"Suatu hari kabar tentang NarasiPost.Com lewat di beranda. Itulah awal perkenalanku dengan media online yang membuatku terkagum-kagum. Aku masih menyimpan penasaran dengan kemampuanku menulis artikel."
Oleh. Asma Faoriyah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kecintaanku membaca, membuatku berangan-angan bisa menulis suatu hari nanti. Namun, kesibukan sebagai seorang guru di sebuah madrasah, sekaligus mendedikasikan diri sebagai ibu rumah tangga yang berusaha semaksimal mungkin membersamai keempat buah hati, membuatku terlupa pada impian menjadi seorang penulis.
Impian menulis kembali hadir seiring perkembangan anak-anak yang semakin dewasa. Putri sulung telah menikmati bangku kuliah, kedua adiknya belajar di kelas sepuluh dan kelas tujuh sekolah menengah, dan si bungsu sudah masuk Taman Kanak-Kanak.
Berlatih menulis di usia yang tak lagi muda, membuat langkahku tertatih-tatih. Semangat yang menggebu sering kali terkalahkan oleh keletihan yang mendera. Di tengah kesibukan, aku masih menyempatkan membaca buku seputar pendidikan anak, cerita pendek, mendongeng untuk si buah hati, serta mengkaji buku-buku keagamaan.
Angan-angan memiliki karya, mendorongku untuk mengikuti kelas menulis cerita. Inilah awal namaku tertera di buku antologi Bunda Bercerita yang mengisahkan berbagai cerita para ibu dengan berbagai kesibukannya. Aku semakin bersemangat, dan tertular impian rekan sesama penulis yang ada dalam daftar pertemanan di dunia maya.
Aku mencoba menulis berbagai genre, mulai dari cerita anak, cerita pendek, fiksi mini, ensiklopedia anak, dan belajar menulis artikel. Usahaku berbuah manis, melahirkan beberapa buku antologi, dan membuatku memiliki buku cerita anak Bintang Penyelamat Hutan, buku solo pertama yang terpilih dan diterbitkan gratis oleh sebuah penerbit.
Aku masih terus belajar, mencoba menulis sastra. Alhamdulillah, ternyata tiga ceritaku dengan tema yang berbeda masuk dalam deretan sepuluh besar pada sebuah event parade cerpen sastra. Selain cerita pendek, aku memberanikan diri mengikuti event story telling parenting, dan tulisanku terpilih sebagai juara kedua.
Suatu hari kabar tentang NarasiPost.Com lewat di beranda. Itulah awal perkenalanku dengan media online yang membuatku terkagum-kagum. Aku masih menyimpan penasaran dengan kemampuanku menulis artikel.
Masih dalam pencarian jati diri sebagai seorang penulis, dibarengi rasa penasaran dengan kemampuanku menulis artikel, aku mencoba mengirimkan tulisan berjudul Memaafkan Ayah dan Ibu ke NarasiPost.Com. Rasa pesimis membayangiku, karena beberapa artikel yang terbit di media online ini sangat berkelas. Kekhawatiranku terbukti, artikelku tak terpilih dalam lomba tersebut.
Aku tidak rutin berinteraksi dengan media sosial, hal ini menyebabkan berbagai informasi dari NarasiPost.Com juga challenge yang seharusnya bisa aku ikuti terlewat begitu saja. Namun, beberapa artikel yang terlambat kubaca sangatlah menarik. Tak hanya nasihat yang membekas, tetapi juga menambah pengetahuan baru. Aku kerap merasa tertampar saat sebuah artikel mengingatkan tentang berbagai sikap yang hendaknya dimiliki seorang muslim. Bagaimana hendaknya senantiasa berhusnuzan pada Sang Maha Pencipta, tidak lalai untuk memuhasabah diri, serta mendidik diri untuk menjadi pribadi yang saleh dan muslih.
Beraneka tulisan yang menghiasi NarasiPost.Com, mulai yang kritis, menguraikan aneka macam motivasi, dan pembelaan yang sangat nyata pada agama Islam, semakin meyakinkanku inilah cara media ini menebar dakwah bi-alqolam. Cara yang sangat elegan untuk menasihati dan berbagi kebaikan melalui tulisan.
Jargon "Cerdas dalam Literasi Media, Bijak Menangkap Peristiwa Kunci," serta cerita sang owner Andrea Aussie yang kerap muncul di beranda, membuatku semakin percaya bahwa NarasiPost.Com begitu peduli pada kebenaran, kemanusiaan, memotivasi agar lebih bersyukur, dan mencintai sesama.
Langkahku di dunia literasi, terlebih bersama NarasiPost.Com ibarat jejak di pasir pantai. Aku laksana pembaca sunyi yang hanya bisa mengagumi dengan berjuta mimpi. Kecerdasan dan kebijaksanaan dalam berliterasi semoga menulariku, sehingga dapat mengambil hikmah pada setiap tulisan yang aku baca. Semoga suatu hari nanti ada karyaku yang bisa menghiasi NarasiPost.Com.
NarasiPost.Com telah memberi warna pada keterlambatanku belajar menulis. Jika NarasiPost.Com cerdas dalam berliterasi, aku bersemboyan agar menulis dengan bahagia. Bagiku ketika tulisan dirangkai dengan tergesa-gesa bisa mengaburkan hikmah yang ingin disampaikan, bahkan bisa tercecer tanpa sisa. Rasa suka cita yang tercipta saat menulis melahirkan cinta yang tertuang dalam pesan-pesan yang tersirat dalam rangkaian kata.
Sebagai sumber inspirasi, semoga NarasiPost.Com tetap teguh dalam berdakwah melalui tulisan. Senantiasa memotivasi para penulis tak hanya dengan hadiah yang memesona, tetapi mengalirkan ruh dakwah dalam setiap goresan penanya.
Lampung, 19 Maret 2023[]
Photo : Pinterest
Terima kasih, NP, atas kesempatan belajar bersama di NP.
Super sekali