, apalagi lalu lintas tulisan di media ini cenderung padat terlebih ketika ada challenge, bisa saja terjadi kesalahan input atau apa pun.

Aku bersyukur kepada Allah yang telah memudahkan urusan tabayun ini dan sekaligus membersihkan namaku. Alhamdulillah, masalah tersebut bisa selesai dan aku masih bisa berkontribusi di media dakwah ini.

Dari kejadian tersebut, semakin menguatkanku untuk selalu menjaga etika kepenulisan di mana pun medianya. Memang bagi penulis, tulisan tayang itu semacam amunisi. Namun, hendaknya penulis bersabar di masa tunggu tayang untuk tidak mengirimkan naskah yang sama ke media lain kecuali memang sudah ada pernyataan penolakan dari media pertama. Jadi, ketika naskah kita tak kunjung dimuat di media yang dituju, bisa ditanyakan kepada redaktur medianya, karena bisa jadi naskah kita terlewat atau perlu ada perbaikan.

Kalaupun naskah ditolak, di beberapa media tertentu bahkan kita boleh meminta masukan untuk perbaikan naskah ke depan. Media NarasiPost.Com terbilang sangat ketat dalam mempublish naskah-naskah yang datang. Biasanya hanya menerima 1/3 dari naskah yang datang tiap harinya dan selebihnya di kembalikan karena tidak memenuhi syarat utama seperti tema naskah yang sudah basi, plagiarism yang tinggi dan lain-lain. Sementara yang 1/3 naskah-naskah itu akan di cek lebih teliti lagi. Terkadang bisa lolos langsung publish tapi adakalanya minta di revisi dan diizinkan untuk dikirim ulang lagi.

Intinya, hendaknya ada komunikasi dulu, jangan langsung main kirim ke media lain. Tentunya dengan tetap mengedepankan adab. Rupanya, terselip pesan berharga ini dari kejadian tersebut.

Selain itu hikmah lainnya, kalau tak ada kabar aku di- blacklist, mungkin sampai saat ini aku tidak bisa mengirim tulisan ke NarasiPost.Com atau mengikuti challenge dan event yang digelar media ini. Aku tak akan sempat tabayun. Alhamdulillah, berkat informasi dari temanku, aku bisa mengklarifikasi kesalahpahaman ini secara langsung sehingga masalahnya cepat selesai. Terbukti sampai saat ini, NarasiPost.Com masih menerima tulisan-tulisanku.

Menurutku, rugi banget jika sampai di- blacklist oleh media sebesar NarasiPost.Com. Media yang setiap harinya dibanjiri naskah para penulis dari seantero tanah air. Bahkan sampai dari luar negeri, karena media ini cukup banyak dikunjungi. Jika di- blacklist, pasti aku kehilangan kesempatan untuk menyuarakan dakwah lewat tulisan pada umat melalui NarasiPost.Com. Pun tak bisa mengikuti challenge dan event keren yang rutin digelar media ini. Alhamdulillah ala kulli hal, selalu ada hikmah dari setiap kejadian.

Bogor, 18 Maret 2023.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Lussy Deshanti Wulandari Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Konten demi Eksistensi, Wujud Rendahnya Taraf Berpikir Generasi
Next
Menebar Inspirasi melalui Karya Fiksi? Kenapa Tidak!
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram