Challenge NP Warnai Goresan Penaku

Challenge NP warnai goresan penaku

Challenge NP membawa penaku menggali potensi diri dan belajar berkembang dalam menapaki dakwah melalui pena.

Oleh. Iztania Balqis
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Perjalanan mengenal NarasiPost.Com (NP) berawal ketika aku scroll beranda Facebook. Kala itu, ada sebuah postingan teman tentang sharing ilmu bersama NP. Melihat tema di flyer sangat menarik, aku segera bergegas menghubungi nomor admin yang tertera. Sejak saat itu, admin memasukkan nomorku ke grup WhatsApp dari kontributor NP bernama Konapost. Berada di WAG Konapost membuatku senang sekaligus merasa ciut. Sebagai penulis pemula yang belum setahun masuk dunia literasi, tentu membuat diri ini lebih banyak diam dan belajar di WAG Konapost.

Entah dari mana asalnya, selentingan kabar mengisyaratkan bahwa tak mudah menembus media Narasipost. Aku pun memperhatikan tulisan di website NarasiPost.Com, rasanya ada sesuatu yang sangat berbeda dari media ini. Selain tulisannya sangat bagus, para penulis yang ada di Konapost pun merupakan para senior dalam dunia literasi. Alhasil, diri ini masih belum berani untuk mengirimkan naskah meski sudah beberapa bulan berada di Konapost.

Teringat sebuah nasihat, "Kita tidak akan pernah tahu hasilnya, kalau tidak pernah mencoba". Inilah yang akhirnya membuatku tergerak memberanikan diri mengirimkan tulisan pertamaku ke NP. Menunggu respons atas tulisanku, rasanya seperti menunggu hasil interview kerja. Diterima atau ditolak membuat diri ini rasanya dag dig dug tidak karuan. Hingga sebuah pesan WhatsApp dari Mom Andrea selaku Pemred NP menghampiri gawaiku, untuk merevisi beberapa kata yang tidak sesuai dengan KBBI maupun EYD. Menerima surat cinta pertama dari NP membuatku senang. Sebab, dari surat cinta itu aku tahu kesalahanku dalam menulis. Karena hanya NP media pertama yang mengirimkan surat cinta revisi atas tulisanku. Inilah secuil bukti bahwa Narasipost mempunyai aturan yang sangat ketat dalam hal menayangkan sebuah naskah.

Suatu ketika NP mengadakan Challenge NP ketujuh. Awalnya diri ini pun ragu untuk ikut serta. Sebab, jika menayangkan naskah harian saja seketat itu, apalagi naskah challenge. Tentunya penilaian lebih ketat lagi dari para juri. Namun, tak dimungkiri batinku rasa tergoda untuk membuat true story. Ada rasa rindu membuat true story setelah dahulu pernah dua kali mengikuti program nulis bareng (nubar) cetak buku antologi di media lain. Motivasi mengikuti challenge kategori true story, tak lebih dari keinginan mengabadikan momen terakhir bersama ayah tercinta. Meskipun kala membuat naskah tak henti buliran air mata membasahi, namun perasaan lega kurasakan. Layaknya aku menulis catatan harian zaman sekolah dulu, seperti itulah true story kuracik untuk sebuah kenangan.

Setelah mengirimkan naskah true story untuk Challenge NP, Mom Andrea kembali mengirimkan pesan WhatsApp padaku. Beliau bertanya, bagaimana aku mengenal NP? Selain itu, Mom Andrea pun memberikan saran agar aku kembali mengirimkan naskah lainnya seperti naskah motivasi. Membaca saran beliau sungguh membuatku terkejut. Di pikiranku terlintas pertanyaan, "Bagaimana bisa mengirimkan naskah challenge motivasi, jika aku belum pernah membuatnya?". Namun sejujurnya, ada rasa haru menyelinap di kalbuku. Aku tak tahu kenapa Mom memberikan saran itu. Padahal naskah opiniku masih hitungan jari, pun aku belum pernah mengirimkan naskah motivasi. Akhirnya aku hanya mampu membalas, "Baik, Mom".

Alhamdulillah, naskah true story berjudul "Takdir-Mu Terbaik Untukku" ternyata layak tayang di Narasipost. Meski, tak dimungkiri masih banyak kesalahan KBBI dan EYD, yang membuat nilainya kurang baik. Naskah lolos tayang saja, sudah sebuah kebahagiaan bagiku. Sebab, apalah aku berada di antara penulis hebat yang sudah lama berkecimpung di dunia literasi. Sekian lama menunggu, akhirnya 13 September 2023 tibalah pengumuman pemenang challenge. Sepengetahuanku, begitu banyak naskah true story dan cerpen yang lolos tayang di challenge kali ini. Kala detik-detik pengumuman pemenang challenge, semakin ciut saja. Rasanya tak mungkin naskahku masuk deretan 16 naskah terbaik. Namun, acara via Zoom malam itu membuatku terkejut tak terkira. Tak disangka, naskah true story-ku masuk dalam deretan 16 naskah terbaik kategori story dan cerpen. Rasanya tak percaya naskah tersebut ada dalam deretan naskah para penulis senior yang begitu hebat. Tentu bagiku ini sebuah pencapaian yang luar biasa. Sebab, aku menyadari betapa beratnya berada di antara para penulis hebat. Sekali lagi, apalah aku yang hanya ingin belajar menulis dengan baik.

Setelah Challenge NP selesai, pesan Mom Andrea nyatanya masih terngiang di benakku. Ya, saran beliau agar membuat naskah motivasi rasanya seperti cambuk bagiku. Ibarat balita yang baru sekadar bisa merangkak, namun pesan Mom memberikan semangat untuk balita ini agar mau bangun berjalan hingga berlari. Dengan segala keberanian, aku pun memutuskan membuat naskah motivasi. Mencoba sesuatu yang baru atau keluar dari zona nyaman, akhirnya kutempuh meski tak mudah. Inspirasiku membuat naskah motivasi berawal dari challenge 40 hari hidup bersama Al-Qur'an. Ini merupakan sebuah komunitas yang bertujuan untuk mendekatkan diri pada Al-Qur'an. Salah satu kegiatannya adalah tadabur Al-Qur'an. Seringnya membuat coretan untuk tadabur Al-Qur'an inilah yang akhirnya menjadi bekalku meracik naskah motivasi. Sebab, Al-Qur'an adalah petunjuk hidup bagi orang-orang bertakwa. Sebagaimana dalam firman Allah Swt. :

"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (QS. Al-Baqarah : 2).

Alhamdulillah, akhirnya aku bisa menyelesaikan naskah motivasi pertamaku. Namun, lagi-lagi diri ini merasa ciut untuk mengirimkan naskah motivasi itu ke Narasipost. Lewat story ini aku pun ingin menyampaikan, "Maafkan aku, Mom, yang belum berani mengirimkan naskah motivasi". Padahal atas perkataan Mom Andrealah, diri ini terpacu untuk mencoba membuat naskah itu.

Setelah mengikuti Challenge NP ketujuh inilah, aku terus belajar untuk memperbaiki tulisanku. Sebab, dakwah Islam melalui pena sangat luar biasa efeknya. Meminjam ungkapan, "Jika satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, maka satu tulisan bisa menembus jutaan kepala". Melalui sebuah tulisan, ternyata bisa menjadi wasilah datangnya hidayah atau menjadi motivasi bagi orang lain. Istimewanya bagiku, tak hanya sekadar tulisan bahkan pesan singkat Mom Andrea pun ada di balik lahirnya naskah motivasi pertamaku.

Yah, inilah Bu Pemred yang begitu menginspirasi. Soal dedikasi untuk media dakwah Narasipost pun tak diragukan lagi. Mom yang sering menayangkan naskah saat kondisi sakit, kadang tengah malam, membuatku yang berada di Konapost hanya mampu mendoakan semoga Mom sehat selalu. Tak hanya curahan tenaga dan waktu untuk media dakwah Narasipost, Mom Andrea pun tak segan untuk mengeluarkan hartanya untuk media dakwah ini. Berbagai reward ditebar beliau melalui program sharingilmu, challenge dan lainnya. Semua demi memfasilitasi para penulis ideologis dalam menyebarkan dakwah Islam bersama NarasiPost.Com. Selain itu, jika memperhatikan tulisan para penulis inti NP yang sangat bagus, tentu tak lepas dari berhasilnya Mom Andrea dalam memimpin. Ketatnya naskah yang tayang pun menjadikan Narasipost mampu menjadi media yang terus melejit.

Aku pun bersyukur telah mengikuti Challenge NP yang ketujuh. Pengalaman ini sangat berharga bagiku. Sebab, inilah titik awal goresan penaku yang indah. Meskipun belum banyak naskah yang mampu aku kirim kepada Narasipost, namun Challenge NP membawa penaku menggali potensi diri dan belajar berkembang dalam menapaki dakwah melalui pena. Dari hati yang terdalam, aku mengucapkan terima kasih banyak untuk Mom Andrea dan NarasiPost.Com. Berawal dari adanya Challenge NP goresan penaku menjadi lebih berwarna. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Neni Nurlaelasari Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Saat Matematika Tak Sebatas Deretan Angka
Next
Jangan Minder
3.3 3 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wd Mila
Wd Mila
10 months ago

Barakallah Mba Iztania. Jangan lagi takut kirim naskahnya di NP, yaa

Wiwik Hayaali
Wiwik Hayaali
10 months ago

Baraakallah Mbak Iztania.
Kita sama, pertama kali ikut challenge NP yang ketujuh, rasanya MasyaAllah.

Atien
Atien
11 months ago

Betul sekali mba. Bagaimana kita akan tahu hasilnya kalau tak pernah mencoba?
Barakallah mba@Iztania

Sartinah
Sartinah
11 months ago

Barakallah mbak. Semoga ketagihan ikut challenge NP ya. NP itu menarik semua lo, dari pemrednya, tim redaksi, naskahnya, challenge-nya, pokoknya semuanya.

Dia dwi arista
Dia dwi arista
11 months ago

Baarakallah mbakKu

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram