NP Melejit di Balik Sosok Unik nan Tegas

"Bu Andrea “rela” merogoh koceknya dalam-dalam demi menghidupi media ini. Di tengah kesibukannya sebagai seorang dokter, masih sempat menyapa warga Konapost setiap saat." (Challenge True Story)

Oleh. Suryani Izzabitah
(Kontributor NarasiPost.Com, Akademisi, dan Pemerhati Generasi)

NarasiPost.Com-Menulis adalah salah satu aktivitas baru kala itu. Mencari media online untuk mengirimkan tulisan, mutlak dilakukan seorang penulis. Gelar baru yang kusandang, penulis. Masyaallah, berasa enggak percaya. Aktivitas yang sudah lama kudamba, tetapi baru tercapai sekitar Mei 2019. Alhamdulillah, Allah mudahkan semuanya lewat tangan-tangan para guru dan teman seperjuangan di berbagai komunitas menulis. Nikmat yang tak henti kusyukuri hingga hari ini. Semoga istikamah membersamai umat lewat tulisan, aamiin!

Berprofesi sebagai seorang pengajar di sebuah Perguruan Tinggi (PT) swasta, tidak menjadikan aku lantas otomatis bisa menulis. Berbagai genre kupelajari, agar bisa mengetahui luasnya ilmu kepenulisan. Baik tulisan fiksi, maupun nonfiksi. Beberapa keahlian untuk mendukung dakwah pun aku lakoni. Belajar desain, public speaking, dll. Aku enggak malu sekelas dengan teman-teman yang masih terbilang muda. Lagian saat itu belajarnya daring, jadi enggak ketemu wajah langsung. Kecuali jika ada agenda yang dilaksanakan via Zoom.

Aku punya prinsip kuat bahwa belajar itu sepanjang hayat. Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Selama nyawa masih di raga, insyaallah akan terus belajar. Terlebih menulis dalam rangka membumikan ajaran Islam kaffah. Motivasi awal juga sering kali ditanamkan dalam setiap kelas kepenulisan. Niat yang menghunjam hingga ke kalbu, lillahi ta’ala.

Terkait media, di mana fungsinya sangat krusial dalam menebar tulisan para penulis. Bisa dibayangkan di zaman digital saat ini, pertarungan pemikiran sangat luar biasa. Banyak konten atau berita nirfaedah bahkan spam di media sosial. Oleh karena itu, kehadiran media dakwah ideologis bagaikan oase di tengah gurun pasir. Salah satu yang menjadi media favoritku adalah NarasiPost.Com.

Media dakwah ideologis dengan tagline “Cerdas dalam Literasi Media, Bijak Menangkap Peristiwa Kunci” adalah sebuah media online yang sangat profesional. Filter tulisan yang masuk terbilang ketat. Di awal-awal aku berkenalan dengan media ini, sangat penasaran dengan Bu Pemred. Soalnya, bermukim di Negeri Kanguru dan me-riayah penulis-penulis ideologis yang ada di Indonesia.

Saking penasarannya, aku tanya teman-teman penulis yang mukim di Sydney.
“Kenal enggak dengan Bu Andrea?”
“Beliau orang mana?” tanyaku lewat pesan WhatsApp di suatu malam.
Dan masih banyak lagi pertanyaan seputar beliau. Jadi kepo dengan pribadinya yang unik. Plus ketegasannya dalam mengambil setiap keputusan atau sekadar menyapa di grup Konapost.

Teringat suatu waktu, saat agenda via Zoom meeting. Bu Andrea hadir dengan wajah tertutup sebagian plus cahaya lampu remang-remang. Warga Konapost pun sama seperti aku. Penasaran dengan wajah beliau, ditambah dengan dialek Indonesia yang kurang fasih. Maklum, beliau sudah lama meninggalkan Indonesia, hidup dan keliling di luar negeri. Membuat bahasa ibu sudah tidak terlalu lancar lagi. Namun, masih bisa nulis kata-kata Indonesia, walau kadang enggak connect, hehe …

Singkat cerita, aku pun chat beliau secara pribadi melalui WhatsApp. Cerita sana-sini dan akhirnya diluar dugaanku, beliau membalas dan mengirimkan foto beliau. Masyaallah, di balik ketegasannya tersimpan sikap yang ramah. Barakallah, Bu!

Aku juga sempat menjadi bagian dari tim redaksi NarasiPost.Com. Sebagai Voice Over Talent (VOT), walau hanya sebentar. Kesibukan dakwah dunia nyata, membuat aku harus memilih skala prioritas. Namun, walau hanya sebentar, aku mendapat banyak pelajaran dari sikap seorang Bu Andrea yang sangat profesional mengelola media dakwah. Berbuat tidak setengah-setengah, membuat media ini masih eksis hingga saat ini.

Mengikuti perkembangan NarasiPost.Com dan pribadi Bu Pemrednya, membuat aku iri. Bu Andrea “rela” merogoh koceknya dalam-dalam demi menghidupi media ini. Di tengah kesibukannya sebagai seorang dokter, masih sempat menyapa warga Konapost setiap saat. Masih sempat menulis pula. Beberapa tulisan beliau dari kisah nyata yang penuh perjuangan. Melengkapi rasa salut dan kagumku, beliau mem- publish sendiri naskah-naskah yang tayang.

Selain itu, postingan beliau di media sosial juga selalu memberi banyak hikmah. Walau kadang agak frontal ketika berbicara amanah para tim redaksi. Begitulah manusia. No Body is Perfect. Barakallah fiik, Bu! Semoga setiap lelah dan harta yang ibu curahkan untuk media dakwah ini diganjar pahala berlipat oleh Sang Maha Kuasa. Sangat berharap suatu saat bisa bertemu di dunia nyata, aamiin!

Makassar, 18 Maret 2023
Uhibbukifillah, Suryani.[]


Photo : Pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Dr. Suryani Syahrir S.T. M.T. Kontributor NarasiPost.com
Previous
Menjejak Dakwah, Menjadi Literat
Next
NarasiPost.Com, Sebab Kembalinya Karya Fiksi
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram