"Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai/idolakan pada hari kiamat kelak." (HR. Bukhari dan Muslim)(Challenge True Story)
Oleh. Yuli Juharini
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Hari itu, Rabu tanggal 22 Juni 2022 pukul 17.23 WIB, aku ditelepon oleh Mom Andrea, seorang Pemimpin Redaksi NarasiPost.Com sebuah media dakwah tempat berkumpulnya para penulis ideologis. Setengah tidak percaya, aku bisa berbicara secara langsung melalui telepon. Suara beliau berat, intonasinya menandakan kalau beliau terbiasa menggunakan bahasa Inggris. Bukan tanpa sebab beliau telepon aku, karena sebelum beliau telepon, terlebih dahulu aku kirim tulisan dengan judul, "Khilafah, Dahulu, Kini, dan Nanti". Tulisan itu publish tanggal 27 Juni 2022. Dalam pembicaraan di telepon itu, Mom Andrea menanyakan, apa kendalanya kok jarang kirim tulisan ke NarasiPost.Com.
Aku jawab, iya, Mom afwan aku sibuk mengurus cucu, sebentar lagi cucuku akan bertambah. Padahal itu sama sekali tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak menulis. Mom Andrea memberi support agar selalu semangat dalam menulis, karena tulisan akan selalu abadi bahkan ketika kita sudah tidak ada di dunia ini.
Ingatanku kembali melayang ketika pertama kali kirim tulisan ke NarasiPost.Com. Ketika itu NarasiPost.Com mengadakan challenge dengan tema "Valentine Day". Aku kirim tulisan untuk ikut challenge tersebut, dengan judul, "Bagi Muslim, Setiap Hari Adalah Hari Kasih Sayang". Tulisan itu aku kirim tanggal 16 Februari 2022.
Walaupun tidak menang, namun aku senang sekali karena tulisanku bisa publish tanggal 23 Februari 2022. Itulah pertama kali tulisanku publish di NarasiPost.Com. Bahkan Mom Andrea memberiku sertifikat karena sudah mengikuti challenge.
Berbicara mengenai Mom Andrea, yang aku tahu, beliau seorang yang murah hati dalam memberikan reward untuk para penulis yang bergabung di grup penulis Konapost. Sedikit banyak aku tahu mengapa Mom Andrea begitu murah hati memberikan reward untuk para penulis-penulisnya. Itu karena beliau ingin para penulis tetap semangat menyuarakan opini Islam di tengah gempuran para penulis lain yang juga semangat menyuarakan suara anti-Islam.
Di samping sebagai Pemimpin Redaksi NarasiPost.Com, Mom Andrea juga penulis yang andal. Ada beberapa tulisan dari beliau yang sudah kubaca. Kebanyakan tulisan beliau terkait kehidupan, true story, dan ada juga yang membahas tentang makanan.
Salah satu tulisan beliau yang sampai hari ini tidak akan kulupakan adalah, "Pelangi di Depan Mata”. Sebuah tulisan yang menggambarkan seorang Mom Andrea yang rela kehilangan gaji tinggi karena tidak mau bekerja dengan seseorang yang notabene sebagai pelaku LGBT.
Entah berapa usia yang terpaut antara aku dan Mom Andrea, yang jelas beliau selalu memanggilku dengan sebutan "Mbakku". Seorang pemimpin redaksi sebuah media dakwah memanggilku seperti itu, membuat aku terharu. Terasa akrab sekali.
Oh iya, beberapa tulisanku yang publish di NarasiPost.Com di antaranya, "Ketika Azan Dipersoalkan, Zalim", "Sekelumit Kisah di Dalam Rumah Tangga", "Ayumi", "Poligami Perkara Mubah namun Berfaedah", dan yang terakhir adalah "Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Belajar".
Mengirim tulisan ke NarasiPost.Com bukan berjalan mulus saja, kirim langsung publish. Tidak seperti itu. Akan tetapi melalui proses yang cukup panjang. Diteliti, apakah tulisan kita sesuai dengan PUEBI dan KBBI, itu menurut bahasa. Belum lagi jika ada salah ketik atau tipo. Karena, walaupun kita sudah baca berulang kali sebelum kirim tulisan, kadang ada saja yang terlewat. Belum lagi tentang plagiat, yang dibolehkan maksimal 15%.
Demikian yang terjadi padaku. Beberapa dari tulisanku ada yang harus direvisi, istilahnya dapat surat cinta dari tim redaksi sebelum publish. Tetapi yang membuat aku senang adalah tim redaksi minta revisi terkait PUEBI atau KBBI, sementara untuk plagiat masih aman.
Begitulah gambaranku terkait Mom Andrea dan NarasiPost.Com- nya. Salah satu tokoh yang aku kagumi, walaupun belum pernah bertemu muka namun dari sapaannya, tulisannya, itu sudah cukup bagiku untuk mengidolakan beliau. Hidup beliau didedikasikan untuk jalan dakwah. Itu yang penting. Tidak peduli dengan banyaknya uang yang dikeluarkan, selama itu untuk jalan dakwah, maka akan dilakukan. Pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) beliau adalah untuk Islam. Hingga terbentuklah syakhsiyah Islam. Aku menyayangi beliau karena Allah.
Jadi teringat sebuah hadis yang mengabarkan, "Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai/idolakan pada hari kiamat kelak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Satu lagi yang hampir terlewat, Mom Andrea sering berbagi ilmu tentang kepenulisan, dengan menghadirkan narasumber yang mumpuni di bidangnya. Ilmu itu sangat bermanfaat jika diterapkan dalam dunia kepenulisan. Aku suka mengikutinya. Aku juga suka jika ada ujian PUEBI/KBBI. Walaupun tidak pernah menang, tetapi aku punya buku khusus untuk mencatat kata-kata yang benar. Itu bisa kujadikan kamus. Betapa ilmu yang sangat bermanfaat. Aku jadi teringat lagi akan sebuah hadis riwayat Imam Muslim, Imam At-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, dan Imam Ibnu Hiban yang mengambil sumber dari Abu Hurairah r.a.,
"Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali 3 perkara yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya."
Berarti, ketika suatu hari beliau wafat maka banyak sekali amal-amal beliau yang mengiringinya. Begitulah ketika hidup berada di jalan dakwah, apa pun profesinya, maka akan banyak orang-orang berhati lurus mengikutinya, mengidolakan, serta mendoakannya. Semoga di luar sana ada banyak perempuan seperti Mom Andrea yang hidupnya hanya untuk jalan dakwah, agar kemenangan Islam kian nyata. Sesungguhnya salah satu sebab kebangkitan peradaban Islam itu dimulai dari dunia literasi. Wallahu a'lam bishawab[]