Dunia Tak Selebar Daun Kelor

"Masalah yang datang tak membuat hati gusar dan jiwa tertekan. Sebaliknya, ia jadikan itu ajang muhasabah diri dengan sungguh-sungguh dan mencari solusinya sesuai syariat."

Oleh. Deena Noor
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Dunia tak selebar daun kelor. Peribahasa ini bermakna bahwa dunia ini tak sempit alias luas. Maksud darinya adalah sebagai nasihat agar tak putus asa dalam menghadapi permasalahan atau kondisi apa pun.

Permasalahan bisa menimpa siapa saja. Masalah kecil bila tak dikelola dengan baik bisa menjadi berlarut-larut. Kadang ada masanya masalah seolah datang bersamaan, hingga kita tak mampu menghadapinya. Akibatnya, stres pun melanda.

Begitulah, bila kita tak mampu mengelola masalah, akan menimbulkan masalah lainnya. Di sinilah pentingnya punya pemahaman yang benar tentang kehidupan. Dari mana kehidupan berasal, untuk apa ada kehidupan, dan apa yang ada setelah kehidupan merupakan pertanyaan besar yang harus dijawab manusia. Bila mampu menjawabnya, maka manusia akan selamat dari kondisi apa pun. Tak perlu stres, apalagi depresi ketika ada permasalahan mendera.

Ada sebuah kisah yang banyak terjadi dalam kehidupan sekuler sekarang ini. Kisah sedih tersebut datang dari Casey Johnson yang merupakan cicit pendiri Johnson & Johnson, sebuah perusahan multinasional Amerika yang mendunia. J&J merupakan produsen peralatan medis, farmasi dan barang kemasan yang didirikan pada tahun 1886 dan kini telah memiliki anak perusahaan yang tersebar di seluruh dunia. Casey yang terbiasa bergelimang harta sejak kecil, memiliki barang-barang mahal dan tinggal di rumah mewah, nyatanya merasa tidak bahagia. Semua ia punya, kecuali perhatian, khususnya dari sang ibu. Jadilah Casey melampiaskan kesepiannya dengan memakai narkoba. Hingga pada akhirnya ia ditemukan tewas di bungalownya sendirian karena overdosis dan komplikasi diabetes yang diidapnya sejak kecil.

Kisah semacam itu ternyata sangat banyak, baik yang dekat dengan kita mau pun yang jauh. Harta berlimpah tak membuat hidup bahagia. Kurangnya kasih sayang dalam keluarga bisa memicu perilaku nekat yang membahayakan jiwa. Nyatanya, yang kaya pun tak terjamin hidupnya akan baik-baik saja.

Bukan hanya karena masalah harta yang membuat manusia gelap mata, perkara cinta pun bisa menjadi penyebab depresi hingga memutuskan bunuh diri. Cinta yang tak dibina dengan tata aturan yang baik, justru malah menjerumuskan dalam kemaksiatan dan kejahatan. Melakukan pelanggaran terhadap hukum syarak seolah tak peduli. Semua dilakukan untuk kekasih hati. Padahal, yang dicinta kapan saja bisa mengkhianati.

Beragam masalah bisa menjadi pemicu stres berkepanjangan hingga depresi berat. Beban ekonomi yang kian bertambah dari waktu ke waktu, sementara tak ada solusi untuk menuntaskannya. Ini kemudian merembet ke dalam kehidupan rumah tangga. Suami istri cekcok dan anak-anak terabaikan hingga terjadinya perselingkuhan yang menyebabkan keluarga hancur.

Segala permasalahan kehidupan saling berkelindan. Ditambah lagi, dampak liberalisme yang merambah ke seluruh sendi kehidupan terpampang di dunia nyata dan dunia maya. Gaya hidup bebas yang menuhankan nafsu dan materi membuat agama tersingkir.

Sistem sekuler yang dipaksakan di tengah umat manusia menafikan Tuhan dan aturan-Nya. Inilah akar masalahnya. Agama tak lagi menjadi panduan. Manusia pun tak punya pegangan dalam kehidupan. Akibatnya, ketika ada permasalahan, tak punya solusi untuk menyelesaikannya. Kalau pun ada, solusinya hanyalah parsial dan tambal sulam serta keliru. Alih-alih masalah berakhir, yang ada malah kian bertambah.

Merasa banyak masalah dan tak mampu menanggungnya, akhirnya mengambil jalan pintas. Bertindak nekat dengan bunuh diri. Padahal yang demikian sama sekali tak membuat masalah selesai, akan ada konsekuensi berat yang harus dihadapi. Mungkin masalahnya di dunia menjadi hilang, namun masalah lebih besar di akhirat telah menanti. Sejatinya manusia yang mengakhiri hidupnya sendiri telah melanggar larangan Allah yang membuatnya bisa berakhir di neraka, sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nisa’ ayat 29-30: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan siapa pun yang berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang seperti itu adalah mudah bagi Allah.”

Memang, dalam kehidupan selalu ada permasalahan. Namanya orang hidup, pastilah punya persoalan. Tak ada manusia yang terbebas dari masalah sama sekali. Setiap orang punya masalahnya sendiri. Cara menghadapi masalah pun juga berbeda, tergantung pemikiran yang dimiliki.

Pemikiran seseorang sangat menentukan bagaimana ia bertindak. Adanya pemikiran erat dipengaruhi oleh pemahaman yang mendasari. Pemahaman yang mendasar ini bersifat tetap dan pasti. Pemahaman ini berakar dari sebuah pandangan hidup yang diyakini.

Pandangan hidup yang benar akan menghasilkan pemahaman dan pemikiran yang benar pula. Pemikiran ini lalu mewujud dalam setiap perbuatan. Orang yang menyakini bahwa dirinya ada yang menciptakan, sebagaimana kehidupan dan alam semesta ini akan tunduk pada Sang Pencipta tersebut.

Logika manusia yang jernih akan mencari dan menemukan bahwa Allah adalah Sang Khalik yang menciptakan segalanya. Dia beriman kepada Allah Swt. dengan keimanan yang pasti. Dia yakin bahwa Allah memiliki aturan yang benar, bukan yang lainnya. Dia yakin bahwa kehidupan berjalan menurut ketetapan-Nya.

Dia juga memiliki tujuan hidup yang jelas. Tujuan hidup yang jelas dan benar hanya bisa dirumuskan dengan dasar pemikiran yang benar. Akidah Islam telah memberi panduan manusia dalam menelusuri pertanyaan mendasar tentang manusia, alam, dan kehidupan. Islam juga mampu menjelaskan tentang hubungan ketiganya dan apa-apa yang ada sebelum dan sesudahnya. Maka, akan ditemukan jawaban untuk apa manusia diciptakan, sebagaimana Allah telah menyatakan dalam surah Az-Zariyat ayat 56 : “Dan tidaklah kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah.”

Jelaslah bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah ini berbentuk setiap penghambaan kepada-Nya. Setiap hal yang diniatkan untuk mencari rida Allah adalah ibadah sekaligus makna kebahagiaan sebenarnya.

Selama keyakinannya mantap pada Sang Khalik, maka manusia tak akan merasakan kesulitan dan permasalahan mengimpitnya. Setiap kesusahan dan kesenangan diterima dengan ikhlas dan sabar karena yakin Allah memberi hanya yang terbaik. Masalah yang datang tak membuat hati gusar dan jiwa tertekan. Sebaliknya, ia jadikan itu ajang muhasabah diri dengan sungguh-sungguh dan mencari solusinya sesuai syariat.

Dunia tak selebar daun kelor. Bila pandanganmu sempit, maka apa yang kau lihat akan sedikit. Bukalah matamu lebar-lebar dan lapangkan hatimu untuk menerima karunia-Nya. Dengan begitu, cakrawala terlihat luas membentang. Allah telah memberikan kebaikan sejauh mata memandang. Hal-hal positif akan tampak di penglihatanmu dan masalahmu seolah menjadi kecil.

Lebih penting lagi adalah menyingkirkan sistem kehidupan yang membuat manusia selalu diliputi permasalahan. Sistem sekularisme yang bercokol sekian lama di bumi ini telah merusak kehidupan, manusia, dan alam semesta begitu rupa. Berjalannya kehidupan dengan aturan kufur telah menjauhkannya dari keberkahan Sang Khalik.

Maka, solusi hakiki untuk segala permasalahan umat manusia adalah kembali pada aturan Allah Swt.. Syariat Islam ini hanya bisa diterapkan secara sempurna bila ada institusi yang menjalankannya. Daulah Khilafah Islamiyyah itulah yang akan menegakkan syariat Islam dalam seluruh bidang kehidupan.
Wallahu a’lam bish-shawwab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Deena Noor Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Di Ambung-Ambung Taji
Next
Bagiku Agamaku dan Bagimu Agamamu
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram