”Terbajaknya potensi pemuda sebagai agent of change pun kian tampak saat ini, di mana pemuda berada di ambang krisis moral yang akut. Sebagian besar pemuda saat ini terseret pada pusaran arus liberalisme yang diprogram oleh Barat dengan sangat apik. .”
Oleh. Siti Komariah
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Bung Karno berkata, "Beri aku seribu orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya dan berilah aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Pepatah Arab juga mengatakan: “Syubhanul yaom, rijalul ghad” artinya pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Dari ungkapan tersebut semakin menegaskan bahwa pemuda adalah agen perubahan dan sumber kekuatan suatu peradaban, sebab dalam diri pemuda memiliki keistimewaan berupa hiddatul uquul (ketajaman akal) yang cemerlang yang mampu mengubah keadaan suatu peradaban menjadi lebih baik.
Pemuda memiliki peranan besar dalam membangun sebuah peradaban bangsa, bahkan dunia, sebab di pundaknyalah peradaban suatu bangsa akan ditentukan. Baik buruknya peradaban dunia ada pada pundak mereka, karena mereka senantiasa dituntut untuk mencari solusi terhadap berbagai problem yang membelit umat manusia dengan berbagai pemikiran-pemikiran mereka yang mampu menciptakan gagasan-gagasan cemerlang.
Karena potensi pemuda yang begitu besar dalam membangun sebuah peradaban dunia, maka ini juga membuat kapitalisme berupaya merongrong potensi pemuda tersebut. Mereka berusaha menghancurkan potensi pemuda dengan menyibukkan mereka pada aktivitas-aktivitas duniawi.
Juga menjadikan potensi pemuda untuk mengokohkan peradaban kapitalisme agar senantiasa tegak di dunia ini. Berupaya memberdayakan potensi para pemuda demi pembangunan-pembangunan yang menguntungkan para kapital. Sehingga, sistem ini melakukan berbagai cara untuk membius pemuda agar mereka lalai dengan potensi mereka sebagai agen perubahan peradaban mulia dan mengeluarkan umat manusia dari berbagai penderitaan saat ini dan mencari solusi jitu untuk menyelesaikan permasalahan saat ini.
Pemuda dalam Kungkungan Kapitalisme
Kapitalisme menyadari bahwa potensi pemuda muslim sangat besar untuk bisa membawa keruntuhan peradaban mereka, oleh karena itu kapitalisme berusaha mengungkung jati diri mereka dengan berbagai cara dan membelokkan potensi mereka untuk senantiasa mempertahankan kedaulatannya di dunia ini. Sehingga, kapitalisme membajak potensi pemuda agar senantiasa mengikuti ide-ide kebebasan yang mereka gaungkan.
Terbajaknya potensi pemuda sebagai agent of change pun kian tampak saat ini, di mana pemuda berada di ambang krisis moral yang akut. Sebagian besar pemuda saat ini terseret pada pusaran arus liberalisme yang diprogram oleh Barat dengan sangat apik.
Misalnya, pemuda saat ini lebih disibukkan untuk memenuhi hawa nafsu mereka, meraih kesenangan yang fana, serta senantiasa mengikuti gaya hidup hedonis. Sebut saja, saat ini sebagian besar pemuda telah terjebak dengan gaya hidup yang kian bebas, seks bebas telah menjadi budaya di tengah-tengah masyarakat. Menurut Dinas Pendidikan Kota Bandung mengungkapkan data hasil survei tentang pergaulan bebas. Survei ini dilakukan kepada 60 remaja di bawah 14 tahun. Survei minor tersebut menemukan 56 persen dari 60 responden mengaku sudah pernah melakukan seks atau hubungan badan (republika.co.id, 07/07/2022).
Kemudian, para remaja pun tak luput dari jeratan narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan ada peningkatan prevalensi penyalahgunaan narkoba pada rentang usia 15 sampai 64 tahun, dari 1,80 persen di tahun 2019 menjadi 1,95 persen pada 2021 ( iNews.id, 31/05/2022). Tak hanya itu, para pemuda pun masih banyak terjebak dengan berbagai permasalahan lainnya, seperti bullying, kekerasan seksual, tawuran, bunuh diri dan lainnya.
Selain itu, potensi pemuda pun saat ini dibajak dengan dalih untuk menyelesaikan berbagai krisis yang membelit kehidupan umat manusia, mulai dari krisis ekonomi, pendidikan, kesehatan, diskriminasi, kepemimpinan, kepedulian terhadap masyarakat dan lainnya. Sehingga, Barat menginginkan negeri-negeri muslim untuk mengikuti agenda global mereka yakni memberdayakan potensi para pemuda untuk terjun membantu menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu agenda besar Barat yakni program Youth 20 (Y20).
Agenda ini mengusung 4 isu utama. Pertama, ketenagakerjaan pemuda. Kedua, transformasi digital. Ketiga, planet yang berkelanjutan dan layak huni. Keempat, keberagaman dan inklusi. Dari program utama tersebut diharapkan para pemuda muslim berkontribusi untuk menyelesaikan masalah yang membelit umat manusia, baik di dalam negeri maupun global.
Narasi pembangunan dan pemberdayaan tersebut alih-alih membuat para pemuda membawa sebuah negeri untuk keluar dari berbagai persoalan ataupun menyelesaikan masalah global, yang ada justru suatu negeri akan senantiasa terjajah oleh para kapital. Berbagai narasi yang terus digembar-gemborkan oleh rezim sejatinya hanya memanfaatkan potensi para pemuda untuk menjadi tumbal pelaksana program-program Barat, serta senantiasa menjadi menopang keruntuhan kapitalisme dan sebagai alat penambal borok kapitalisme yang kian terkuak.
Sebab, dari berbagai narasi tersebut menghantarkan pemuda untuk menyelesaikan masalah dari sektor hilir saja, yakni menyelesaikan akibat, tanpa melihat asal penyebab masalah tersebut. Selain itu, para pemuda muslim pun dipaksa untuk meninggalkan identitas Islam dengan dalih keberagaman dan inklusi dengan menjadikan HAM sebagai dasarnya. Alhasil, membawa negeri kepada perubahan yang lebih baik hanya sebuah fatamorgana. Bahkan, kapitalisme hanya melahirkan generasi muda yang menjadi elite penguasa dan bersekongkol dengan oligarki. Sebab, pemikiran pemuda senantiasa dikungkung oleh kapitalisme dari berbagai aspek.
Membangkitkan Potensi Pemuda sebagai Agent of Change
Seyogianya pemuda butuh arah pemberdayaan baru yang mengembalikan jati diri pemuda untuk kembali berpikir kritis dan mendalam sebagai agent of change. Arah pemberdayaan ini yakni akan mampu mengontrol dan melahirkan generasi-generasi yang tangguh yang mampu menjawab tantangan dan mampu mencari solusi dari berbagai masalah yang membelit negeri ini dan global. Semua itu bukan lahir dari sistem kapitalisme, sebab kapitalisme telah gagal menciptakan pemuda-pemuda yang ideal, melainkan lahir dari ideologi yang benar yang datang dari Sang Maha Pencipta, yakni Allah Swt.
Sejarah membuktikan yang tertoreh dengan tinta emas bahwa kejayaan Islam juga dimulai dari tangan para pemuda. Sejarah telah membuktikan peradaban Islam diusung oleh para pemuda. Sirah Rasulullah saw. menceritakan bahwa kelompok dakwah Rasul diisi oleh para pemuda. As-Sabiqun Al-Awwalun (pemeluk Islam pertama) pada fase Makkah diisi oleh para pemuda. Di antaranya, Sa’ad bin Abi Waqqash saat itu berumur 17 tahun, Ja’far bin Abi Thalib (18 tahun), Mush’ab bin Umair (24 tahun), Abu Bakar Shiddiq (37 tahun), Al-Arqam bin Abi Al-Arqam (16 tahun) dan lainnya. Bahkan, keberhasilan tholabun nushroh juga di tangan pemuda yaitu Mush'ab bin Umair dan Sa'ad Bin Muadz. Baiat Aqabah 1 dan 2 yang menjadikan Rasulullah secara de facto menjadi pemimpin Madinah juga dilakukan oleh mayoritas pemuda.
Pemuda harus mampu berpikir kritis atas akar masalah yang membelit negeri ini dan seluruh umat manusia, dan fokus menyelesaikan permasalahan secara tuntas. Solusi semua permasalahan tersebut yakni dengan sebuah institusi negara yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. yang terbukti selama kurang lebih 14 abad silam mampu membawa manusia kepada kemaslahatan hakiki. Sebab, hanya dengan adanya Daulah Islam, maka hukum Allah dapat ditegakkan secara praktis dan daulah tersebut juga sebagai benteng penyebaran serta pertahanan ideologi Islam agar dapat diambil oleh seluruh masyarakat, dan dunia. Hal itu terbukti di mana pada masa Rasulullah dibaiat menjadi Khalifah di Madinah. Madinah mampu menjelma menjadi negara yang super power untuk menegakkan ideologi Islam dan membawa kemaslahatan hakiki bagi rakyat.
Untuk membentuk potensi pemuda agar kembali seperti apa yang dicita-citakan oleh rakyat yakni para pemuda yang mampu membawa kepada peradaban mulia sebagaimana gambaran pemuda pada masa Islam, maka dibutuhkan kerja keras dari para aktivis partai politik yang memiliki visi untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan fikrah dan thariqah Rasulullah secara konsisten untuk menyiapkan dan menyadarkan para pemuda agar kembali kepada jati diri mereka sebagai agent of change.
Jalan ini akan menuntut pemuda muslim untuk beraktivitas dengan mabda Islam dan menjadikan ideologi Islam sebagai satu-satunya fondasi dalam mereka bertingkah laku. Jalan untuk menyadarkan umat terkhusus para pemuda hanya bisa ditempuh dengan jalan dakwah. Di mana jalan ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dengan dakwah yang konsisten, maka akan membentuk pribadi-pribadi yang mulia dan siap untuk berjuang bersama partai politik Islam yang sesuai dengan fikrah dan thariqah Nabi, mereka akan menjadi bagian integral partai yang siap terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk melawan derasnya kapitalisme yang menghancurkan tatanan kehidupan manusia. Senantiasa mencurahkan segala pemikiran dan tenaga mereka untuk mewujudkan kepemimpinan berpikir yang mulia, yakni Daulah Khilafah ala minhajin nubuwah.
Wallahu a'lam bisshawab.[]