"Wahai hamba Allah, teruslah berbuat baik, berteman dengan orang baik agar terus terbawa dalam kebaikan. Sahabat takwa dan taat itu mahal, pegang erat jangan pernah kau lepas. Jangan lelah untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran, persiapkan sebaik-baik bekal sebelum kita pulang kampung ke negeri akhirat."
Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Penulis, Kontributor NarasiPost.Com dan Pemerhati Kebijakan Publik)
NarasiPost.com-Allah Swt. berfirman dalam surat Ali Imran ayat 185,
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
Ayat ini tentu menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa suatu saat kita akan 'pulang' kepada Sang Maha Pencipta segalanya. Ayat ini menjadi pengingat kita bahwa kita harus mempersiapkan diri membawa bekal sebanyak-banyaknya untuk 'pulang'. Ayat ini pun menjadi pengingat bagi siapa pun yang beriman, bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya maka janganlah sampai gelap mata.
Cukuplah kematian sebaik-baik nasihat bagi diri kita, saat lelah dan futur melanda. Berhenti sejenak lalu kembali bergerak menyibukkan diri dalam kebaikan, dakwah dan ketaatan. Menuntaskan misi yang Allah berikan pada kita, penerus perjuangan risalah Baginda Nabi saw. tercinta. Tanpa menghilangkan tanggung jawab dan kewajiban apa pun yang melekat pada diri kita. Baik sebagai anak, ibu, anggota masyarakat, penulis, pekerja, dan sebagainya.
Sebagai ibu bersinergi dengan sang ayah sibuk mendidik anak mempersiapkan generasi penakluk Roma. Sebagai anak sibuk berbakti pada kedua orang tua, berdakwah mengajak umat berjuang menerapkan syariat, dan mempersiapkan diri menjadi generasi penakluk. Sebagai pengemban dakwah, terus mengajak umat pada penerapan syariat, mencerahkan umat, dan membawa obat yang bisa menyelamatkan umat dengan ideologi Islam. Sebagai penulis terus berdakwah dengan pena, hingga tulisannya keliling dunia membawa pencerahan bahwa umat butuh obat yaitu syariat untuk menyelesaikan segala problematika umat.
Memetik Hikmah dari Hamba Pilihan Allah
Banyak kisah orang-orang hebat pilihan Allah saat 'pulang' meninggalkan jejak yang luar biasa. Patut kita contoh dan iri padanya, amal apa yang membuat orang-orang hebat tersebut selama hidupnya. Misalnya, alm. Ustaz Hari Mukti mantan roker yang rela meninggalkan kehidupan keartisannya lalu hijrah. Sisa usianya dihabiskan dengan terus berdakwah mengajak umat untuk taat syariat.
Tak peduli dengan kesulitan yang mengadang, semua dilewatinya karena yakin bahwa Allah lah yang mempermudah segala urusannya. Yakin, bahwa siapa saja yang menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya. Pikirannya jauh terbang menerawang kehidupan nan kekal abadi, bertemu dengan Sang Pencipta dengan penuh senyum.
Kepergiannya menyisakan kesedihan yang mendalam bagi orang-orang di sekitarnya. Tak sedikit yang mendoakan beliau dan mengantarkan jenazahnya hingga ke tempat peristirahatan terakhir. Masih terngiang suara roker yang menggelegar ketika membacakan takbir di setiap acara yang beliau isi. Memompa semangat siapa pun di sekelilingnya, bahwa dakwah harus terus berjalan walau saat itu beliau sakit jantung.
Dari beliau ada artis yang ikut hijrah menjadi hamba yang lebih baik, umat tercerahkan, dan ikut serta dalam aktivitas dakwah. Beliau menjadi inspirasi bagi siapa saja yang mengenalnya. Hidupnya hanya untuk dakwah, menjelang kematiannya dalam perjalanan hendak mengisi kajian terkena serangan jantung.
Baru-baru ini koh Steven seorang mualaf yang dikenal pendiri Mualaf Center Indonesia meninggal setelah salat Isya. Kondisi yang insyaallah husnul khatimah dan membuat iri siapa saja. Kepergiannya didoakan serta diantarkan banyak orang ke peristirahatan terakhir. Sebuah kematian yang dirindukan siapa pun, 'pulang' dalam kondisi tenang dan didoakan banyak orang.
Beliau merintis dakwah dengan mendirikan Mualaf Center Indonesia di tahun 2003, atas izin Allah melalui beliau puluhan ribu orang bersyahadat masuk Islam hingga kini. Ketika hidayah menyapa, Islam membuatnya terpana hingga rela berdakwah menyerukan risalah Nabi tercinta. Pengorbanan yang beliau lakukan tak tanggung-tanggung, saat pandemi berhasil mengumpulkan 13 miliar hasil dari menjual rumah, mobil, dan moge miliknya.
Lalu uang tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan penanganan Covid-19, di antaranya baju hazmat, masker, dan APD petugas medis. Tak lupa beliau membeli sawah ribuan hektar untuk mengatasi krisis pangan akibat pandemi. Sungguh, suatu amal saleh yang sangat luar biasa. Beliau diberi julukan 'sang pemulung amal kebaikan'. Kini, beliau 'pulang' dengan tenang dan memberikan teladan bagi siapa saja yang mengenalnya.
Hendaknya kita yang masih diberi kesempatan bernapas oleh Allah, memetik hikmah dari orang-orang seperti beliau dan siapa saja yang selama hidupnya sibuk untuk syiar Islam demi meraih rida Allah semata. Tak peduli dengan cacian orang yang mencaci, karena pandangannya nun jauh di sana yaitu kehidupan abadi setelah kehidupan dunia.
Persiapkan Sebaik-baik Bekal untuk 'Pulang'
Sejatinya kita hidup di dunia bagai seorang pengembara, menuntaskan misi yang Allah berikan, fokus dalam dakwah dan kebaikan. Dalam kehidupannya sibuk mendekat taat kepada Allah. Hingga Allah berkata, 'Tugasmu sudah selesai wahai hamba yang Aku cintai, kini waktunya kamu pulang dengan tenang'. Karena Allah sudah rindu ingin bertemu dengan hamba yang disukai-Nya. Seperti Allah rindu bertemu Baginda Nabi saw. menjelang wafatnya.
Teringat nasihat indah sahabat Nabi saw. yaitu Umar bin Khathab ra.,
"Jikalau kita letih karena kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Namun jikalau kita bersenang-senang dengan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa itu akan kekal."
Ya, hiasi dan sibukkan diri dengan terus melakukan kebaikan dan amal saleh karena saat raga tak lagi ada di dunia, kebaikan yang kita perbuat akan diingat dan dikenang orang. Keletihan akan hilang seiring raga kita kembali pulang pada-Nya. Lalu, Allah menggantinya dengan surga seluas langit dan bumi. Siapa yang tidak mau dengan reward yang akan Allah beri bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya? Semoga kita termasuk pada hamba yang Allah kehendaki bertemu dengan-Nya penuh senyum dan mendapatkan surga-Nya.
Jangan pernah kita merasa senang ketika melakukan dosa, karena dosa yang dilakukan akan kekal sementara kesenangannya akan hilang. Tentu kita tidak ingin dikenal dan dikenang oleh orang sebagai pendosa dan bangga dengan dosa yang diperbuat. Na'udzubillahi min dzalik.
Sebisa mungkin kita tidak terlena dengan kehidupan dunia. Karena dunia penuh tipu daya dan hanya sementara. Ibarat melakukan perjalanan pada satu tujuan, dunia tempat bersinggah dan istirahat sebelum melanjutkan kembali perjalanan. Oleh karenanya, fokus pada tujuan agar tidak tersesat dan terlena.
Wahai hamba Allah, teruslah berbuat baik, berteman dengan orang baik agar terus terbawa dalam kebaikan. Sahabat takwa dan taat itu mahal, pegang erat jangan pernah kau lepas. Jangan lelah untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran, persiapkan sebaik-baik bekal sebelum kita pulang kampung ke negeri akhirat. Semoga Allah senantiasa membimbing kita ke jalan-Nya. Terus berdoa agar kita menjadi hamba pilihan-Nya dan pulang dalam kondisi husnul khatimah.
Rasulullah saw. bersabda,
"Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat." (HR. Ibnu Majah)
Allahu a'lam bishawab.[]