Cobaan dan Kemuliaan

Cobaan dan kemuliaan

Jika memang derajat tertinggi yang hendak kita raih adalah surga-Nya, maka selayaknya kita tidak sering mengeluh terhadap cobaan yang kian datang silih berganti

Oleh. Ummu Ainyssa
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sahabat, keinginan tertinggi seorang muslim adalah menjadi hamba-Nya yang dirindukan surga. Namun, terkadang manisnya surga tidak cukup hanya diraih dengan amal perbuatan saja. Melainkan Allah Swt. telah menyiapkan istana-istana di surga-Nya yang hanya bisa dicapai dengan menapaki terjalnya berbagai cobaan dan ujian. 

Rasulullah saw. pernah bersabda yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi bahwa cobaan tidak akan pernah henti-hentinya menimpa orang mukmin laki-laki dan perempuan, baik yang menimpa dirinya, anak-anaknya, maupun hartanya, hingga dia bertemu dengan Allah Swt. tanpa dosa sedikit pun.

Dengan begitu, sebagai seorang muslim hendaknya kita memahami bahwa setiap cobaan maupun ujian yang menimpa kita bisa jadi sebagai jalan Allah Swt. meninggikan derajat kita. Allah Swt. ingin selalu menyapa kita lewat kesabaran kita. Sebagaimana Allah Swt. juga telah menjanjikan berbagai balasan yang luar biasa kepada para sahabat atas kesabaran mereka dalam menghadapi berbagai cobaan serta kegigihan mereka dalam membela agama-Nya. 

Telah banyak kita saksikan dari berbagai sirah nabi maupun tarikh bagaimana berat dan pedihnya cobaan yang menimpa para sahabat hingga mereka layak mendapatkan jaminan surga-Nya. Mari kita renungkan kisah mereka. 

Jika saja orang-orang Quraisy tidak menimpakan siksaan yang luar biasa kepada keluarga Yasir bin Amir, begitu pun istrinya Sumayyah bin Khayyath sebagai syahidah pertama, tentu Rasulullah saw. tidak akan mendatangi mereka dengan memberikan kabar gembira bahwa surga telah terlihat di hadapan mereka. Dan itu berkat kesabaran dan keteguhan mereka untuk tetap mengatakan, “Tuhanku, Allahu Ahad.”

Jika saja Bilal bin Rabbah tidak kuat menghadapi siksaan dari tuannya, Umayah bin Khalaf, tentu sandalnya tidak akan terdengar dan mendahuluinya ke surga. Sementara Allah Swt. balas kematian tuannya dalam perang Badar yang mengenaskan. Nama Bilal r.a. pun terkenal harum sepanjang sejarah sebagai muazin Rasulullah. 

Jika saja Hamzah bin Abdul Muthalib tidak gigih dan berani menyerahkan hidup dan matinya untuk Allah dan agama-Nya, tentu Rasulullah tidak akan menggelarinya “Singa Allah dan pemimpin para syuhada”. Jika saja Syekh Taqiyyudin an Nabhani rahimahullah tidak sabar dan tegar menghadapi ujian dan tidak takut menghuni dinginnya lantai penjara, tentu pemikiran mustanir-nya tidak akan pernah kita kenang dan tabbani hingga saat ini.

Semoga secuil kisah-kisah ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua. Betapa beratnya ujian dan cobaan yang telah menimpa mereka-mereka sebelum kita, dan bahwa cobaan itu pasti datang menyapa hari-hari kita. Hanya saja, satu hal yang perlu kita yakini bahwa Allah Swt. tidak akan pernah menimpakan cobaan itu melebihi kesanggupan hamba-Nya. (QS. Al-Baqarah ayat 286)

Sahabat, ingatlah saat ujian dakwah, ujian kehidupan menghampiri kita, sesungguhnya di luar sana banyak sekali saudara-saudara kita yang merasakan ujian yang jauh lebih berat daripada kita. Saat dakwah kita ditolak masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan adat kebiasaan, berseberangan dengan pemikiran mereka, maka di luar sana banyak saudara kita yang sampai mendekam di penjara demi bisa menyampaikan dakwah. Mulut mereka dibungkam untuk tetap diam. Bahkan tidak sedikit yang harus meregang nyawa.

Mari bersama kita renungkan, saat kita masih bisa tidur nyenyak di atas kasur, makan kenyang, ternyata kita saksikan, di luar sana saudara kita di Palestina tidur di bawah reruntuhan bangunan, hampir setiap hari isak tangis terdengar karena syahidnya anggota keluarga mereka. Kita lihat juga, bagaimana keadaan saudara kita muslim Rohingya yang terlunta-lunta tidak jelas tempat tinggalnya, yang bahkan saudara seimannya pun menolaknya.

Sahabat, jika memang derajat tertinggi yang hendak kita raih adalah surga-Nya, maka selayaknya kita tidak sering mengeluh terhadap cobaan yang kian datang silih berganti, apalagi hingga berhenti meninggalkan aktivitas dakwah. Selanjutnya, kita tingkatkan lagi kesabaran kita dengan kesabaran yang sebenarnya. Yaitu sabar yang akan semakin memperkuat keinginan dan mendekatkan diri ke jalan menuju surga, seperti kesabaran keluarga Yasir, Bilal bin Rabbah,dan lain-lain.

Juga kesabaran seperti sabarnya para sahabat yang diboikot, para sahabat yang penuh perjuangan ketika hijrah ke Habasyah, dan juga kesabaran para sahabat yang tertangkap dan dibunuh karena teguh dalam keimanannya. Kesabaran orang-orang yang melakukan amar makruf nahi munkar, namun mereka tidak gentar terhadap berbagai penindasan, persekusi, maupun pengusiran. Sebab mereka tidak ingin laknat Allah menimpa mereka sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

“Tidak, demi Allah, kalian harus menghentikan tindakan zalim, kalian harus membalikkan mereka yang berbuat zalim menuju kebenaran, dan kalian harus menahan mereka dalam kebaikan atau Allah akan mengunci hati sebagian dari kalian disebabkan oleh sebagian dari kalian, dan Allah akan melaknat kalian sebagaimana Allah telah melaknat Bani Israil.”

Allah Swt. telah mengabarkan di dalam firman-Nya surah Muhammad ayat 3, “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami tahu baik buruknya tentangmu.”

Karena itulah, Allah menyiapkan hamba-Nya dengan bermacam cobaan, kemudian memerintahkannya untuk sabar, sebab kesabaran inilah yang kelak akan memuliakan derajatnya. Kesabaran akan cobaan inilah yang akan menghapuskan dosa-dosanya, hingga mereka menghadap Allah tanpa dosa.

Bukankah kita selalu melantunkan doa agar dikumpulkan dengan mereka-mereka para ahli surga? Lantas, apakah kita sudah yakin amalan kita mampu menyandingkan diri kita dengan mereka yang perjuangannya luar biasa terhadap agama-Nya? Sudah layakkah kita menginjakkan kaki kita di sungai-sungai di surga tempatnya para waliyullah, sahabat, para shiddiqqin? Sementara cobaan dan ujian yang kita hadapi tentu belumlah sebanding dengan cobaan yang mereka rasakan. 

Sahabat, semoga dengan ini Allah akan jadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang bisa lebih sabar dan tegar lagi terhadap cobaan yang menimpa. Hingga Allah kelak pantaskan diri kita untuk berkumpul dengan beliau-beliau para ahli surga.

Wallahu a’lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Ummu ainyssa Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Mendidik Anak Tanpa Luka Pengasuhan
Next
Ledakan Berulang Perusahaan Nikel Morowali, Sanksi Tegas Hanyalah Ilusi
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Novianti
Novianti
10 months ago

Fokus pada surga, apapun jadi rimgan dalam pandangan mata. Sesekali lelah dan menangis , tak mengapa tetapi tidak patah semangat

Wd Mila
Wd Mila
10 months ago

MasyaaAllah,, cobaan orang-orang saleh terdahulu begitu dahsyat, namun dengan keimanan yang telah menghujam dalam di hati mereka membuatnya sabar atas segala ujian....

Atien
Atien
10 months ago

Betul.mba. Ujian dan cobaan kita belum seberapa dibandingkan dengan para pejuang Islam dulu. Semoga kita bisa mengikuti kegigihan dan semangat juang mereka.
Barakallah mba@UmmuAinyssa

Ummu Ainyssa
Ummu Ainyssa
Reply to  Atien
10 months ago

Aamiin... Wa fiik barokallah mbak...

Bedoon Essem
Bedoon Essem
10 months ago

MasyaAllah ujian kami belum seberapa dibanding Rasulullah dan para sahabat tapi kami sudah mengeluh tanpa jeda..ampuni kami ya Allah

Sartinah
Sartinah
10 months ago

Masyaallah betul, cobaan orang-orang terdahulu memang luar biasa ya. Karenanya Allah memuliakan mereka. Semoga kita bisa mengikuti jejak-jejak mereka meski tak akan sama.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram