"Salah satu naskah Challenge ke-4 NarasiPost.Com dalam rubrik Parenting"
Oleh: Silpia Mahripa
NarasiPost.Com-“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (QS. Al-Kahfi : 46)
Anak adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada manusia. Anak adalah amanah dan titipan dari Allah yang sudah seharusnya kita jaga dengan sebaik-baiknya. Sebagai orang tua, kita berkewajiban dalam merawat, mendidik, dan membimbingnya agar kelak menjadi anak yang cerdas, saleh/saleha, dan juga berbakti kepada kedua orang tuanya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Islam.
Karena orang tua adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Di dalam QS. An-Nahl: 78, Allah berfirman yang artinya, “Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa dan Dia melengkapi kamu dengan pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” Ayat tersebut menjelaskan bahwa, anak setelah lahir belum tahu apa-apa, tetapi Allah telah melengkapinya dengan indra pendengaran, penglihatan, dan hati.
Walaupun pada mulanya tidak memengaruhi anak, tetapi anak sudah memiliki potensi untuk menerima pengaruh dari lingkungannya. Atas dasar potensi itu, maka pendidikan anak dimulai sejak lahir. Tujuannya adalah agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik sehingga akan memengaruhi pembentukan karakter dan perilakunya di masa mendatang.
Tidak dapat dimungkiri juga bahwa watak manusia sebagian besar lahir dari pengalaman-pengalaman, pendidikan dan pembiasaannya sejak usia dini. Anak akan meniru apa yang dilihat dan didengar di lingkungan sekitarnya, termasuk perilaku dari orang tuanya. Maka, dalam mendidik anak kita harus berhati-hati agar tidak salah dalam mendidik.
Namun, pernahkah kita melihat orang tua yang mendidik anaknya dengan keras? Atau orang tua yang sering memarahi anaknya karena anaknya melakukan suatu kesalahan? Ada yang bilang marahnya orang tua adalah bukti tanda kasih sayangnya pada anak. Karena kita tahu, setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Wajar memang, bila orang tua marah karena melihat anaknya salah. Akan tetapi, alangkah baiknya sebagai orang tua dapat mengingatkan anaknya secara baik-baik, lemah lembut dan penuh kasih sayang, tidak harus keras dan penuh amarah.
Meskipun demikian, setiap orang tua memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik anaknya. Itu semua tergantung bagaimana keyakinan masing-masing. Ada orang tua yang mendidik anaknya dengan keras, karena mereka yakin bahwa dengan begitu anaknya akan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Tapi tahukah bun, mendidik anak terlalu keras ternyata dapat berdampak buruk bagi perkembangan psikisnya?
Dampak buruk pada anak jika orang tua mendidiknya terlalu keras adalah pertama, anak akan tumbuh menjadi orang yang berhati dingin. Hal itu dikarenakan sedikitnya perlakuan lembut yang dia terima dan lebih didominasi oleh didikan orang tua yang keras. Sehingga hal ini akan berdampak pada kurangnya rasa empati dan simpati di lingkungan sekitarnya.
Kedua, kerasnya didikan orang tua juga dapat berdampak buruk bagi pribadi anak dari segi sifat dan sikapnya yang bisa saja menjadi kasar pada orang lain. Karena sesuai apa yang diajarkan oleh orang tuanya yaitu keras, tegas atau bahkan menggunakan kata-kata yang kasar. Sehingga, bisa saja perlakuan anak pada orang lain akan sama dengan apa yang diajarkan oleh orang tuanya kepada nya. Ketiga, orang tua yang terlalu keras dalam mendidik anak setelah dewasa, anak akan memperlakukan orang tuanya dengan kasar dan anak cenderung menjadi tidak penurut bahkan mengabaikan segala ucapan orang tuanya.
Tentunya kita menginginkan anak-anak yang saleh/saleha dan dapat menghormati kedua orang tuanya. Oleh karena itu, baik buruknya perilaku anak itu tergantung bagaimana orang tua dalam mendidiknya. Karena orang tua memiliki peranan yang sangat besar bagi pembentukan karakter pada anak. Sudah semestinya kita sebagai orang tua patut menanamkan nilai kebaikan dan sisi positif kita pada anak. Ada pepatah yang mengatakan, “buah jatuh tak jauh darai pohonnya” yang bermakna bahwa segala bentuk tingkah laku seseorang tidak lepas dari perilaku kedua orang tuanya.
Dengan demikian, sebagai orang tua harus menjadi sosok figur yang dapat mendidik dan mengrahkan anak pada hal-hal yang positif.[]