"Salah satu naskah Challenge ke-4 dalam rubrik Traveling"
Oleh: Afiyah Rasyad
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kabupaten Probolinggo terletak di wilayah pantura. Probolinggo kaya destinasi wisata bahari. Sepanjang pantura, Wisata Pantai Mangroove terbentang. Namun demikian, Probolinggo juga kaya destinasi wisata alam dataran tinggi. Gunung, air terjun, danau, kebun teh, dan pemandian air panas alami. Keindahan alam Probolinggo yang Allah ciptakan akan memanjakan travellers untuk menikmati pemandangan alam yang terhampar. Salah satu pemandangan alam yang memesona adalah air terjun Guyangan.
Air terjun Guyangan terletak di lereng Gunung Argopuro, tepatnya di Desa Guyangan, Kecamatan Krucil. Akses ke air terjun penuh kenangan ini begitu mudah. Dari pusat Kota Kraksaan berjarak 35 kilometer perjalanan sekitar dua jam. Dari tempat parkir, para wisatawan cukup berjalan kaki ke arah air terjun dengan jarak 400 meter. Jalan ke air terjun sudah dibeton dengan kontur alam yang sepadan, jalan yang tak begitu meliuk tajam mudah untuk dijangkau anak-anak sekalipun.
Wajah asri alam terpampang di sepanjang jalan. Rimbunnya daun durian dan alpukat menghiasi setiap rumah penduduk. Hingga sampai ke tempat parkir, langkah kaki diiringi bunga matahari yang berjejer dan pohon kopi yang siap panen. Kanan kiri jalan ke arah air terjun diapit dinding tinggi pegunungan dan lembah yang begitu indah. Di mana lumut dan pohon palu bersarang dengan gagah. Duhai Jiwa, nikmat Allah yang manakah yang harus didustakan? Destinasi wisata air terjun Guyangan atau juga dikenal air terjun Jaran Goyang menunjukkan kemegahan alam dan Zat Penciptanya.
Bagaimana tidak, air terjun dengan dinding tebing yang cukup lebar pada kedua sisinya itu tampak elok. Adanya tambahan wahana dua buah taman kolam bermain pada bagian kanan aliran sungainya menegaskan keindahan alami air terjun tersebut, membuat betah para pengunjung berendam di sana. Sepanjang mata memandang, hanya keindahan yang memanjakan penglihatan. Suara air terjun yang deras mengalun dalam irama napas yang berharap segera sampai di bawah kaki air terjun itu.
Di atas hamparan kerikil, keakraban terjalin tatkala setiap akal melebur dalam panorama. Percikan air yang menyapa menambah rasa sejuk dan tenang dalam jiwa. MasyaAllah, baginikah rasanya di surga? Air terjun Guyangan membuat akal mengembara dalam hakikat kehidupan. Dari mana berasal, untuk apa di dunia, dan akan ke mana setelah kehidupan dunia. Pertanyaan itu mendorong akal untuk berpikir cemerlang di antara benturan air yang jatuh. Tentu saja, asal kehidupan ada mula dan muaranya. Kalimat tayibah membubung setiap kali hati terpaut dengan panoramanya.
Al-Uqdatul kubro merengkuh jiwa yang gersang dan menyiram nurani yang mulai kerontang. Pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan menyelimuti hangatnya kenangan. Keserasian pemandangan dan irama air terjun layak dijadikan hujah untuk memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Di balik semua yang ada, ada Zat yang Maha Menciptakan dan Mengatur alam semesta. Betapa apiknya air berhamburan turun penuh kepasrahan. Hal itu memberi isyarat agar seluruh perbuatan hanya bersandar pada aturan Sang Pencipta, dengan sandaran yang penuh kepasrahan.
Guyangan, air terjun sejuta kenangan memanjakan seluruh indera yang mengirim sinyal ke otak. Keindahannya yang eksotik membuat hati ingin kembali lagi dan lagi. Sejuknya lereng gunung ikut andil membawa ketenteraman dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Kesadaran akan hubungan dengan Allah kian menyala di antara tanaman kopi yang menyapa. Kesejukan hawanya menyusup di setiap aliran darah untuk mendorong diri meninggikan Allah.
Hakikat destinasi bukan semata untuk hiburan dan refreshing saja. Tujuannya juga bukan sebetas koleksi foto, haha hihi, atau mengisi waktu luang saja. Namun, destinasi wisata adalah wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah Yang Maha Esa. Guyangan hanyalah salah satu tempat yang Allah ciptakan agar manusia pandai bersyukur dan paham hakikat hidupnya.
Guyangan, air terjun sejuta kenangan akan terus dirindukan. Panorama alam yang diliputi keindahan, ramahnya pemandu wisatawan dan air terjun yang mengalun sesuai aturan akan terus termaktub dalam angan. Semoga langkah kaki kembali ke sana jika Allah berikan kesempatan sebelum datangnya kematian. Memori perjalanan ke sana akan tetap hangat dalam ingatan.
Menjadikan perjalanan dalam keridaan Allah adalah sebuah konsekuensi keimanan. Jangan sampai Allah suguhkan keindahan hanya sebatas untuk jalan-jalan semata. Apalagi wisata hanya dijadikan ajang kemaksiatan, misal kongko bersama pacar, kumpul bareng teman namun hanya untuk update status dan pamer foto saja. Wisata tetap harus memperhatikan kewajiban syar'i seorang muslim, niat lillah, menutup aurat dengan sempurna, tidak gibah, tidak berduaan ataupun campur baur dengan yang bukan mahram, menjaga kebersihan lingkungan, tetap salat, dan kewajiban syar'i lainnya di kehidupan umum.
Wallahu a'lam.[]
Photo : Koleksi pribadi