Tujuan Penciptaan Manusia

"Setiap manusia harus berjuang untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya. Landasan perjuangan inilah yang menjadi titik penting, karena landasan perjuangan akan menentukan kualitas amal dan perjalanan perjuangan tersebut wajib sesuai dengan aturan Sang Pencipta."

Oleh. Ratu Rianti
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Hidup adalah perjuangan. Sebagian dari manusia ada yang berjuang hanya untuk mempertahankan hidup, sekadar bisa mengisi perut. Sementara lainnya berjuang untuk mendapatkan posisi strategis di sebuah perusahaan ternama atau di instansi pemerintahan. Padahal mereka sudah memiliki segalanya, hidup bergelimang harta, tetapi ingin lebih dari apa yang sudah dicapainya. Masih banyak bentuk perjuangan lain yang dilakukan manusia. Semua boleh saja asal sesuai dengan aturan Allah Azza wa Jalla. Setiap dari mereka berjuang dengan caranya masing-masing, sesuai pemahaman di dalam benaknya.

Bagi seorang muslim setiap perjuangan wajib menyertakan ruh di dalamnya. Ruh atau aspek ruhiyah adalah kesadaran akan hubungannya dengan Allah. Kesadaran yang muncul dari keimanan akan menghantarkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Kesadaran bahwa ia hanyalah makhluk bagi pencipta, selayaknya setiap perjuangannya terikat dengan aturan Sang Pencipta.

Kita ambil contoh kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah ciptaan manusia, maka siapa saja pemiliknya akan tunduk pada aturan si pencipta kendaraan tersebut (mau tidak mau, suka atau tidak) karena ketika ia tidak tunduk pada aturan si pencipta kendaraan bermotor tersebut sudah bisa dipastikan kendaraan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Aturan yang langsung dapat dirasakan adalah harus mengisi bahan bakar sesuai dengan jenis kendaraan agar dapat digunakan. Jika tidak demikian kendaraan tersebut tidak akan berfungsi.

Dari sini dapat kita pahami, pemilik kendaraan bermotor wajib tunduk pada pencipta kendaraan bermotor agar kendaraan miliknya dapat berfungsi sesuai tujuan untuk apa ia diciptakan yaitu dapat digunakan sesuai kebutuhan, fungsi, dan kapasitasnya.

Manusia, jika pada pencipta kendaraan bermotor saja mau tunduk maka selayaknya mau tunduk juga pada pencipta dirinya yaitu Allah, tidak ada kata tapi apalagi nanti. Sebab ketundukan bersifat mutlak, tidak bisa ditawar sedikit pun. Agar tatanan kehidupan berjalan selaras.

Manusia Wajib Memahami Tujuan Penciptaan

Merujuk pada firman Allah Swt. yaitu Al-Qur'an surah Az-Zariyat ayat 56 yang artinya,

"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."

Dari ayat di atas jelaslah bahwa tujuan penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah, bukan kepada selain Allah. Ibadah adalah ketundukan dan kepatuhan manusia kepada Allah. Makna ibadah sangat luas, segala perbuatan manusia bisa bernilai ibadah ketika pelaksanaannya ikhlas karena Allah dan caranya benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, menghadirkan ruh atau aspek ruhiyah, memiliki tujuan untuk menggapai rida Allah.

Dari sini jelas bahwa setiap manusia harus berjuang untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuannya. Landasan perjuangan inilah yang menjadi titik penting, karena landasan perjuangan akan menentukan kualitas amal dan perjalanan perjuangan tersebut wajib sesuai dengan aturan Sang Pencipta. Untuk itu, Allah membekali manusia dengan potensi yang dapat digunakan.

Allah membekali akal bagi manusia. Akal berfungsi sebagai penimbang baik dan buruk suatu perbuatan. Akan tetapi akal saja tidaklah cukup karena akal biasanya digunakan manusia untuk menoleransi perbuatannya. Akal wajib disertai dalil syarak ketika hendak memutuskan sesuatu. Sebab baik dan buruk bukan berdasarkan pandangan manusia, tetapi berdasarkan aturan Allah.

Selain akal Allah juga membekali manusia dengan fitrah. Fitrah adalah sesuatu yang menyertai penciptaan manusia. Yaitu kebutuhan jasmani dan garizah-garizah atau naluri-naluri. Ada tiga macam naluri; 1. Naluri mempertahankan diri, 2. Naluri ingin melestarikan jenis manusia, 3. Naluri menyucikan sesuatu.

Kebutuhan jasmani muncul dari dalam diri, sedangkan naluri-naluri muncul dari luar diri manusia. Kebutuhan jasmani jika tidak dipenuhi lama-kelamaan manusia dapat mengalami kematian, sedangkan naluri-naluri jika tidak dipenuhi hanya mengakibatkan gelisah tidak sampai pada kematian.

Contoh kebutuhan jasmani; makan, minum, buang air dan lainnya yang semisal dengan itu. Sedangkan contoh naluri-naluri; 1. Naluri mempertahankan diri, misal; dikejar anjing lari, ingin tampil cantik, ingin berkuasa, dan lainnya. 2. Naluri ingin melestarikan jenis manusia, misal; menyukai lawan jenis, berkasih sayang sesama manusia, dan lainnya. 3. Naluri menyucikan sesuatu, misal; penyembahan kepada Allah atau lainnya.

Dengan bekal yang telah Allah berikan tersebut manusia melakukan segala perbuatan serta beribadah kepada Allah. Maha Besar Allah atas segala kekuasaan-Nya. Dia menciptakan sesuatu dengan sempurna.

Allah hidupkan manusia di planet yang bernama bumi. Bumi pun Allah perintahkan untuk mengeluarkan isinya sesuai dengan kebutuhan manusia. Bumi mengeluarkan air, tanaman beraneka ragam, batu, pasir, dan lainnya. Semua bisa dimanfaatkan oleh manusia.

Jika saja setiap manusia mau berpikir betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepadanya, niscaya ia tidak akan berat melaksanakan misi besarnya yaitu beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Akan tetapi semua dikembalikan kepada manusia, ada dua pilihan yang manusia bebas memilihnya, yakni mau taat atau tidak taat. Keduanya memiliki konsekuensi yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hari Kiamat.

Maka bagi manusia beriman ketika telah memahami tujuan penciptaan sekaligus Allah telah memberikan fasilitas padanya, maka ia akan berusaha mencari ilmu agama sebagai pijakan. Kemudian menjadikan akidah Islam sebagai landasan setiap perbuatan, karena akidah Islam melahirkan aturan kehidupan. Islam dijadikan sebagai solusi bagi seluruh persoalan hidup manusia.

Dengan begitu, siapa saja akan mampu memaknai hidup sesuai apa yang telah digariskan Allah padanya dengan ikhlas, kanaah, istikamah, sabar, dan tawakal. Bagaimanapun kondisinya manusia akan tetap optimis karena kehidupan dunia ini sementara. Dunia bukanlah tujuan tapi jembatan menuju kehidupan sebenarnya. Kehidupan yang kekal, kehidupan hakiki yaitu di akhirat.

Semoga kita semua mampu melalui kehidupan dunia yang fana ini, tidak tergoda dengan nikmat yang ditawarkannya. Karena nikmat dunia sangat tidak ada artinya dibandingkan nikmat surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang mengalir di dalamnya sungai-sungai indah. Tiada kenikmatan yang lebih nikmat selain kehidupan di surga. Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Ratu Rianti Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Jalan Menuju Keberhasilan
Next
Tentang Sofia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram