Yakinlah Ukhti, Jodoh Pasti Bertamu!

"Keyakinan bahwa Allah Maha Tahu akan segala hal membuat kita tidak khawatir dengan kapan terkabulnya doa kita. Allah lebih mengetahui waktu yang tepat saat jodoh bertamu meminta ijin kepada orang tua kita. Bahkan saat jodoh tak kunjung datang bertamu, kita tetap harus teguh pada keyakinan bahwa ketetapan-Nya adalah yang terbaik untuk hidup kita."

Oleh. Dira Fikri
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-“Kak, afwan. Ana minta tolong dicarikan calon suami, ya…”

Beberapa kali penulis mendapat pesan via chatting bernada sama yang meminta untuk dikenalkan kepada ikhwan karena sudah merasa siap dan butuh untuk menikah. Menikah adalah memang bagian dari sunah Rasulullah saw. Mengikutinya juga bagian dari ibadah kepada Allah Swt. Hal tersebut juga menjadi pemenuhan dari gharizah al-nau’ (naluri melestarikan keturunan) dalam diri manusia, yang salah satu penampakannya adalah berupa rasa cinta kasih di antara lawan jenis. Allah berfirman,

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.” (TQS. An-Nur: 32)

Namun, keinginan untuk menikah harus disertai dengan kesiapan. Seperti berangkat di medan tempur, tanpa persiapan, kekuatan, dan strategi disertai dengan senjata yang memadai dalam menghadapi musuh, maka peperangan hanyalah tempat untuk menyerahkan nyawa.

Berikutnya penulis juga sering bertanya kembali, “kenapa anti pengen menikah?”

Ya, alasan menikah itu penting ukhti. Jika menikah hanya untuk lari dari satu permasalahan hidup, maka setelah menikah kita hanya akan mendatangi ratusan bahkan ribuan permasalahan baru. Selain itu, permasalahan hidup datang untuk kita selesaikan, bukan untuk kita tinggalkan.

Jika menikah hanya karena takut umur sudah mulai matang, takut akan pandangan sinis orang dengan label ‘perawan tua’, berapa banyak kasus perceraian hari ini yang bisa kita jadikan pelajaran, bahkan yang pernikahannya tidak sampai seumur jagung karena kurangnya bekal dalam menghadapi dunia rumah tangga?

Mendapatkan harta dan kedudukan sosial yang dijadikan sebagai alasan untuk menikah juga sangat berbahaya. Karena Allah Swt. melaknat orang yang menikah karena alasan duniawi dan materi semata. Rasulullah saw. bersabda,

“Barang siapa menikahi seorang wanita karena mulianya (pangkat kedudukan) maka tidak menambahi Allah padanya kecuali tambah kehinaannya. Dan barang siapa menikahi wanita karena harta bendanya, maka tidak menambahi Allah kecuali tambah kefakirannya. Dan barang siapa menikahi wanita karena derajat sosialnya, maka tidak menambahi Allah kecuali tambah rendah. Barang siapa yang menikahi wanita karena tidak mengharapkan pada wanita itu kecuali ingin menjaga pandangannya dan menjaga kemaluannya atau untuk menyambungkan tali keluarga, maka Allah memberkahi laki-laki itu karena wanita itu dan memberkahi wanita itu karena laki-laki itu.” (HR. Thabrani)

Jangan Galau, Kuatkan dengan Ilmu

Siapa bujangan yang tidak tergiur dengan hashtag pernikahan yang bertebaran di media sosial? Membahas betapa nikmat hidup berdampingan dengan orang yang saleh dalam bahtera rumah tangga. Foto-foto mesra bersama pasangan halal pun semakin membangkitkan keinginan untuk segera bertemu jodoh. Namun, pertemuan dengan jodoh adalah salah satu misteri dan rahasia Ilahi. Niat kuat pun tak akan pernah mengubah garis takdir terkait kapan pertemuan itu terjadi.

