"Pemenang ketiga Naskah Challenge ke-4 NarasiPost.Com dalam Rubrik Traveling "
Oleh : Sartinah
NarasiPost.Com-Di bumi tak ada surga, tetapi ada potongan-potongannya'.
Kiranya kata-kata mutiara tersebut cukup menggambarkan bagaimana keindahan ciptaan Allah Swt. di dunia. Keindahan kasatmata yang terhampar di sepanjang sudut bumi, bak 'potongan-potongan surga' yang sangat indah. Seuntai kata yang layak diucapkan hanyalah, 'nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?'.
Air Terjun Moramomenjadi salah satu 'potongan-potongan surga' itu. Tak disangka, di ujung pelosok Sulawesi Tenggara ternyata tersimpan segudang keindahan yang sayang untuk dilewatkan. Karya abadi ciptaan Ilahi ini bisa menjadi salah satu pilihan destinasasi wisata yang murah tetapi sangat indah.
Air terjun ini terletak di Desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Air terjun yang berada di kawasan Suaka Marga Satwa Tanjung Peropa ini, benar-benar menyajikan suasana alam yang sejuk dan asri, juga dijamin memanjakan mata siapa pun yang melihatnya.
Berada sekitar 65 kilometer dari pusat Kota Kendari dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kendaraan. Sebelum sampai di area wisata, sekitar dua ratus meter, para pengunjung disuguhi hijaunya hamparan sawah sejauh mata memandang. Memasuki area parkir, deretan kios pedagang makanan telah menanti dan dijamin membuat perut 'berteriak' meminta diisi.
Petualangan sesungguhnya baru akan dimulai. Sebab, untuk melanjutkan perjalanan ke puncak air terjun harus menempuh jarak sekitar satu sampai dua kilometer dari area parkir. Uniknya, perjalanan harus ditempuh dengan jalan kaki karena tak bisa dilalui dengan kendaraan. Meski terbilang jauh, terlihat banyak anak-anak yang justru menyukai berjalan kaki ketimbang berada di gendongan sang ibu.
Di sinilah sensasi berpetualang di tengah rimba. Memasuki area jalan menuju air terjun yang masuk ke dalam hutan, sebuah jembatan gantung sekitar dua puluh meter siap menguji nyali. Ketika puluhan orang melewatinya secara bersamaan, jembatan bergoyang layaknya ayunan. Di bawahnya ada air yang mengalir deras dan bebatuan yang kadang membuat ngeri.
Hawa dingin pun mulai menyeruak. Jalan kecil yang kurang lebih hanya berukuran satu meter saja menjadi saksi dinginnya suasana di sini. Di sisi kiri dan kanan jalan berdiri kokoh ratusan pohon-pohon besar yang menjulang dan berumur ratusan atau bahkan ribuan tahun.
Saking tinggi dan rapatnya pepohonan, matahari seolah sulit menembus sampai ke bawah. Karenanya, meski matahari dengan perkasa memancarkan sinarnya, hawa panas tak terlalu terasa. Namun hawa dingin terus menyertai di sepanjang perjalanan. Menyusuri jalan setapak yang kini sudah beraspal, telinga pengunjung dihibur suara kicauan burung yang saling bersahutan, seolah sedang melantunkan tasbih terhadap Sang Pencipta. Ah, sungguh indah ciptaan Allah Swt.
Tak hanya kicauan burung, mata para pengunjung juga dimanjakan oleh suara gemuruh air yang mengalir di sisi kiri dan kanan jalan. Ada yang berupa air terjun dengan undakan kecil-kecil, juga ada aliran air layaknya sungai kecil. Sebelum sampai ke puncak air terjun, pengunjung akan melewati sebuah tangga yang lumayan tinggi, yang terdiri dari puluhan anak tangga.
Akhirnya sampailah pada tempat yang dituju. Air terjun dengan ketinggian sekitar seratus meter berdiri kokoh di depan mata. Beberapa gazebo berdiri di sekitar air terjun untuk beristirahat dan menikmati indahnya pemandangan. Dari jarak seratus meter saja, airnya terlihat putih dan jernih. Air terjunnya pun berundak, dengan lebih dari tujuh undakan besar, sekitar enam puluh undakan kecil, dan beberapa kolam untuk sekadar menceburkan diri.
Meski berundak-undak, air terjun yang berada pada bebatuan granit yang terbentuk selama ribuan tahun tersebut tidaklah licin. Bahkan lumut-lumut yang menempel di bebatuan tersebut juga tidak licin. Berada di kawasan hutan lindung yang memiliki luas sekitar 38.937 Hektare, Air Terjun Moramo menjadi salah satu air terjun terindah dengan berbagai macam flora dan fauna.
Yang tak kalah mengagumkan, air terjun ini merupakan bagian dari kawasan Suaka Alam Tanjung Peropa yang memiliki kandungan marmer terbesar di dunia. Kandungan marmer tersebut pun diperkirakan mencapai 860 miliar kubik. Bayangkan jika kandungan sebesar itu mampu dikelola secara maksimal dan mandiri oleh pemerintah demi memenuhi hajat hidup rakyat. Melegakan, bukan!
Air terjun yang berhulu dari sungai Bisikori dan berasal dari pegunungan Tambolosu ini, juga digunakan untuk mengairi irigasi warga setempat yang memang mayoritasnya bermata pencaharian sebagai petani. Bahkan, lampu-lampu yang dipasang di jalan-jalan sekitar air terjun, didapatkan dengan memanfaatkan air terjun yang diolah dan kemudian menghasilkan energi listrik. Menjejakkan kaki di air terjun ini, seperti sebuah candu yang membuat ketagihan dan ingin kembali lagi.
Sejatinya, berwisata memang dapat melepaskan penat dari padatnya aktivitas harian. Berwisata tidaklah dilarang. Namun sebagai seorang muslim, berwisata dan menikmati keindahan alam baik daratan maupun lautan, seharusnya tak sekadar bersukaria tanpa makna. Berwisata juga tak hanya menghabiskan waktu, uang, dan tenaga demi kepuasan diri. Di samping menikmati indahnya pemandangan, berwisata seharusnya menjadi pengingat pada Sang Pemilik Keindahan, yakni Allah Swt.
Seorang muslim tak boleh melakukan sesuatu yang sia-sia dalam hidupnya. Harus melibatkan Allah Swt. dalam segala urusannya. Baik dalam perkara ibadah, muamalah, maupun ketika berwisata. Jika mengerjakan sesuatu tanpa melibatkan Allah, sejatinya seorang hamba sedang 'mengukir langit'.
Berwisata seharusnya menjadi ajang takarub ilallah. Sebagai ajang untuk semakin mendekatkan diri dan lebih mengenal Allah Swt. Bahkan dengan menyaksikan keindahan ciptaan Allah Swt., sejatinya akan semakin meningkatkan keimanan seorang hamba. Demikianlah, banyak ilmu dan ibrah yang bisa dipetik hanya dengan menikmati keindahan alam termasuk air terjun. Berwisatalah sembari beribadah, agar Allah Swt. terus membersamai. Wa’allahu A’lam Bish Shawwab[]
Photo : Koleksi pribadi