"Nikmat mana lagi yang hendak kamu dustakan? Sungguh baik keadaan seorang muslim itu. Jika mendapat musibah dia bersabar, jika mendapat nikmat dia bersyukur."
Oleh. Ratty S Leman
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.com-Ketika sakit mendera, selalu mengingat cobaan yang menimpa Nabi Ayyub Alaihi Salam di dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiya ayat 83 yang beliau berdoa :
وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ
"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang"."
Begitu tulusnya Nabi Ayyub menerima takdir yang telah Allah tetapkan kepada beliau. Seorang nabi adalah kekasih Allah, menjadi nabi bukan pilihan diri sendiri tetapi ditetapkan oleh Allah. Jika boleh memilih mungkin beliau akan memilih menjadi orang kebanyakan yang biasa-biasa saja. Hidupnya seolah-olah tenang, senang, bahagia dan tak banyak masalah. Sedangkan kehidupan seorang nabi sangat penuh dengan ujian untuk membuktikan kecintaannya hanya pada Allah semata.
Membahas tentang sakit Nabi Ayyub yang parah dan lama, namun tetap sabar menjadi ibrah atau teladan bagi kita yang sedang sakit saat ini, termasuk diri hamba yang hina dina ini.
Tepatnya pada tahun 2018 setelah operasi benjolan di kaki kanan, badan ini rasanya tidak karuan. Seperti sering masuk angin, kadang lemas, suka mual, sesak napas, gatal-gatal tak kunjung sembuh, kaki senut-senut seperti ditusuk-tusuk jarum sehingga mengganggu tidur, kram kaki, badan kedinginan menggigil, sering bersendawa dan lain sebagainya. Setelah cek labolatorium dokter menyatakan diagnosisnya ada hipertensi dan diabetes. Padahal sebelum dioperasi benjolan kaki, cek labolatorium untuk gula darah dan tekanan darah normal semua. Mencoba menerima ketetapan ini, setelah operasi berlanjut berobat kontrol rutin untuk kedua diagnosis ini.
Akhirnya berobat secara medis sesuai diagnosis dan prosedur pengobatan. Mulailah minum obat secara teratur. Obat hipertensi 1 x sehari. Obat diabetes 2 macam jenis obat, ada yang 1 x setiap pagi sebelum makan dan ada yang 3 x sehari setelah makan. Rajin kontrol untuk berobat rutin setiap bulannya hingga di awal tahun 2020 mengalami suatu kejadian yang mengharuskan diri ini dirawat inap setelah sebelumnya keluar masuk IGD dengan berbagai macam keluhan seperti sesak napas, sering sendawa dan nyeri dada.
Akhirnya harus dirawat inap kira-kira 5 hari di rumah sakit. Dokter sempat bingung. Tensi dan gula darah terkontrol selama ini. Jika karena diabetes dan hipertensi akibatnya tidak seperti ini, tubuh menggigil, bersendawa terus, mual dan muntah. Akhirnya diputuskan untuk diendoskopi untuk melihat lambung apakah ada luka. Setelah selesai melalui pengecekan endoskopi diketahui lambung dalam keadaan baik tidak ada luka. Akhirnya dirujuk ke psikiater. Setelah berkonsultasi didiagnosis mengalami psikosomatis. Astaghfirullahal'adzim, rasanya seperti tertampar diri ini. Ke mana hasil ngajimu selama ini?
Selanjutnya pengobatan ditambah dengan menjalani terapi dengan psikiater dengan diagnosis depresi karena merasa jenuh atau bosan setiap bulan harus antre berjam-jam dari pagi sampai sore untuk kontrol dan merasa bosan minum obat terus tiap hari. Merilis rasa bosan, melepas kepenatan dengan healing bahwa harus menerima setiap takdir Allah dengan baik.
Penyakit hipertensi dan diabetes ini memang penyakit keturunan di dalam keluarga kami. Ayah dan ibu kami diabetes, kami sekeluarga lima bersaudara pun didiagnosis diabetes. Ini adalah kenyataan yang harus diterima. Setelah menerima kenyataan penderitaan akibat penyakit ini lalu harus bagaimana?
Ternyata muncul kesadaran bahwa penyakit ini harus diputus sejak saya menyadarinya bisa diputus mulai dari diri sendiri. Pola makan harus berubah dari yang menyukai karbohidrat akhirnya harus menghindari karbohidrat ( low karbo) bahkan menghilangkan karbohidrat pada makanan sehari-hari (zero karbo). Puasa juga harus lebih sering. Jika selama ini hanya puasa sunah Senin dan Kamis maka harus ditambah puasa Ayamul Bidh (tengah bulan) dan puasa Daud (sehari puasa sehari tidak). Saat sedang tidak puasa pun harus mengikuti aturan IF (Intermeten Fasting) yakni puasa minimal 16 jam tapi boleh minum air putih. Beginilah treatment yang saya coba berdasarkan arahan dari seorang dokter mualaf.
Dalam hati tertawa dan malu. Saya yang muslim sejak lahir malah diajari puasa oleh seorang mualaf. Beliau mendapat hidayah iman Islam dan akhirnya memutuskan menjadi mualaf karena konsep puasa ini. Masya Allah, jika tidak karena sakit diabetes ini mungkin maksimal mentoknya hanya puasa Senin dan Kamis. Ternyata dengan sakit diabetes ini Allah mampukan untuk puasa Ayyamul Bidh dan puasa Daud. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, dengan sakit ini hamba mengenal sunah Rasul-Mu.
Ada 4 pola hidup sehat yang harus dijalankan yakni pola makan, gerak, istirahat dan pola pikir.
Pertama, pola makan harus diperbaiki dengan makan makanan yang sehat, menghindari banyak karbohidrat, cukup protein, vitamin, dan mineral. Harus banyak melaparkan perut karena perut yang kekenyangan adalah sumber penyakit. Banyak berpuasa adalah anjuran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Makan bila lapar dan berhenti sebelum kenyang. Saat kecil dan muda dulu sudah merasakan makanan enak-enak, saat tua di mana metabolisme tubuh sudah mulai menurun kita dianjurkan mulai mawas diri untuk tidak terlalu banyak makan. Ketika kita banyak makan organ pencernaan sibuk untuk mengurai makanan yang masuk sehingga tidak ada waktu bagi tubuh untuk regenerasi atau memperbaiki sel. Sebaliknya dengan banyak berpuasa maka tubuh akan melakukan perbaikan sel-sel tubuh dan membuang sel-sel yang mati. Tubuh kita bukan tempat sampah yang harus menampung semua makanan, tubuh kita hanya memerlukan zat gizi sesuai kebutuhannya.
Kedua, pola gerak yang juga harus diperhatikan, yakni cukup berolahraga meski usia sudah tidak lagi muda. Jalan kaki, senam, dan bersepeda menjadi pilihan olahraga agar berkeringat dan peredaran darah lancar. Penyakit sangat senang menempel pada aliran darah yang tidak mengalir dengan baik dengan dibuatnya kita malas bergerak.
Ketiga, pola tidur dan istirahat. Pola istirahat harus diperhatikan dengan baik. Kita adalah manusia yang bersifat lemah, tak mungkin kita tidak istirahat dan tidur setelah seharian beraktivitas. Jangan bersikap zalim terhadap tubuh kita sendiri yang butuh istirahat dan tidur yang cukup. Tidak banyak tidur dan istirahat tapi juga tidak kekurangan.
Keempat, pola pikir. Pola pikir atau kegiatan berpikir kita dipengaruhi oleh kerja indra yang maksimal, informasi yang benar, serta otak yang sehat untuk proses berpikir. Pola pikir yang baik dan benar akan tercipta jika kita mengindra yang baik dan benar, mengumpulkan maklumat sebelumnya yang baik dan benar yakni ilmu-ilmu dari Al-Qur'an dan hadis, serta memprosesnya di otak yang sehat.
Inilah cara memutus siklus penyakit diabetes yang sempat kami pelajari. Selain secara medis, dengan izin Allah ditunjukkan juga cara menggapai syifa atau kesembuhan dengan terapi Al-Qur'an.
Jika penyakit jasad bisa disembuhkan dengan obat dan herbal yang ada di seluruh permukaan bumi, maka penyakit ruhiah hanya bisa disembuhkan melalui pertolongan langit. Penyakit sama, obat sama, tetapi sering kali dijumpai kesembuhan yang berbeda. Di sinilah kita disadarkan atas keberadaan iradah Allah. Sakit terjadi atas izin Allah, kesembuhan juga terjadi atas izin Allah. Kesembuhan bukan karena dokter, obat, herbal, metode pengobatan, atau sebab-sebab di luar Allah. Kesembuhan semata-mata atas izin Allah. Inilah tauhid yang benar yang ingin Allah sampaikan melalui sakit kita. Allah mengirim pesan cinta agar kita semakin mendekat kepada-Nya, semakin mengenal-Nya, dan semakin mencintai-Nya. Masyaa Allah, begitu romantis cara-Nya mengungkapkan cinta-Nya pada makhluk yang hina dina ini yang tercipta dari air mani yang terpancar.
Alhamdulillah bisa menggapai kesembuhan dengan melaksanakan puasa sunah dan terapi Al-Qur'an yakni senantiasa rajin membaca Al-Qur'an agar tubuh merespons baik bacaan-bacaan Al-Qur'an.
Dengan sakit Allah tegur agar kita senantiasa rajin melaksanakan yang wajib dan menambah yang sunah. Terbiasa tahajud, rajin mendawamkan wudu, membaca Al-Qur'an, berpuasa sunah, tidak tidur setelah Subuh dan menggantikannya dengan olahraga, mendawamkan zikir pagi dah petang, rajin duha dan ibadah sunah lainnya. Nikmat mana lagi yang hendak kamu dustakan? Sungguh baik keadaan seorang muslim itu. Jika mendapat musibah dia bersabar, jika mendapat nikmat dia bersyukur.
Inilah perjuangan untuk menggapai kesembuhan dari diabetes melitus tipe 2 yang telah diperjuangkan selama hampir 4 tahun dan masih berlanjut hingga kini. Semoga Allah berikan kesembuhan yang sempurna tanpa bekas yang tidak meninggalkan rasa sakit.
Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan kecuali tua dan kematian. Jika ilmu kedokteran sekarang ini mentok pada asumsi dan hipotesis bahwa diabetes belum bisa disembuhkan tetapi hanya bisa di-manage agar stabil, maka hamba sebagai seorang muslimah beriman bahwa semua penyakit bisa disembuhkan dengan izin Allah. Jangankan hanya untuk menyembuhkan penyakit, untuk menghidupkan dan mematikan saja Allah sanggup. Jangan membatasi kekuasaan Allah dengan pikiran kita yang terbatas. Wallahu A'lam Bishawab.[]