Jangan Ada Penyesalan

"Tahukah kalian, bahwa ketangguhan jiwa para pemuda yang lebih ditakutkan lawan? Jangan biarkan musuh mengadangmu dari segala arah tanpa ada perlawanan. Jangan biarkan musuh masuk secara halus bagaikan serigala berbulu domba, hingga kalian tak sadar dan menganggap mereka adalah teman. Sadarlah! Jangan sampai waktumu habis hanya untuk berhura-hura tanpa ada jejak kebaikan. Jangan sampai terjadi penyesalan nantinya."

Oleh. Lilik Yani
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.com-Kawan, betapa bahagianya kita menjadi hamba Allah, ya? Nikmat karunia-Nya tak terkira. Siapa yang bisa menghitung dan menuliskannya? Tak ada yang sanggup karena sangat banyaknya.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS. An-Nahl: 18)

Dua Nikmat Terlupakan

Di antara nikmat yang banyak itu, ada dua nikmat yang sering dilupakan manusia. Tahukah kalian, nikmat apa itu? Nikmat tersebut adalah nikmat sehat dan waktu luang. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)

Kawan, betulkah demikian? Apakah kalian juga menjadi bagian orang yang mengabaikan nikmat Allah?

Nikmat Sehat Terabaikan

Saat kalian sehat, bukannya tubuh sehat itu dipakai untuk beribadah demi menambah bekal akhirat atau untuk mempelajari ilmu sesuai kompetensi agar manfaat maksimal untuk umat, tapi justru dibuat bergadang, cangkruk di warung kopi sampai malam.

Ehm, apa? Untuk mengerjakan tugas cari wifi? Mana bisa mengerjakan tugas di warkop dengan keramaian tingkat tinggi seperti itu? Asap rokok menyebar di seantero warkop dengan kapasitas pengunjung melebihi jumlah kursi.

Kawan, jika mau belajar dalam kondisi badan sehat, mengapa tidak memilih di perpustakaan saja? Sejuk, bersih, bebas asap rokok, jauh hiruk pikuk, bahkan fasilitas kursi nyaman, ruangan wangi bisa menambah semangat belajar.

Entahlah, kenapa ada pilihan ruang belajar nyaman dan tersedia fasilitas wifi serta buku lengkap, tapi kebanyakan orang memilih untuk bergelut dengan ruang penuh penghuni dan asap rokok sambung-menyambung bagaikan kereta api. Zaman kapitalis liberalis, jadi sukanya yang bebas, tidak terikat aturan seperti di perpustakaan.

Jika hal tersebut berlaku setiap hari, sejak muda saat mahasiswa, kemudian dilanjut setelah bekerja, maka akan semakin intens karena sudah punya uang sendiri. Apa saja bisa dibeli dan mencoba mengonsumsi. Minuman keras hingga narkoba mulai dikonsumsi. Pergaulan bebas antara perempuan laki-laki. Apalagi jika tinggal jauh dari orang tua hingga tak ada yang mengontrol. Bisa dipastikan mereka tak kunjung beranjak pulang. Terlanjur terperosok dalam zona nyaman, susah bangkitnya.

Kawan, apa yang antunna banggakan jika masa remajamu tak sehat dan berada dalam kubangan liberalisme? Mana mungkin kecerdasan lahir batin teraih jika setiap malam bergadang? Belum lagi jika tergoda pergaulan dan seks bebas, semakin terperosok lebih dalam dan sulit dibangkitkan pemikirannya.

Sementara waktu terus berjalan, bukankah semakin mendekati batas perjanjian? Sampai kapan akan sadar dan kembali ke jalan ketaatan? Menggunakan serpihan kesehatanmu untuk tobat dan menghentikan semua hal yang bisa mengikis kesehatan yang tersisa. Rokok, minuman keras, narkoba, dengan berbagi jenisnya, enyahkan dan jauhi sejauh-jauhnya hingga menyadari bahwa perbuatannya salah. Jangan sampai terjadi penyesalan panjang.

Nikmat Waktu Luang

Nikmat kedua setelah kesehatan adalah waktu luang. Seolah jatah hidup masih panjang. Ah, masih muda saja, untuk apa beribadah? Dipuas-puasin dulu ah, nanti kalau sudah tua saja bertobatnya.

Kawan, adakah jaminan jika umurmu panjang sampai tua? Tak berpikirkah bahwa banyak juga anak muda yang meninggal, bahkan bayi baru lahir juga ada? Jika tahu demikian, mengapa tak membangkitkan kesadaran bahwa kematian bukan karena usia? Kematian datang karena ajal telah tiba.

Kawan, waktu terus berjalan. Jangan biarkan lewat tanpa ada jejak kebaikan. Jangan biarkan terpesona dalam zona nyaman. Tiba-tiba waktu mendekati senja belum banyak yang dikerjakan. Belum cukup bekal yang dipersiapkan.

Ya, Kawan, mumpung masih muda. Masih kuat berusaha. Maksimalkan karunia Allah sebanyak kalian bisa. Optimalkan potensimu agar bermanfaat untuk umat di mana pun berada. Semoga jadi wasilah kebangkitan umat, betapa waktu adalah karunia yang harus disyukurinya.

Syukur dengan apa? Maksimalkan setiap detik karunia Allah dengan amalan terbaik semaksimal yang kita bisa. Jangan sampai terjadi penyesalan nantinya. Ketika senja datang, belum punya bekal matang akibat mengabaikan waktu di masa lapang.

Masa mudamu, Kawan. Jangan biarkan berlalu tanpa ada jejak prestasi yang dibanggakan. Lihat potensimu ada di mana? Tekuni, tingkatkan kapasitasnya agar berfungsi maksimal. Umat butuh anak-anak muda tangguh untuk kebangkitan.

Tahukah kalian, musuh menyerang dari segala arah untuk mematikan semangat muda kalian? Dialihkan pada hal-hal yang melenakan, kebahagiaan semu yang membuat kalian tertipu. Seolah sudah banyak mengerjakan amalan, ternyata hanya fatamorgana. Tak ada nilai di mata Allah yang Maha Kuasa.

Amal yang kalian lakukan hanya mengarah pada aktivitas duniawi belaka. Tak ada bagian untuk menolong agama Allah agar tersebar ke seluruh alam semesta. Hidup di bumi Allah, maka aturan Allah yang harusnya diterapkan. Bukan aturan buatan manusia yang banyak cela.

Maksimalkan Potensi Karunia Allah

Kawan, negerimu dalam cengkeraman. Kapitalisme memorak-porandakan jiwa para pemuda yang harusnya tangguh berjuang. Kini yang tampak adalah jiwa manja tak punya kekuatan menghadang derasnya opini sesat yang diembuskan lawan.

Akankah kalian tinggal diam? Menganggap itu urusan para pemimpin negara saja. Merasa diri tak berguna. Tahukah kalian, bahwa ketangguhan jiwa para pemuda yang lebih ditakutkan lawan jika sempat bangkit berjuang? Musuh membuatmu terlena, Kawan. Musuh mengadangmu dari segala arah agar kalian terpesona di zona nyaman tanpa ada perlawanan. Tanpa sadar ada musuh masuk melakukan penyerangan.

Musuh benar-benar pintar. Mereka masuk secara halus bagaikan serigala berbulu domba. Hingga kalian tak sadar dan menganggap mereka adalah teman. Yuk, kawan, sadarlah! Jangan sampai waktumu habis hanya untuk berhura-hura tanpa ada jejak kebaikan. Jangan sampai terjadi penyesalan nantinya.

Kawan, mari saling mendoakan dan jadikan diri kita pemuda yang bisa dibanggakan! Yuk, kita maksimalkan potensi nikmat karunia Allah berupa kesehatan dan waktu luang! Jangan sampai ada penyesalan, tiba-tiba senja datang belum ada persiapan bekal matang. Mumpung masih sehat dan punya waktu luang, mari kita isi dengan aktivitas yang mendorong pada ketaatan! Aktivitas yang mengajak umat untuk kembali ke jalan Allah yang penuh keberkahan. Wallahu a'lam bishawab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Lilik Yani Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Usir Penyakitnya Pembelajar Al-Qur'an
Next
Pemuda Militan Pilar Peradaban
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram