Bagiku, tantangan yang diberikan oleh juri challenge ini merupakan sebuah "misi rahasia" agar para peserta bisa "mencuri" ilmu dari para penulis lain tanpa terasa
Oleh: Atien
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Sebuah kegagalan jangan dijadikan alasan untuk berhenti melakukan kebaikan, karena kebaikan tak ‘kan pernah berhenti menebarkan aroma keberkahan."
Semua orang pasti pernah merasa kecewa. Entah karena cinta atau sebab yang lainnya. Kecewa karena cinta adalah hal yang biasa. Tetapi kecewa gara-gara gagal mengirim naskah challenge, pasti hanya seorang penulis yang bisa merasakannya. Kekecewaanku makin bertambah parah karena gagal menyelesaikan challenge yang bertemakan cinta (hiks ... hiks … sakitnya tuh di sini). Ibarat pepatah; “Sudah jatuh, masih tertimpa tangga”. Sedih, kecewa, malu, marah, dan galau jadi satu membentuk rasa penyesalan mendalam di dada. Mau tak mau aku harus menerima ini semua dengan hati rela.
Itulah gambaran suasana hatiku saat gagal mengikuti Challenge Rakastan Sinua yang diadakan oleh NP dari tanggal 15 September-21 Oktober 2023.
Challenge tersebut merupakan ajang untuk membuktikan kedekatan dan rasa kebersamaan setiap penulis dengan me-review naskah-naskah yang “nampang” di website NP. Siapa yang mau di-review terserah kepada masing-masing peserta. Mereka boleh me-review Tim Redaksi, Tim Penulis Inti, Tim Konapost, dan Tim VOT. Syaratnya satu peserta harus me-review minimal 5 naskah penulis yang dipilihnya. Makin banyak penulis yang di-review makin besar pula kesempatan untuk menjadi juara.
Semua tentang Cinta
Sebagai media dakwah yang fokus dalam mencerdaskan umat, Challenge Rakastan Sinua (I Love You) NP, menjadi sesuatu yang memberi warna berbeda bagi para peserta. Dari temanya saja sudah menarik, yaitu tentang cinta. Sedangkan makna cinta itu sendiri sangat luas dan mendunia. Cinta bisa bermakna saling menjaga. Namun, tak sedikit pula yang mengartikannya sebagai bentuk rasa peduli dan kasih sayang kepada saudaranya, sebagaimana aktivitas para penulis ideologis yang bergabung di NP. Kami semua menulis dan berkarya untuk membuktikan rasa cinta kepada umat manusia tentang sempurnanya penjagaan Islam ketika diterapkan. Islam juga hadir dengan rasa kepedulian tinggi yang ditunjukkan oleh kaum muslim ke seluruh jagat raya.
Kepedulian yang sesungguhnya terlihat nyata dengan adanya aktivitas mengajak kepada hal-hal yang baik dengan cara yang baik, serta mengingatkan semua orang untuk menghindari jalan keburukan.
Hal itu tercantum dengan sangat jelas dalam firman Allah Swt. yang artinya: "Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat (jemaah) yang mengajak kepada kebajikan (Islam) serta melakukan amar makruf nahi mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(TQS. Ali-Imran [3]: 104)
Sentuhan Dingin sang Pemilik Misi Rahasia
Event bergengsi Challenge Rakastan Sinua tentu tak lepas dari sentuhan "dingin" (bukan karena pegang es batu lho, ya) Owner NP, siapa lagi kalau bukan Mom Andrea. Beliau selalu saja punya "segudang" kejutan tak terduga untuk membuat kami semangat dalam berkarya. Tentu dengan cara unik, menarik, dan selalu berbeda antara challenge yang satu dengan lainnya. Enggak heran dong, NP selalu sukses dalam penyelenggaraan challenge-challenge-nya. Mau tahu kenapa? Itu karena Mom Andrea selalu punya "jurus jitu” agar para pejuang pena terus belajar dan belajar guna mengasah kemampuan menulisnya dengan aktif mengikuti challenge-challenge yang ada.
Tantangan Challenge Rakastan Sinua NP ini mengharuskan para peserta untuk menyatakan rasa cinta dengan membaca naskah para penulis lain kemudian me-review dengan kata-kata sendiri. Nah, supaya bisa me-review naskah yang sudah dipilih, tentu kita harus membacanya terlebih dahulu dengan teliti. Jadi, enggak bisa sembarangan atau asal-asalan dalam menuliskannya lagi. Awas, hati-hati! Bisa-bisa kita kena pelanggaran dan langsung kena sanksi (oo, kamu ketahuan) oleh juri. Bagiku challenge ini istimewa karena mengusung tema cinta.
Awalnya aku sangat antusias untuk mengikuti challenge ini. Bagiku, tantangan yang diberikan oleh juri challenge ini merupakan sebuah "misi rahasia" agar para peserta bisa "mencuri" ilmu dari para penulis lain tanpa terasa. Selain itu, reward-nya juga sangat menggiurkan yaitu 2 buah ponsel untuk dua orang yang beruntung tentunya. Penulis mana pun pasti tergoda untuk memperolehnya.
Mengapa aku begitu antusias untuk mengikuti Challenge Rakastan Sinua? Karena adanya kemudahan yang diberikan oleh Mom Andrea untuk langsung mengirim naskah (review) challenge kepada beliau. Kemudahan tersebut diberikan karena aku tak punya akun Facebook untuk posting link-link naskah yang harus di-review. Alhamdulillah, aku merasa bersyukur atas kebijaksanaan dan kemudahan yang diberikan oleh orang nomor satu di NP tersebut. Beliau memang selalu peduli dengan kesulitan-kesulitan para penulis ideologis yang bernaung di media dakwah yang digawanginya.
Belajar dari Kegagalan
Namun, hal tak terduga tiba-tiba datang menyapa. Tanpa aba-aba, " teman setia" yang menemaniku dalam merangkai aksara, tahu-tahu diam saja. "Wajahnya" yang biasa cerah ceria pun langsung suram tak bercahaya. Aku pun panik karena deadline challenge sebentar lagi. Padahal aku baru me-review 1 orang penulis dan itu pun dari Tim Penulis Inti.
Tanpa pikir panjang aku langsung membawa ponselku ke tukang servis. Alhamdulillah, ponselku bisa dipakai lagi. Tapi tukang servisnya mengatakan, kalau ponselku bisa rusak lagi karena "penyakit" yang sudah parah. Aku pun hanya bisa pasrah.
Akhirnya apa yang kutakutkan terjadi. Ponselku tak bisa "diselamatkan" lagi. Kondisi tersebut membuatku tak bisa menyelesaikan tantangan di challenge kali ini. Pupus sudah harapanku untuk ikut berpartisipasi. Terasa ada kepingan-kepingan asa yang "jatuh" hingga akhirnya menggelinding jauh ke batas penyesalan diri. Rasa kecewaku menyatu dengan rasa tak enak hati, segan, dan malu kepada Mom Andrea yang sudah memberikan kemudahan tetapi justru aku sia-siakan (maafkan saya, Mom).
Kegagalan dalam mengikuti Challenge Rakastan Sinua NP membuatku belajar banyak hal. Aku sadar, itu semua memang murni dari kesalahan diri yang tak mampu memanfaatkan kesempatan yang ada. Semua itu menjadi pengingat untuk tidak menunda-nunda sebuah pekerjaan. Lebih-lebih yang di dalamnya terdapat amalan kebaikan. Apa pun itu sebaiknya segera dilaksanakan. Hal tersebut untuk menghindari adanya sebuah penyesalan.
Seorang ulama besar bernama Hasan Al Bashri pernah berkata: "Hati-hati dengan sikap menunda-nunda. Engkau berada di hari ini dan bukan berada di hari besok. Jika besok tiba, engkau berada di hari tersebut dan sekarang engkau masih berada di hari ini. Jika besok tidak menghampirimu, maka janganlah engkau sesali atas apa yang luput darimu di hari ini."