Seseorang akan dipertemukan yang semisal dengannya. Allah berfirman,

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).” (TQS. An-Nur: 26)

Dari ayat tersebut membuat kita tidak perlu khawatir bahwa kita akan dipertemukan dengan jodoh yang salah. Begitu pun kita menyadari bahwa untuk dipertemukan dengan orang yang berkualitas, kita pun juga harus terus meningkatkan kualitas diri. Belum bertemu jodoh memberikan kesempatan pada kita untuk meraup sebanyak mungkin ilmu. Karena ilmu adalah sumber kebaikan. Ilmu membuat kita mendapatkan kebersihan hati, kemuliaan, dan cahaya. Ilmu juga akan menghantarkan kita pada ketakwaan pada-Nya karena rasa takut untuk berbuat yang dibenci-Nya. Maka pacaran dan aktivitas apa pun yang diharamkan oleh Allah Swt. tidak akan menjadi pilihan untuk menjemput jodoh.

Pengetahuan terkait persiapan fisik dan finansial juga diperlukan sebelum menikah. Karena menikah berarti harus siap untuk memiliki buah hati. Melahirkan dan mendidik anak membutuhkan fisik yang prima dan ilmu parenting. Menikah memang tidak harus kaya, namun kesalahan sudut pandang tentang konsep rezeki dan nafkah dalam kehidupan rumah tangga acapkali menjadi pemicu keretakan rumah tangga.

Ilmu membuat kita tidak insecure (cemas), namun justru menyadari potensi diri dan mantap menyiapkan diri sendiri sebelum pertemuan dengan jodoh. Ilmu membuat kita mengetahui mana wilayah kita sebagai manusia yang wajib kita upayakan seoptimal mungkin dan mana wilayah Allah yang hanya wajib kita imani ketetapan-Nya.

Jodoh Datang di Waktu yang Tepat

Ubadah bin ash-Shamit ra. pernah meriwayatkan bahwa Rasul saw. pernah bersabda,

“Tidaklah seorang muslim yang ada di atas bumi berdoa kepada Allah dengan suatu doa kecuali Dia pasti mengabulkan doa itu atau menghilangkan keburukan darinya selama ia tidak berdoa untuk keburukan atau untuk memutuskan hubungan silaturahmi.” Seseorang berkata, “Bagaimana jika kita memperbanyak doa?” Rasulullah saw. bersabda, “Allah lebih banyak lagi mengabulkan doanya atau menghilangkan keburukan darinya.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim)

Berdoa adalah bagian dari ibadah kepada-Nya dan tugas sebagai seorang hamba. Terlepas kapan dan bagaimana Allah Swt. akan mengabulkan doa-doa kita, semestinya doa adalah sandaran terakhir atas harapan kita. Jangan lelah untuk selalu berdoa kepada Allah Swt. agar dipertemukan dengan jodoh yang tepat di waktu yang pas. Jodoh tepat yang bisa membuat surga kita lebih dekat ketika bersamanya. Di waktu yang pas ketika kita sudah siap untuk menjadi pasangan dan menjadi orang tua. Karena menikah juga harus berorientasi untuk melestarikan jenis. Maka menghasilkan keturunan rabani yang memiliki visi perjuangan Islam harus ada dalam tujuan pernikahan.

Keyakinan bahwa Allah Maha Tahu akan segala hal membuat kita tidak khawatir dengan kapan terkabulnya doa kita. Allah lebih mengetahui waktu yang tepat saat jodoh bertamu meminta ijin kepada orang tua kita, meminta restunya meminang kita. Bahkan saat jodoh tak kunjung datang bertamu, kita tetap harus teguh pada keyakinan bahwa ketetapan-Nya adalah yang terbaik untuk hidup kita.

Jangan berhenti memohon dan terus berdoa, karena hanya Allah-lah sandaran terakhir kita. Jika pun kita belum diijinkan untuk bertemu jodoh di dunia ini, Allah telah menyediakan pasangan kita di surga-Nya, tempat di mana semua lelah, sabar, dan harapan kita akan terbayar lunas. Insyaallah. Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dira Fikri Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Di Balik Jilbab Pertama
Next
Penjaga Muruah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram