Ikut challenge di NarasiPost membuatku menemukan rumah baru. Aku bersyukur berada di sekitar orang-orang saleh, para penulis ideologis, para pejuang dakwah yang semangatnya selalu berkobar.
Oleh. Wiwik Hayaali
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Jalan-jalan ke negeri seberang
Belok kanan bertemu kapal pesiar
Barakallah NarasiPost tersayang
Kiprah besarmu membuat dunia bergetar
Naik pesawat ke Palestina
Bersama Bunda Andrea dan Konapost tercinta
Challenge NarasiPost semakin bergelora
Penegak perubahan menuju perdamaian dunia
Naik sepeda unta bersama Mbak Mila
Si juara umum challenge NarasiPost sebelumnya
Naskahnya yang berjudul Bersatu Membebaskan Palestina
Membuka cakrawala pembaca setia
Tak Kenal Tak Sayang
Hai, Sob, pasti sudah kenal dengan NarasiPost.Com, ‘kan? Itu, lho, media dakwah yang menampung para penulis ideologis untuk menuangkan gagasan-gagasannya. Nah, tahu, ‘kan? Kalau belum tahu, mari berkumpul, kita ngopi bareng.
Tahu, gak, Sob? Awalnya aku gak tahu kalau ada media dakwah sekeren NarasiPost, lho. Dulu salah satu teman mengajakku mengirim tulisan di NP, tetapi aku enggan. Ah, paling juga sama kayak media lainnya, ujung-ujungnya diminta menulis tentang artikel kecantikan atau berita artis terbaru. Eh, ternyata aku salah, Sob. Aku mengedepankan prasangka buruk tanpa mencari tahu lebih dulu. Astagfirullah, jangan ditiru, ya!
Beberapa bulan kemudian, aku mendapat info kalau NarasiPost mengadakan challenge yang ketujuh, pelaksanaanya sekitar bulan Agustus 2023 dan reward untuk para pemenang, banyak. Bahkan yang berhasil menjadi juara umum mendapat Laptop 256 GB, keren, ‘kan? Rasa penasaran membuatku tergerak untuk membuka web dan membaca artikel yang sudah tayang di sana. Tahu tidak, apa yang ada di otakku setelah membaca beberapa artikel di sana? Masyaallah, artikel yang sudah tayang ndaging semua, sesuai dengan slogan NarasiPost, “Cerdas Dalam Literasi Media, Bijak Menangkap Peristiwa Kunci.”
Kalau sudah begini aku berpikir, kenapa dulu aku tidak langsung mencari tahu tentang NarasiPost, nyesel, ‘kan jadinya. Akan tetapi, aku bersyukur sekarang karena menjadi bagian dari konapost.
Insecure, Jangan dong!
Setelah membaca beberapa naskah di NarasiPost, aku jadi insecure kala itu. Ah, semisal aku ikut daftar challenge dan mengirim naskah, apakah naskahku diterima? Apakah naskahku layak tayang? Apalagi itu adalah pengalaman pertama bagiku mengikuti challenge kepenulisan. Sudahlah, jangan banyak berpikir, Bismillah daftar, putusku.
Beberepa kali aku sempat berkirim pesan dengan Mbak Dia Dwi Arista. Menanyakan hal-hal yang menurutku penting, misal; apakah naskah ada seleksi sebelum di-publish? Kalau ada, naskah yang tidak lolos seleksi, adakah pemberitahuan? Lalu, adakah surat cinta untuk naskah yang tidak lolos dan lain-lain. Kalau diingat-ingat, lucu. Mungkin, aku satu-satunya peserta yang gabut menanyakan ini itu. Terima kasih respons positifnya Mbak Dia Dwi Arista.
Alhamdulillah, Tayang!
Setelah bersemedi dan mendapatkan ide, aku mengirim dua naskah true story. Naskah yang berjudul Jalan Berliku, aku ambil dari kisahku sendiri yang sudah dibumbui dan naskah satunya berjudul Rahmat Allah untuk yang Terpilih, aku ambil dari kisah saudara seiman. Hari berganti hari, satu minggu berlalu berganti minggu berikutnya, naskahku belum ada kabar. Sedangkan di web, banyak naskah peserta challenge yang sudah di-publish. Aku sempat berpikir, mungkin naskahku masih banyak kesalahan dan belum layak tayang. Ya, sudahlah, pasrah.
Beberapa hari berlalu, aku mendapat kabar kalau naskahku yang berjudul Jalan Berliku tayang di NarasiPost, bahagianya. Kubuka web NP, naskahku benar-benar tayang, alhamdulilllah. Beberapa rekan penulis memberikan komentar di sana, senang, dong. Aku merasa diapresiasi, Sob, meski tulisanku jauh dari kata bagus. Aku bersyukur.
Eh, tahu tidak, Sob, naskahku yang satunya tidak tayang. Setelah aku cari tahu penyebabnya, ternyata karena sudah kuposting semuanya di FB. Hiks, aku salah memahami aturan di kriteria penilaian. Di sana tertulis posting naskahmu di media sosial dan aku mengira naskah utuh yang harus diposting. Kalau ingat hal itu, kecewa tetapi lucu.
Benar-benar, challenge pertama yang kuikuti di NarasiPost membuatku merasakan beragam emosi, merasa bodoh hingga bahagia. Sungguh, banyak pengalaman baru yang bisa kuambil hikmahnya, Sob, alhamdulillah.
Oh, ya, setelah challenge ketujuh ada challenge Milad ketiga NarasiPost. Sayangnya aku tidak bisa ikut meskipun ingin. Ada banyak hal yang harus kuselesaikan di dunia nyata. Kecewa, sudah pasti. Akan tetapi, tidak apa-apa. Bukankah kecewa adalah salah satu bumbu kehidupan selama kita hidup di dunia. Insyaallah aku bisa ikut berkontribusi di challenge-challenge berikutnya. Seperti sekarang, aku bisa mengikuti challenge akhir tahun yang bertema Dawai Literasi, Alhamdulillah.
Hikmah
Pertama, jangan berpikir negatif dulu jika belum benar-benar mengenalnya. Ini berlaku untuk apa saja, ya, Sob. Jangan memberikan label buruk pada sesuatu karena apa yang kita pikirkan belum tentu itu yang sebenarnya atau apa yang kita dengar dari orang lain belum tentu itu kebenarannya. Seperti penilaian saya tentang NarasiPost di awal, ternyata salah. Kita yang berprasangka, kita juga yang rugi. Seperti anjuran nabi dalam hadis riwayat Bukhari, “Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta.”
Kedua, beranilah keluar dari zona nyaman. Meskipun kita belum pernah melakukan, atau itu pertama kali bagimu, kalau itu baik, cobalah. Karena dengan begitu kita akan mendapatkan pengalaman berharga yang tidak disangka-sangka.
Ketiga, ikut challenge di NarasiPost membuatku menemukan rumah baru. Aku bersyukur berada di sekitar orang-orang saleh, para penulis ideologis, para pejuang dakwah yang semangatnya selalu berkobar. Aku suka membaca naskah para penulis inti dan kontributor NarasiPost. Melalui itu aku menemukan wawasan baru, gaya penulisan yang unik, serta cara menulis yang sesuai kaidah bahasa.
Keempat, melalui challenge pertamaku aku belajar ikhlas. Naskah yang kukirim tidak masuk ke jajaran pemenang. Meskipun aku berusaha menulis yang terbaik, versiku (rasanya pengen tertawa). Aku sadar diri, kok, Sob, naskahku jauh dari kata baik jika dibandingkan dari naskah rekan penulis lainnya yang ikut challenge. Akan tetapi, aku senang karena salah satu naskahku bisa tayang.
Kelima, berawal dari challenge pertamaku aku semakin semangat belajar tentang kaidah penulisan. Aku juga belajar bagaimana tulisan itu bisa bernyawa dan mengesankan pembaca (masih proses belajar, ya, Sob. Jadi kalau tulisanku ini belum bernyawa, maafkan aku. Boleh, kok, memberi kritik dan saran).
Keenam, berawal dari challenge aku mengenal sosok Bu Andrea. Manusia yang unik menurutku. Unik dengan beragam kebaikan di dalamnya. Tegas tetapi lembut. Sering mengabaikan dirinya demi naskah-naskah para Konapost agar bisa segera tayang. Membelanjakan hartanya untuk dakwah, agar para penulis ideologis makin semangat dan berani menyuarakan isi hati melalui aksara. Dan masih banyak lagi kebaikan beliau yang tidak disangka-sangka. Ah, raga, jiwa, waktu, dan harta Bu Andrea tercurah untuk dakwah. Membuat iri saja njenengan, Bu. Sehat-sehat selalu, Bu Andrea. Kalau kita ditakdirkan bertemu, pengin peluk.
Nah, Sob, itulah pengalaman berharga yang kudapat dari challenge ketujuh NarasiPost. Sedikit banyak, kalian pasti sudah punya gambaran tentang NarasiPost, ‘kan? Jadi, ayo kirimkan naskahmu dan ikuti challenge-nya. Alhamdulillah. []
MasyaaAllah, Mba Wiwik, suka puisinya, ada namaku lagi.. Bikin terharu
Mbak Mila
Barakallah.. pokoknya semangat terus menulis untuk dakwah
Wafiik Baraakallah, nggih Mbak, Semangat ❤️
Barakallah Mba Wiwik
Wafiik Baraakallah Mbak Mila
Masyaallah tjaaakeep
Alhamdulillah ❤️
Masyaallah. Awalnya enggan, eh akhirnya ketagihan.
Barakallah mba@ wiwik
Wafiik Baraakallah Mbak Atien ❤️
Barakallah Mbak wiwik..keren naskahnya. Bahagia ya menjadi keluarga besar NP. Semoga kita terus bisa saling menyemangati tuntuk upgrade diri dalam penulisan naskah yang lebih baik
Wafiik Baraakallah Mbak Dyah ❤️
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Aamiin Aamiin Allahuma Aamiin
Masyaallah tabarakallah cakep nian tulisannya mb Wiwik
Jazakillah Khoiron Katsiran Mbak Mimy ❤️
Masya Allah.
Baarakallaah mbak
Wafiik Baraakallah Mbak ❤️
MasyaAllah Keren mb Wiwik ada pantunnya..
Alhamdulillah, jazakillah Khoir, Mbak ❤️
Baarakallah mbak Wiwik Hayaali
Wafiik Baraakallah Mbak Dia ❤️
Barakallah mbak Wiwiek. Seru ya kisah pertama ikut challenge.
Wafiik Baraakallah Mbak Tina ❤️
Nggih, Seru sangat