Semoga ke depannya aku mampu menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Akan aku jadikan kegagalan ini sebagai "cambuk" agar aku bisa bangkit dan berkarya bersama seluruh pejuang pena yang tergabung di NP. Kegagalan yang kualami tak boleh menjadi penghalang untuk terus mengukir asa dalam liku-liku kancah perjuangan dakwah literasi.
Bersama NP, aku akan kepakkan sayapku setinggi mungkin untuk melangitkan syair-syair kebaikan demi meraih cinta yang sesungguhnya yaitu rida Allah Swt.
Untuk Mom Andrea dan seluruh keluarga besar NP, salam Rakastan Sinua.
Wallahu a'lam bish-shawwab. []
Barakallah.. mbak Atien..
Semoga kita bisa mengepakkan sayap bersama-sama ya..
Aamiin. Ajari saya terbang nggh mba, sayapku masih terseok-seok
Akutuh baca story kalian kadang kok ya mesem dewe, kadang ikutan sedih, kadang merasa lucu. Nano nano pokoknya
Mesemnya jangan lama-lama nggh mba.
Fasilitas yang diberikan oleh pimpinan redaksi NP mba Andrea memang luar biasa. Kemenangan adalah sebuah keberuntungan, adapun kekalahan adalah sebuah tantangan yang mesti ditaklukkan.
Tetap semangat mba Atien
Betul bund. Niat awal tetap sama. Gabung di NP biar bisa menyampaikan kesempurnaan Islam. Kemenangan nomer sekian ,( auto menghibur diri sendiri)
Sama mbak Atien. Di detik2 deadline, saya pun menghilangkan jejak karena si ponsel mati total. Pembelajaran untuk saya, niat baik itu jangan ditunda.
Betul mba. Setuju banget
Masyaallah.. setiap kita punya kisahnya masing-masing..
Barakallah mbak Atien
Baraakallah Mbak Atien ❤️
Aamiin.
Akhirnya Challenge kali ini sukses mbaj
Alhamdulillah mba. Sukses, bisa dimuat sudah bersyukur
Masya Allah, setiap orang selalu memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Betul mba. Rasanya nano- nano pokoknya
Alhamdulillah. Akhirnya tayang juga ini naskah.
Jazakunallah Khoir Mom dan Tim NP
Masyaallah, semoga sukses untuk challange sekarang, Mbak
Aamiin. Alhamdulillah sukses mengalahkan rasa mager mba
Ya Allah kisahnya menyentuh banget. Barakallah Mbak Atien. Semoga segera dapat rezeki agar bisa beli hp yang baru , agar bisa terus melakukan dakwah literasi. Atau dapat hadiah dari challenge NP atau dapat hadiah dari orang lain.
Aamiin. Jazakillah Khoir untuk doanya mba
Masyaallah, cerita para konapost saat mengikuti challenge selalu unik ya, termasuk mbak Atien.
Barakallah mbak
Iya mba. Berada di NP selalu banyak cerita unik dan menarik
Subhanallah Mba,, saya juga sedih sekali, dan kecewa sama diri sendiri karena tidak sempat mengikuti CH Rakastan Sinua... sama, karna penyakit menunda2, dan akhirnya 2 minggu deadline anak sy sakit.. sedih sekali..padahal sudah antusias juga.. huahua
Hehe. Kita join ya mba.
Subhanallah mbak Atien I feel u... Andai kita berdekatan sudah tak pinjamkan salah satu gadget ku buat ngetik. Bisa kirim sama" Tapi aku kenal NP juga baru akhir Oktober. Hee dan subhanallah in sya Allah tulisan mbakmenjadi lebih bermakna dikirim di challange sekarang yaa. Sangat menyentuh
Masyaallah. Jazakillah Khoir mba. Niatnya sudah dicatat sebagai amal kebaikan pastinya
MasyaAllah tabarakallah mb Atien.. selalu ada cerita yang unik di balik challenge NP ya mb
Betul banget mba. Cerita sedih atau bahagia jadi bumbu penyedap di naskah kita