The Power of Baper

”Wahai para pemuda. Jadikan bapermu sebuah power. Dengan cara apa? Berpikirlah. Berpikirlah. Tanam berbagai pemikiran Islam. Penuhi isi kepalamu dengan tsaqafah Islam. Pahami jati dirimu siapa, hidupmu untuk apa, potensimu sebesar apa. Kerahkan semua untuk membangun peradaban gemilang.”

Oleh. Keni Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com dan Penulis buku )

NarasiPost.Com-Sebutkan satu kata yang bisa menggambarkan pemuda zaman now. Kalau dari aku sih, baperan. Ya, baper alias bawa perasaan. Pemuda zaman sekarang memang lekat sama rasa. Kita lihat hampir di segala aspek yang melingkupi problem pemuda, musuh utama mereka apa? Ya perasaannya sendiri. Apa lagi?

Tidak dimungkiri, pemuda hari ini digempur penyakit dari berbagai sisi. Pergaulan, game, media sosial, narkoba, miras, hiburan, pendidikan sekuler, dan masih banyak lagi. Sayangnya, ’senjata’ yang mereka miliki nihil. Nol. Pemuda (khususnya muslim) tidak dibekali kekuatan yang cukup untuk bisa bertahan ’melawan’ zaman. Perang pemikiran hari ini menjadikan pemuda di negeri-negeri muslim seperti mayat hidup. Mereka bernyawa tapi tak berakal. Perasaan dijadikan Tuhan menjadikan mereka menjalani aktivitas dengan sempoyongan.

Pergaulan, misalnya. Makin ke sini, zina makin banyak kemasan dan labelnya. Friend with benefit, label sepasang muda mudi generasi Z menjalani hubungan tanpa komitmen, tanpa kekangan. "Kamu dan aku sama-sama butuh? Ya sudah ayo saling memberi manfaat." Ada yang berangkat dari dorongan rasa cinta, ada pula yang menjalani sebatas mengejar pengakuan semata. Semuanya tentang apa? Rasa.

Saking lemahnya, muncul istilah generasi stroberi. Stroberi adalah buah merah nan cantik. Sayangnya, ia lembek bahkan rapuh. Itulah gambaran pemuda hari ini. Mereka hidup dengan teknologi canggih. Pemuda banyak yang kreatif, dan berakal brilian. Tapi, berbagai kemudahan hidup malah membentuk individu bermental lemah dan minus perjuangan. Lahir berbagai penyakit mental seperti mental illness.

Lantas, bagaimana?

Sob, sebelum kita melakukan sesuatu, alangkah lebih baik jika kita mencari tahu dulu sumber masalahnya apa. Sehingga, kita tidak akan kehabisan tenaga. Jangan-jangan, yang diupayakan hanya mengobati gejala bukan penyakitnya.

Melihat kondisi pemuda hari ini tenggelam dalam perasaan sendiri, potensi berpikirnya diamputasi, maka mari kita lihat senjata apa sih yang ditembakkan ke tubuh umat ini. Fun, food, fashion, film, free sex, free thingking, dan friction adalah 7F yang tengah dihadapi pemuda hari ini. Pemuda tidak sadar menelan dengan nikmat setiap poin F yang diluncurkan musuh Islam, sehingga mereka terlena dan tak ingin berbenah. Kebangkitan terasa abstrak. "Mengapa harus bangkit jika hari ini kita tak memiliki masalah apa-apa?", Begitu pikir mereka. 7F belum dirasa sebagai sesuatu yang berbahaya, malah menjadi sahabat sejati mereka.

Sejatinya, 7F adalah bagian dari ghazwul fikr. Adalah perang pemikiran yang sedang berkecamuk di antara pemuda dan pemudi negeri kaum muslimin, khususnya di wilayah Timur Jauh seperti Indonesia. Bukan sembarangan, ini adalah strategi paling ampuh yang diluncurkan untuk bumi pertiwi Indonesia. Lihat saja pemuda kita hari ini, mereka tidak sadar sedang dijajah. Dengan bangga mereka menikmati perang pemikiran ini. Pemuda dengan rela hati berzina, pergi ke konser, mengidolakan artis Korea dan mendukungnya mati-matian. Pemuda tak paham betapa besar potensi mereka dan seharusnya digunakan untuk apa. Perang pemikiran dengan senjata 7F, berhasil melumpuhkan potensi pemuda.

Yang tak kalah penting dari itu semua adalah apa yang ada di balik ghazwul fikr. Ide apa yang melandasi ’keberhasilan’ perang pemikiran dalam menyerang pemuda muslim abad ini. Kapitalisme adalah ideologi yang melandasi lancarnya perang pemikiran meluncur ke para pemuda. Ia menawarkan ide kebebasan. Akidah sekularisme berhasil menjangkiti hati pemuda untuk tetap berdiri di tempat tanpa merasa resah dengan kondisi yang jauh dari fitrah. Hal ini sejatinya adalah sebuah ide. Maka senjata yang harusnya kita miliki adalah bentuk yang sama, ide.

Islam, seperangkat konsep dan metode lengkap yang mampu menyelesaikan masalah manusia. Islam turun sebagai wahyu Allah, ide dari-Nya. Maka inilah senjata terbaik milik umat Islam yang bisa kita todong dan luncurkan ke musuh-musuh Islam.

Sederhananya, ada dua penyebab kemunduran umat Islam hari ini. Pertama, jauhnya umat Islam dari pemahaman Islam. Kedua, masuknya ide-ide Barat dengan kemasan menarik berbentuk 7F ke tubuh umat Islam. Ini menjadikan muslim semakin kehilangan jati dirinya dan mudah dijajah oleh pemikiran asing.

Apa yang harus kita lakukan?

  1. Internalisasi nilai-nilai Islam.
    Sebagai muslim, senjata apa yang kita miliki jika bukan Islam? Mari kita ubah mindset kita dari kapitalisme menjadi Islam. Mari kita mengenal Islam lebih dalam, pahami dan kaji isinya. Sehingga kita tahu, siapa jati diri kita dan peran besar apa yang telah Allah amanahi pada umat Islam. Mari kita pahami Islam sebagai akidah, syariah, dan siyasah. Jika ini sudah dilakukan, maka senjata sudah di genggaman.
  2. Amar makruf nahi mungkar.
    Dakwah adalah kekuatan agung yang dimiliki umat Islam. Di QS. Ali Imran ayat 110, Allah Subhanahu wa taala sebutkan umat terbaik adalah mereka yang melakukan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah. Setelah menggenggam senjata, maka langkah selanjutnya adalah menebar ide Islam dalam rangka dakwah.

Bagaimana Menjadikan Baper sebagai Power?

Pemuda baperan akan senantiasa galau, resah, dan tidak nyaman. Tidak ada yang salah dengan baper. Hanya saja, kita perlu menjadikan baper sebagai potensi terbesar untuk menaklukkan zaman. Mari kita jadikan kenyataan sebagai peluang menjemput kemenangan. Kita alih posisikan baper pada tempatnya.

Kita lihat Muhammad Al-Fatih. Sebelum mampu menaklukkan Konstantinopel, ia resah dengan berbagai kegagalan upaya penaklukkan sebelumnya. Ia berpikir kritis dan mencari cara. Atas izin Allah, sebuah wilayah yang tak terkalahkan selama beberapa masa, akhirnya jatuh di bawah komando pemuda berusia 21 tahun bernama Mehmed. Gelar Al-Fatih (pembuka) menyanding namanya.

Kita lihat kisah Nabi Ibrahim kecil (alayhissalam). Sejak muda, ia resah melihat kondisi kaumnya. Mereka semua penyembah berhala. Apa hebatnya berhala? Yang tak kalah meresahkan, betapa bapaknya sendiri adalah si pembuat patung. Ia berpikir dan berpikir. Ia mencari Tuhan yang sejati dari pergantian waktu di bumi. Dia juga mengambinghitamkan patung terbesar seolah ia adalah pelaku yang merusak patung-patung kecil lainnya. Ini dilakukan hanya agar umatnya mau berpikir. Tak disangka, rakyat Babilonia malah mengikat dan membakarnya. Atas izin Allah, api tak mempan membakar Ibrahim nan salih itu.

Apa yang bisa kita jadikan pelajaran, teman-teman? Kita perlu pahami bahwa perasaan dibangun dari sebuah komponen berupa pemikiran. Perasaan senang atau benci terhadap sesuatu, bergantung pada mindset yang dimiliki seseorang. Manusia tentu menyukai hal-hal yang menyenangkan. Ia juga pasti membenci hal-hal yang merugikan. Hanya saja, mindset terhadap hal yang menyenangkan dan merugikan ini yang jauh lebih penting sebelum bisa menghukumi sebuah fakta, perasaan apa yang lebih tepat diberikan untuknya.

Terhadap fun, food, fashion, film. Sekilas mungkin tampak menyenangkan. Siapa tak suka tertawa lepas saat menonton film sembari ngemil makanan minuman kesukaan? Tapi, andai saja kita tahu bahwa itu senjata orang kafir untuk melalaikan pemuda dan membunuh potensinya, tentu saja kita tak akan rela. Tak 'kan rela.

Andai saja para pemuda menyadari betapa penting peran mereka dalam membangun peradaban gemilang. Andai saja pemuda tahu, ternyata pekerjaan itu dimulai dari hal sederhana, yaitu menaklukkan perasaannya. Caranya dengan menanam pemikiran Islam agar akal dan perasaan senantiasa beriring wahyu Tuhannya.

So, wahai para pemuda. Jadikan bapermu sebuah power. Dengan cara apa? Berpikirlah. Berpikirlah. Tanam berbagai pemikiran Islam. Penuhi isi kepalamu dengan tsaqafah Islam. Pahami jati dirimu siapa, hidupmu untuk apa, potensimu sebesar apa. Kerahkan semua untuk membangun peradaban gemilang. Tentu, semua pemikiran itu akan mendorong perasaanmu menjadi resah dan gelisah terhadap kondisi buruk hari ini, jauh dari kondisi ideal.

Tunjukkan power -mu, wahai pemuda. Ubah arah kemudi bapermu bukan sebatas memenuhi eksistensi diri, melainkan sebagai kekuatan menyusun batu bata peradaban Islam nan gemilang. Mudah-mudahan, namamu tercatat di lautan sejarah sebagai penyusunnya, bukan sebagai hama, lebih-lebih penghancurnya. Semoga Allah senantiasa meneguhkan hati kita, mencerdaskan akal kita, dan menguatkan bahu kita dalam mengemban amanah melahirkan kebangkitan Islam.
Wallahu a'lam bishowab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Keni Rahayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Cahaya yang Tak Dirindukan
Next
Kimci, Salah Satu Makanan Tersehat di Dunia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram