NarasiPost.Com, Sebab Kembalinya Karya Fiksi

"Alhamdulillah, ditambah bekal ilmu yang didapatkan setelah challenge, akhirnya saya bisa mengirimkan tulisan fiksi lagi ke NarasiPost.Com. Cerpen berjudul "Dialog Sepertiga Malam" yang dimuat NarasiPost.Com pada tanggal 18 Januari 2023, ternyata mendapat respons yang tidak saya kira sebelumnya."(Challenge True Story )

Oleh. Ghumaisha Gaza
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Momentum hijrah untuk berada di jalan dakwah yang terjadi pada saya saat sekolah menengah pertama, tidak dapat dipisahkan dari berbagai kisah dalam karya fiksi yang penuh hikmah. Masa itu, masa di mana saya menarik diri dari ingar bingar teman-teman sekelas. Akhirnya banyak menghabiskan waktu di perpustakaan dan larut dalam buku-buku yang membuat bahagia, tertawa, takjub, bahkan tak jarang berurai air mata. Karya fiksi saat itu entah kumpulan cerpen, novelet, maupun novel, benar-benar menjadi teman sejati.

Bahwa buku adalah sebaik-baik teman duduk, faktanya terasa sangat relevan saat itu. Tidak dapat dimungkiri bahwa bukulah yang lebih banyak saya pilih untuk menemani hari-hari baik di sekolah maupun di rumah. Mereka seakan menjadi teman berdialog, memberi pengetahuan dan pemahaman, hingga memberikan motivasi. Bahkan novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy, seakan membuat saya jatuh hati pada tokoh utamanya, yakni Muhammad Ayyas. Laki-laki saleh yang begitu kokoh keimanannya meski dilanda berbagai ujian kehidupan. Hingga selama sekolah SMP maupun SMK, saya tidak pernah tertarik dengan aktivitas berpacaran. Karena saya saat itu hanya ingin dinikahi oleh laki-laki saleh nan kokoh keimanannya.

Bersamaan dengan itu, memerciklah keinginan untuk menjadi penulis dan melahirkan karya yang menginspirasi banyak orang di dunia. Seperti karyanya Habiburrahman El-Shirazy, Asma Nadia, Zaynur Ridwan, Andrea Hirata, J.K. Rowling, hingga Dan Brown. Tak ada mimpi apa pun saat itu, kecuali menjadi seorang novelis. Saya sangat bersemangat untuk menghasilkan sebuah buku. Berbagai lomba menulis pun saya coba ikuti. Mengirimkan cerpen-cerpen ke mading sekolah. Hingga puncaknya saya diutus sekolah untuk mengikuti lomba menulis novel tingkat provinsi, di Sukabumi.

Seiring perjalanan hijrah serta pembinaan dakwah, memasuki masa SMK saya mulai merambah pada buku-buku nonfiksi. Mulai saat itu saya memburu karya-karyanya Ustaz Felix Siauw. Kebiasaan menulis cerpen pun sedikit berkurang. Saya mulai diminta oleh teteh-teteh pembina untuk menulis opini, dengan gaya bahasa remaja tentunya. Sejak saat itu hingga hari ini cita-cita menulis memang tak pernah terhapus. Namun keinginan menulis novel seakan memudar.

Apalagi saat sudah menikah, terasa sekali tuntutan untuk segera meng- upgrade pengetahuan. Mulai belajar tahsin, bahasa Arab, sirah, parenting, hingga fikih. Akhirnya seakan tidak ada ruang untuk membaca dan menulis karya fiksi lagi. Mimpi sejak remaja itu seakan saya biarkan hilang. Namun mengawali tahun 2023 ini, keinginan menghasilkan karya fiksi seakan mendapatkan jalan.

Bermula dari challenge Milad ke-2 NarasiPost.Com yang diadakan pada akhir bulan September sampai akhir bulan Oktober. Saat itu, peserta umum diperkenankan mengikuti lomba menulis cerpen, motivasi, dan opini. Entah bagaimana semangat menulis fiksi saat masih duduk di bangku sekolah seakan hadir kembali. Padahal, selama ini benar-benar belum ada ketertarikan lagi untuk menulis fiksi. Akhirnya, saya beranikan diri untuk mengirimkan satu buah cerpen. Tulisan perdana setelah enam tahun tidak menulis fiksi, ternyata menjadi awal lahirnya karya-karya berikutnya.

"Naskah challenge ini dapat nilai cukup tinggi, Mbak, dan bisa masuk buku antologi NP."

Mendapatkan pesan di atas, sesaat setelah naskah challenge dimuat rasanya seperti embun di pagi hari. Sangat menyejukkan. Sungguh nikmat dan karunia Allah Swt. yang harus saya syukuri. Ternyata meski sudah lama meninggalkan bacaan fiksi, tetapi pengaruhnya masih terasa hingga hari ini. Ditambah menulis fiksi ternyata memberikan saya ruang yang lebih luas untuk menuliskan apa pun yang ingin saya tuliskan, tanpa kesan menggurui pembaca.

Tidak disangka pula, di tengah agendanya yang padat serta banyaknya naskah challenge yang masuk ke meja redaksi, Mbak Andrea sebagai Pemred NarasiPost.Com, ternyata bisa menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan terkait kesempatan menerbitkan sebuah buku di NarasiPost Media Publisher. Mulai saat itu, dalam hati ini seakan ada rengekan seorang anak SMP yang minta dikabulkan keinginannya, yakni dibuatkan buku fiksi.

Di tengah khidmat saya berdakwah di tengah-tengah remaja juga menjadi pendorong untuk kian berani mencoba menulis karya fiksi lagi. Setidaknya dengan karya fiksi bisa menjadi wasilah menyampaikan pesan kepada mereka. Alhamdulillah, ditambah bekal ilmu yang didapatkan setelah challenge, akhirnya saya bisa mengirimkan tulisan fiksi lagi ke NarasiPost.Com. Cerpen berjudul "Dialog Sepertiga Malam" yang dimuat NarasiPost.Com pada tanggal 18 Januari 2023, ternyata mendapat respons yang tidak saya kira sebelumnya. Cerpen yang memang saya tulis dengan riset cukup lama itu bisa membuat pembaca menitikkan air mata. Sampai ada yang sesenggukan pula, bagaimana bisa?

Tetapi saya jadi teringat saat SMP dulu, setelah selesai membaca Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El-Shirazy, saya juga menangis sesenggukan. Begitulah karya fiksi mampu memainkan sisi emosi pembaca. Dengan berbekal tekad menghasilkan sebuah buku antologi, akhirnya saya terus melanjutkan langkah menulis fiksi ini.

Begitulah NarasiPost.Com nyatanya menjadi sebab saya kembali lagi menulis fiksi. Meski dalam perjalanannya kerap ada keraguan, mampukah saya menuntaskannya? Mampukah saya bertahan dari segala tantangannya? Alhamdulillah, NarasiPost.Com punya cara tersendiri dalam meyakinkan saya maupun kontributor lain untuk tetap berkarya. Bahkan tanpa diduga saya juga diberi kesempatan untuk sharing ilmu tentang karya fiksi. Masyaallah, benar-benar pengalaman yang tidak akan terlupakan dalam perjalanan menulis saya.

Hingga hari ini, tulisan saya masih sangat sedikit. Kualitasnya pun masih harus terus ditingkatkan. Semoga saya istikamah dalam menghasilkan karya-karya yang mampu menginspirasi banyak orang. Tentu bersama NarasiPost.Com yang selalu berkenan menerima karya saya. Semoga pena ini mampu diberi kemudahan untuk terus merangkai kata mengukir banyak cerita.

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Taha: 25-28)

Aamiin, aamiin ya rabbal alamiin. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ghumaisha Gaza Kontributor NarasiPost.Com & Pemenang Challenge True Story NP
Previous
NP Melejit di Balik Sosok Unik nan Tegas
Next
Bagai Mutiara di Dasar Lautan yang Muncul ke Permukaan
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram