Peran Pemuda sebagai Pejuang dan Penjaga Peradaban Mulia

”Sosok-sosok teladan di atas menjadi bukti nyata peran kaum muda di zamannya. Mereka mengerahkan daya upaya sebaik-baiknya demi sebuah peradaban mulia. Maka sudah selayaknya para pemuda sekarang bangun dari tidur panjangnya. Mereka harus segera bangkit dan bergegas demi sebuah tugas mulia.”

Oleh. Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Allah Swt. berfirman:

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (TQS. Al-Kahf [18]: 13).

Kisah Ashabul Kahfi memang penuh hikmah yang luar biasa hingga Allah Swt. mengabadikannya dalam salah satu surah di dalam Al-Quran. Keteguhan hati para pemuda Ashabul Kahfi dalam mempertahankan akidahnya seharusnya diteladani oleh pemuda masa kini. Begitu juga dengan keberanian mereka dalam menyampaikan amar makruf nahi mungkar kepada penguasa patut menjadi pengobar semangat perjuangan dalam membela agama.

Namun sayang, kisah heroik para pemuda Ashabul Kahfi terpinggirkan oleh kisah-kisah komik rekaan. Jalan panjang yang harus ditempuh dalam memegang teguh akidah juga masih kalah menarik dengan cerita drama Korea yang penuh intrik percintaan. Para pemuda Ashabul Kahfi ternyata tidak setenar idola-idola masa kini yang dielu-elukan dan ditirukan semua tingkah lakunya dalam keseharian.

Selain itu, anak-anak muda sekarang cenderung berbuat anarkis dan meresahkan masyarakat. Sering kali mereka berbuat onar secara berkelompok. Aksinya yang ugal-ugalan masih saja menjadi hal yang biasa di kalangan pemuda. Salah satunya adalah sebuah kelompok pemuda yang disebut geng motor. Maka untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, aparat keamanan segera bertindak. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Jambi.

Dilansir dari Sindonews.com, Satreskrim Polresta Jambi dan jajarannya berhasil mengamankan 137 anggota geng motor karena sering meresahkan warga Kota Jambi. Ratusan pelaku yang terjaring merupakan tindakan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir.

Wakapolresta Jambi, AKBP Ruli Andi Yunianto mengatakan bahwa dari data yang diperoleh, 137 anggota geng motor tersebut masih di bawah umur atau di bawah 18 tahun. Keterangan tersebut disampaikan Ruli pada Rabu (Sindonews.com, 28/9/2022).

Amalan yang Nirfaedah

Sungguh miris melihat tingkah laku pemuda zaman sekarang. Mereka disibukkan oleh hal-hal nirfaedah dan membuat resah. Tindakan tersebut tentunya akan merugikan diri sendiri dan warga masyarakat. Sadar atau tidak hal itu merupakan tindakan sia-sia dan tidak akan memberikan manfaat.

Di samping itu para pemuda masa kini juga lebih suka berkutat dengan berbagai macam game online yang sedang tren. Hal tersebut membuat mereka lebih suka untuk berlama-lama di depan layar gadget untuk mabar (main bareng). Mereka rela menghabiskan waktu, tenaga dan kuota demi bisa memenangkan sebuah permainan. Padahal kalau menang pun hanya sekadar naik level, tidak lebih dari itu. Rasa penasaran untuk bisa memenangkan game online akhirnya membuat diri jadi ketagihan alias kecanduan. Kalau sudah seperti ini, sulit sekali untuk berhenti. Waktunya hanya untuk game online dan game online. Keasyikan yang mereka rasakan di dunia maya membuatnya lalai, terlena, dan tidak lagi peduli dengan keluarga maupun lingkungan sekitarnya.

Baper dan Berpikir Pragmatis

Selain terlena oleh hal-hal di atas, pemuda sekarang juga cenderung mudah baper dalam menghadapi masalah yang dihadapinya. Masalahnya pun tidak jauh-jauh dari dunia percintaan. Pemuda dengan mudahnya putus asa saat putus cinta. Hatinya mudah rapuh dan terpuruk hanya karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Hidupnya terasa hancur dan tak punya harapan Bila sudah demikian, semuanya tidak lagi berarti hingga terbersit niat untuk bunuh diri. Masa muda yang seharusnya penuh semangat dalam menatap masa depan nyatanya terhalang oleh rasa baper yang berlebihan.

Demikian juga dengan pola pikir pemuda saat ini yang inginnya serba instan. Mereka ingin mendapatkan banyak uang dengan cara yang mudah. Saat ditanyakan apa cita-cita mereka, sebagian besar pasti ingin jadi YouTubers dan Selebgram. Lagi-lagi cita- cita tersebut tidak jauh-jauh dari pengaruh gadget dan dunia maya. Seakan-akan sudah tidak ada profesi yang menarik minat dan hati mereka. Konten lagi, konten terus. Mungkin jika konten yang dibuat adalah sebuah kebaikan, itu tak jadi masalah. Namun konten-konten tersebut pasti jarang followers -nya. Hanya saja, yang menjadi masalah, konten yang bisa menambah followers biasanya adalah konten yang tidak biasa. Konten-konten seperti itu terkadang melanggar aturan dan norma yang ada. Celakanya, yang demikian itu justru yang laris manis dan banyak diminati dan disukai. Sebab dengan membuat konten yang tidak biasa pasti bisa langsung viral dan terkenal.

Tentu kita masih ingat dengan fenomena CFW yang cukup menghebohkan di media sosial. Bagaimana tingkah laku anak-anak muda dengan gayanya yang asal-asalan bisa menghipnotis seluruh semua lapisan masyarakat. Orang-orang dengan sukarela berduyun-duyun datang jauh-jauh dari berbagai daerah hanya untuk melihat aktivitas CFW dari dekat. Tidak ketinggalan para pejabat negara pun turut ambil bagian. Akhirnya banyak yang ikutan-ikutan bergaya ala-ala CFW. Demam CFW menjadi tren dan gaya remaja kekinian dan dijadikan panutan.

Masalah lain datang saat para pemuda dihadapkan dengan gaya hidup yang hedonis. Hal ini membuat hati orang tua miris. Masa muda dijadikan ajang hura-hura dan pamer harta milik orang tuanya. Slogan masa kecil bahagia, muda kaya raya, dan tua masuk surga menjadi sebuah gurauan tanpa makna. Semua itu menjadi racun mematikan yang pelan tapi pasti menggerogoti pemikiran pemuda yang rentan terpengaruh dengan sesuatu yang dianggapnya benar. Padahal, kebenaran hakiki hanya milik Allah Swt. Namun pada kenyataannya, pemuda cenderung mengikuti hawa nafsu dan egonya.

Rasa ingin tahu yang besar membuat mereka mencoba hal-hal yang dianggapnya sebagai gaya hidup kekinian. Mengonsumsi narkoba, gaul bebas dan tawuran menjadi menu keseharian. Mereka takut dijauhi oleh teman jika tidak sejalan. Begitulah generasi pembebek yang tidak punya sandaran. Semua dilakukan atas dasar setia kawan yang mengabaikan aturan. Benar salah tidak jadi masalah. Bagi mereka yang penting bisa membuat hati senang. Masa bodoh dengan aturan yang berlaku menjadikan mereka tidak merasa malu.

Rasa malu yang ada diri pemuda sepertinya sudah hilang. Tidak adanya pemahaman yang benar membuat mereka bertindak semakin liar. Apabila hal itu dibiarkan maka masa depan generasi menjadi taruhan. Generasi muda tidak akan bisa berperan sebagaimana mestinya. Hal tersebut tentu sangat berbahaya. Jika hal itu terus dibiarkan maka bersiap-siaplah bangsa ini menuju kehancuran. Sebab, masa depan bangsa ini ada di tangan para pemuda sebagai penerus perjuangan.

Pendidikan dan Sistem yang Merusak

Apa yang ada di dalam benak para pemuda juga tidak bisa dilepaskan dari aspek pendidikan yang mereka dapatkan. Sistem pendidikan yang ada hanya sekadar mencetak generasi yang setelah lulus bisa langsung bekerja. Nila-nilai akademik menjadi standar baku pintar tidaknya siswa dalam menerima mata pelajaran. Namun, untuk pelajaran agama tidak begitu diperhatikan. Maka tidak heran bila tingkah laku pemuda sekarang jauh dari adab dan pergaulan yang benar.

Disadari atau tidak pangkal masalah yang muncul di tengah-tengah kaum muda adalah sistem yang tidak layak untuk diterapkan. Sebab, sistem ini hanya akan membuat kaum muda terpapar pemikiran yang rusak. Kaum muda terjebak dalam dunia kebebasan yang melenakan. Hidupnya pun dihabiskan untuk melampiaskan rasa ingin tahu dan penasaran tanpa menggunakan aturan yang benar. Semua itu adalah hasil dari sistem rusak yang lahir dari ide kebebasan yang menjadi asas dalam bertingkah laku. Sistem rusak ini telah membelokkan pemikiran sekaligus mengebiri peran kaum muda.

Sistem ini juga menjadikan taraf berpikir pemuda begitu rendah dan sekadarnya. Tidak ada girah untuk bangkit dari segala keterpurukan yang menimpa mereka. Mereka tidak peka dengan berbagai hal yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyaknya kemaksiatan dan kerusakan tidak mampu membuka hati dan pikiran. Pemikiran rusak dari sistem ini telah menghilangkan jati diri dan potensi yang ada pada diri para pemuda. Itulah sistem rusak kapitalisme liberal yang harus segera dicampakkan.

Perubahan menuju Kebangkitan yang Benar

Oleh karena itu, harus ada upaya dan usaha yang maksimal agar cara berpikir pemuda bisa berubah. Allah Swt. berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka.” (TQS. Ar-Ra’du [13]: 11).

Perubahan yang dilakukan juga harus mengarah kepada sebuah kebangkitan. Dalam hal ini hanya Islam yang mampu membawa para pemuda menuju kebangkitan yang sesungguhnya. Kebangkitan inilah yang akan mengembalikan peran pemuda. Hal yang paling mendasar adalah mengajak pemuda untuk berpikir bahwa hidup ini adalah hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Hal itu sesuai dengan firman Allah yang artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. (TQS. Az-Zariyat [51]: 56)

Fondasi keimanan seorang muslim adalah akidah Islam yang di sana memunculkan sebuah aturan kehidupan yang diatur oleh Allah Swt. Dengan begitu pemuda akan memiliki pemahaman bahwa hidupnya harus sesuai dengan Islam. Tingkah laku dan perbuatannya pun disandarkan kepada aturan Islam. Mereka akan berusaha melakukan yang terbaik menurut Islam. Hal tersebut tentu mendorong pemuda untuk giat belajar dengan menuntut ilmu.

Sebab, hanya dengan menuntut ilmu menjadikan diri paham akan aturan agama. Itulah yang menjadikan aktivitas menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban. Rasulullah saw. berfirman yang artinya: ”Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Tidak cukup sampai di situ, tugas seorang muslim selanjutnya adalah menerapkan ilmu yang telah dipelajari. Penerapan tersebut tentu tidak hanya di ranah ibadah ritual saja. Penerapan aturan Islam juga harus mencakup kepada kehidupan bermasyarakat dan negara. Di sini Islam kembali menunjukkan kesempurnaannya.

Ternyata Allah Swt. juga telah memerintahkan manusia untuk memeluk Islam secara menyeluruh (kaffah). Hal itu telah Allah terangkan dalam firman yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al-Baqarah [2]: 208)

Para pemuda juga harus tahu sejarah kegemilangan Islam yang pernah berjaya memimpin dunia. Dikutip dari Al-wa’ie.id (1/10/2021). Fakta sejarah selama 1300 tahun sejak Rasulullah saw. hijrah ke Madinah hingga runtuhnya Khilafah Utsmani pada 28 Rajab 1342 H/ 3 Maret 1924 M, menjadi bukti kejayaan Islam di masa lalu.

Keteladanan para Pemuda Muslim

Keberhasilan tersebut ternyata tidak lepas dari peran pemudanya yang memiliki semangat untuk menegakkan agama Allah. Banyak kisah-kisah para pemuda terdahulu yang wajib diketahui oleh para pemuda sekarang agar bisa memotivasi diri untuk ikut andil mengambil peran penting dalam memperjuangkan agamanya.

Dikutip dari artikel Biografi 60 Sahabat Rasul yang terbit di Republika.co.id di antaranya:
Ada Mush’ab bin Umair, seorang pemuda kaya, rupawan, dan terpandang di Makkah. Dia rela meninggalkan keluarga, kemewahan dan kehormatan di tengah kaumnya demi Islam. Mush’ab adalah duta pertama dalam sejarah Islam.

Satu lagi sosok pemuda teladan pada masa Rasulullah saw. adalah Ali bin Abi Thalib. Perannya mencakup berbagai bidang. Dia adalah seorang ulama, pemimpin, sekaligus pejuang. Ali merupakan salah satu orang yang pertama-tama masuk Islam dari golongan muda.

Ali menjadi pemuda yang tumbuh matang dan berperan penuh dalam dakwah Islam. Saat Rasulullah saw. hijrah ke Madinah, ia diperintahkan untuk menggantikan posisi di tempat tidur beliau. Ali juga menyertai Rasul saw. dalam Perang Badar, Perang Uhud maupun Perang Khaibar. Dalam perang tersebut Ali berhasil menerobos benteng lawan pertama kali hingga Rasul saw. mengatakan bahwa kemenangan kaum muslim di Perang Khaibar adalah melalui tangan Ali.

Ada juga sosok pemuda yang menorehkan tinta emas dalam sejarah perjuangan tegaknya Islam. Dirinya berhasil merealisasikan sabda Rasulullah saw. yang artinya:
“Sungguh Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad).

Dialah Muhammad Al- Fatih, penakluk Konstantinopel. Al-Fatih dalam usianya yang baru 25 tahun mampu menggetarkan benteng Konstantinopel di Romawi Timur yang demikian kokoh. Sosoknya menjadi teladan bagi kaum muda dalam kegigihannya memperjuangkan Islam (Kumparan.com).

Sosok-sosok teladan di atas menjadi bukti nyata peran kaum muda di zamannya. Mereka mengerahkan daya upaya sebaik-baiknya demi sebuah peradaban mulia. Maka sudah selayaknya para pemuda sekarang bangun dari tidur panjangnya. Mereka harus segera bangkit dan bergegas demi sebuah tugas mulia.

Tugas tersebut adalah menyerukan amar makruf nahi mungkar yaitu dengan berdakwah. Sebab hanya dakwah yang akan mengantarkan manusia kepada kemuliaan. Dengan dakwah pula manusia akan menjadi khairu ummah (umat terbaik). Hal itu sesuai dengan firman Allah Swt. yang artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran:[3]: 110).

Oleh karena itu sebagai bagian dari umat Islam, sudah saatnya kaum muda ikut andil dalam terwujudnya umat yang terbaik. Umat terbaik hanya akan terwujud dalam sebuah negara yaitu Daulah Islamiyah. Tentunya dengan sungguh-sungguh dalam mengkaji, memahami, menerapkan dan memperjuangkan Islam secara menyeluruh. Wahai pemuda saatnya engkau melangkah dengan gagah dan tidak kenal menyerah sebagai pejuang dan penjaga Islam kaffah.
Wallahu a’lam bi ash-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Atien Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Mahsa Amini, Potret Salah Kaprah terhadap Penerapan Syariat Islam
Next
Di Balik Jilbab Pertama
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram