"Walaupun saya belum mengenal semua tim, satu hal yang saya lihat. Kesamaan visi dan misi dalam tim turut mendukung keberlangsungan media ini. Media yang menyajikan berbagai genre tulisan yang dikemas sesuai sudut pandang Islam layak didukung dan disebarluaskan kebaikannya." (Challenge True Story)
Oleh. Putri Ira
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Kalau kau bukan anak raja dan bukan anak ulama, maka jadilah penulis”. Quote dari ulama besar Imam Al-Ghazali ini bisa menjadi motivasi untuk istikamah menulis. Terkadang, rasa enggan menulis menerpa.
Faktor kesibukan di dunia nyata dan berbagai alasan lainnya, yang membuat strong why menulis menjadi lemah. Jadilah penulis menggantungkan pena. Jika penulis terlalu lama hibernasi, tentu butuh energi yang lebih berat untuk menulis. Inilah yang pernah saya rasakan.
Saya berusaha mencari motivator untuk menulis. Membuka kembali file kelas menulis yang pernah saya ikuti dan membaca ulang dokumen tersebut. Sampai saya merasa memahami kembali materi. Ternyata, motivator terbaik adalah diri sendiri. Bukan orang lain.
Benarlah firman Allah dalam QS. Ar-Ra’du ayat 11, ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, hingga kaum tersebut yang mengubah nasibnya”.
Strong why dalam menulis sangat diperlukan oleh penulis. Strong why ibarat nyawa. Jika nyawa hilang, maka matilah individu tersebut.
Selain strong why, ilmu kepenulisan juga harus dipelajari. Mulai dari jenis produk jurnalistik, kaidah KBBI, syarat tulisan di sebuah media, karakter media, dan adab dalam bermedia. Ini semua dilakukan agar tulisan tidak sekadar ditulis. Tetapi, memenuhi kaidah jurnalistik.
Selain mempelajari kaidah jurnalistik, bagi seorang penulis ideologis harus memastikan tsaqafah yang dipelajari sampai kepada umat. Umat membutuhkan tsaqafah Islam sebagai solusi masalah kehidupan mereka. Nah, menjadi tugas penulis ideologis membahasakan dengan bahasa yang mudah dipahami. Sehingga, umat dengan mudah menerima ide yang disampaikan.
Setelah dirasa cukup bekal untuk menulis, maka menulislah. Jangan menunggu lama. Karena, tugas penulis adalah menulis. Bukan hanya berpikir tentang ide. Jika kebanyakan berpikir, tulisan tidak akan selesai. Akhirnya ide menjadi tinggal kenangan. Tentu, hal tersebut sangat tidak kita harapkan.
Bagi seorang penulis, tulisan yang rampung ditulis tentu akan dikirim ke media. Tulisannya tidak akan berhenti di dalam file laptop atau hand phone. Pemilihan media yang dituju sangat bergantung dari info yang didapatkan terkait media tersebut. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari teman, NarasiPost.Com (NP) merupakan media yang teruji kredibilitasnya.
Walaupun jarang mengirimkan ke NP, saya merasakan NP sangat ketat dalam menilai, apakah sebuah tulisan layak tayang atau tidak. Ini terbukti dari tulisan opini yang pernah saya kirim. Opini yang saya kirim waktu itu berjudul Selingkuh Marak, Ikatan Keluarga Rusak. Opini yang sudah berkali-kali saya cek di mesin plagiarisme detector menunjukkan tulisan unik 100%.
Merasa percaya diri dengan tulisan yang sudah saya tulis, saya pun memberanikan diri mengirimkan tulisan ke Bu Andrea. Setelah tulisan satu hari dikirim, langsung direspons dengan balasan sedikit menyedihkan. Isi balasan tersebut menyatakan bahwa tulisan saya banyak yang harus direvisi, terutama terkait penulisan yang tidak sesuai.
Mendengar balasan tersebut, rasanya tak sanggup merevisi. Tetapi, kemudian saya mengingat kembali bahwa penulis yang hebat adalah penulis yang belajar dari kesalahan. Akhirnya, walaupun berat revisi harus tetap dilakukan.
Sekalipun banyak revisi, Mbak Nurjamilah selaku editor menyelipkan revisi yang benar. Masyaallah, sangat membantu saya untuk mengetahui di mana letak kesalahan tersebut. Setelah revisi rampung, segera saya kirim kembali kepada Bu Andrea.
Saya pesimis tulisan dimuat, karena tidak mudah tulisan tayang di NarasiPost.Com. Pasca revisi dikirim, saya tidak memastikan kepada pemimpin redaksi terkait tulisan tayang atau tidak. Bagi saya, yang penting tulisan sudah dikirim. Tayang hanyalah bonus dari menulis.
Alhamdulilah, beberapa hari kemudian tepatnya pada tanggal 3 Maret 2023, tulisan saya tayang di NP. Tak henti-hentinya lisan berucap syukur. Tak lupa mengucapkan terima kasih atas kebaikan Bu Andrea.
Selain menyajikan tulisan, NP juga menghadirkan voice over. Betapa terkejutnya saya, tulisan yang tayang juga ikut di- voice over oleh Mbak Maya Rohmah. Sampai Mbak Maya sempat menyapa saya di Facebook untuk memastikan tulisan tersebut milik saya. Maklum, saya pendatang baru di NP. Jadi belum semua mengenal Tim NP.
Walaupun saya belum mengenal semua tim, satu hal yang saya lihat. Kesamaan visi dan misi dalam tim turut mendukung keberlangsungan media ini. Media yang menyajikan berbagai genre tulisan yang dikemas sesuai sudut pandang Islam layak didukung dan disebarluaskan kebaikannya. Semoga NP tetap berjaya sampai kapan pun.
Wallahu a'lam bishawab.[]