Ketika aktivitas manusia serba dibatasi, di saat itulah karya saya yang berjudul Berpikir Positif dari "Positif Covid" , menjadi salah satu pemenang untuk kategori viewer terbanyak.
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Seorang penulis yang hebat, ternyata lahir bukan karena bakat. Keadaan zaman, beban ekonomi yang berat, dan kepahitan hidup menjadi inspirasi seseorang dapat melahirkan karya yang luar biasa. Sebut saja misalnya, Ernest Miller Hemingway (21 Juli 1899–2 Juli 1961), adalah seorang penulis fiksi dan jurnalis yang berani menyampaikan kebenaran. Namun, dengan genre sastra yang dipilihnya. Hidup di tengah keluarga yang serba sulit, bahkan ia dijuluki sastrawan yang "papa" karena harus berjuang dengan kemiskinannya.
Begitu pun di negeri ini tercinta, ada sosok Buya Hamka, sebagai seorang cendekiawan, ulama, dan sastrawan yang banyak melahirkan karya besarnya ketika berada di balik jeruji besi. Buya diasingkan karena ulah kezaliman penguasa pada masanya. Beberapa karya Buya Hamka di bidang keilmuan Islam dan sastra kini masih menjadi bahan rujukan materi mata kuliah di beberapa universitas di dalam dan luar negeri, terutama negeri serumpun Melayu, seperti Malaysia dan Singapura.
Tentu, mereka menjadi penulis hebat tidak secara instan, melainkan melalui penempaan zaman dengan mencurahkan hati dan pikirannya untuk mencari solusi pada situasi yang membuatnya harus berpikir ekstra untuk bebas dari belenggu kenyataan hidup yang pahit. Saat kehidupan ini dihadapkan dengan berbagai hambatan, maka di situlah selalu muncul ide-ide kreatif, bahkan brilian pada diri seorang penulis.
Di sinilah pentingnya ada semacam tantangan atau "challenge" yang akan membuat seorang penulis dituntut untuk lebih kreatif dan ekstra berpikir keras melahirkan karya terbaiknya. Inilah gambaran sekilas yang menjadi motivasi saya untuk pertama kali mengikuti Challenge NarasiPost.Com, tepatnya pada tahun 2021, saat manusia masih dihantui virus Corona karena adanya pandemi Covid-19. Dunia saat itu terasa hening karena manusia dipaksa bersembunyi di rumahnya masing-masing.
Ketika aktivitas manusia serba dibatasi, di saat itulah karya saya yang berjudul Berpikir Positif dari "Positif Covid" , menjadi salah satu pemenang untuk kategori viewer terbanyak. Tulisan opini tersebut telah dibaca lebih dari seribu kali oleh netizen dari dalam dan luar negeri. https://narasipost.com/challenge-ke-4-np/08/2021/berpikir-positif-dari-positif-covid/
Ada cerita menarik di balik naskah pemenang challenge tersebut, sehari sebelum karya tersebut dikirim, handphone saya rusak yang akhirnya harus menulis kembali dari nol karena file tulisannya tersimpan di HP tersebut. Kenapa saya memberanikan diri untuk mengambil tantangan dalam challenge tersebut? Saya menilai challenge merupakan kesempatan untuk mengasah keterampilan menulis, dan belajar berkompetisi untuk melahirkan karya terbaik.
Tema tentang Covid waktu itu merupakan tema paling aktual, dan memiliki tantangan tersendiri karena menjadi sebuah peristiwa penuh duka yang dialami oleh umat manusia. Lebih dari dua tahun hidup dalam bayang-bayang kematian karena kasus penderita Covid mencapai jutaan. Apa yang saya tulis pada naskah tersebut, ternyata menggugah kesadaran pembaca tentang adanya fakta di balik banyak mitos tentang Covid-19, dan memberikan semangat menulis kepada saya untuk melangkah menekuni dunia kepenulisan pada hari-hari selanjutnya.
Jujur saja, secara pribadi saya tidak mengejar target juara, yang penting bisa belajar untuk berpikir kreatif dan menyampaikan ide-ide dalam kata-kata yang mencerdaskan umat, terutama para pembaca pecinta literasi. Proses menulis ketika membuat naskah challenge membutuhkan waktu sekira satu pekan, karena banyak data yang harus diambil secara akurat dan dalilnya juga harus sahih.
Challenge adalah "Charger"
Rupanya keberhasilan pada challenge tersebut, membuat hati tergoda untuk mengikuti challenge-challengeNarasiPost.Com selanjutnya. Saya menjadi paham bahwa konsistensi NP mengadakan challenge karena ia adalah media dakwah yang selalu memberikan kekayaan literasi, dan mampu menangkap peristiwa kunci, sehingga karya-karya yang dimuatnya selalu menarik, terlebih dari ajang challenge tersebut lahir para penulis hebat yang menyuguhkan karya yang luar biasa dengan sudut pandang syariat Islam.
Challenge telah menjadi "charger" buat para penulis ideologis, termasuk bagi saya secara pribadi harus mengakui banyak mengambil manfaat dari beberapa kali mengikuti challenge yang diselenggarakan NarasiPost.Com, terlebih lagi karena adanya perhatian yang luar biasa dari Pemimpin Redaksi NP, Mom Andrea Aussie dengan segala pengorbanannya, baik berupa pemikiran maupun harta yang dimilikinya.
Challenge NarasiPost.Com telah memberikan lebih dari sekadar pengalaman menulis. Saya juga jadi lebih produktif untuk menulis, apalagi tiap pekan ada ajang pemilihan "the best of week" untuk tulisan-tulisan terbaik yang dimuat media tersebut. Setidaknya sudah lima kali saya mendapatkan anugerah karya terbaik tersebut, dan ini memberikan umpan balik konstruktif, berbagi inspirasi, dan memberikan semangat di setiap langkah perjalanan bagi seorang penulis ideologis.
Pada saat momen Challenge NP ke-7, tepatnya pada Milad NP ke-3 dengan tema "Rakastan Sinua", karya True Story saya yang berjudul NarasiPost Mengalirkan Ide Menulis berhasil menjadi pemenang kedua untuk kategori Cerpen dan True Story. Adanya penghargaan tersebut, bukan sekadar sebagai bentuk apresiasi NarasiPost.Com untuk karya-karya terbaik dari para kontributornya, namun juga sebagai pembuka jalan kesuksesan untuk lahirnya para penulis ideologis yang hebat-hebat
Challenge NarasiPost.Com tidak hanya menjadi ajang untuk mengasah keterampilan menulis, tetapi juga sebuah perjalanan pribadi yang membuka pintu bagi siapa pun menuju dunia penulisan yang lebih luas. Sebuah karya tulisan yang hebat dan mencerahkan umat, lahir karena adanya konsistensi dalam aktivitas menulis yang di charging oleh adanya challenge secara periodik. Tema-tema yang dijadikan ajang challenge, sedikit banyak telah mampu memicu minat para penulis untuk meningkatkan skill atau kemahiran dalam menulisnya.
Ada beberapa kriteria yang menjadi dasar berhasilnya seseorang menjadi pemenang challenge, di antaranya:
Pertama, kreativitas dan orisinalitas. Tulisan yang berkualitas menonjolkan kreativitas dan orisinalitas penulis. Penggunaan bahasa yang unik, perumpamaan, atau sudut pandang yang tidak konvensional dapat membuat karya lebih menarik.
Kedua, struktur penulisan karya yang baik. Dalam hal ini termasuk pengambilan tema yang menarik, pengembangan ide yang konsisten, dan kesimpulan yang memuaskan, memberikan arah yang jelas bagi pembaca dan meningkatkan keberlanjutan dari pesan tulisan.
Ketiga, penting juga diperhatikan tentang kekuatan narasi. Dalam hal ini pada karya fiksi, kemampuan penulis untuk merangkai kata-kata dan menciptakan alur cerita yang menarik adalah faktor penting. Kekuatan narasi menciptakan ketegangan, kekaguman, atau emosi yang membuat pembaca terlibat.
Keempat, yaitu tentang ketepatan bahasa dan tata bahasa. Karya tulisan berkualitas akan selalu memperhatikan ketepatan bahasa dan tata bahasa. Penggunaan kata-kata yang tepat, struktur kalimat yang benar, dan menghindari dari kesalahan tata bahasa memperkuat kejelasan komunikasi. Dengan adanya karya tulisan berkualitas memudahkan pembaca untuk memahami ide, cerita, atau informasi yang disampaikan dengan jelas dan tajam. Pembaca akan lebih terlibat dan menikmati proses membaca ketika karya tulisan memiliki kualitas.
Kreativitas dan kejelasan membuat pembaca terhubung dengan materi. Selain itu, tulisan berkualitas dapat menginspirasi pembaca atau memicu adanya refleksi yang mendalam. Pesan atau cerita yang disampaikan dengan baik dapat memiliki dampak jangka panjang pada pemikiran pembaca.
Kelima, sebuah karya tulisan yang baik merangsang keterampilan berpikir kritis pembaca. Mereka mungkin mempertimbangkan sudut pandang baru atau menilai argumen dengan lebih bijak. Tulisan berkualitas mampu membangkitkan emosi pada pembaca, baik itu melalui cerita yang menyentuh, opini yang cerdas, namun tetap kritis dengan solusi Islam yang harus senantiasa disampaikan para penulis ideologis.
Dengan memenuhi kriteria-kriteria tersebut, karya tulisan dapat memberikan dampak positif yang berkesinambungan bagi pembaca, menciptakan pengalaman membaca yang bermakna, dan berharga.
Sudut Pandang Islam
Dalam Islam, penilaian terhadap suatu ajang challenge atau kompetisi dapat dipahami melalui prinsip-prinsip umum dalam ajaran Islam. Walaupun Islam tidak secara spesifik membahas ajang challenge, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat membimbing pandangan terhadap berbagai aktivitas, termasuk tantangan atau kompetisi. Beberapa prinsip tersebut antara lain:
Pertama, perhatikan niat mengikuti challenge. Islam menekankan pentingnya niat dalam setiap perbuatan. Jika niat seseorang dalam mengikuti ajang challenge adalah untuk mengembangkan bakat, berkompetisi secara sehat, atau memperoleh manfaat positif, maka hal tersebut dapat dianggap baik. Di dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dikatakan bahwa perbuatan seseorang itu tergantung pada niatnya.
Kedua, memperhatikan etika dan kejujuran berkarya. Islam mendorong umatnya untuk bertindak dengan moralitas dan etika yang tinggi. Oleh karena itu, dalam mengikuti sebuah challenge, seseorang diharapkan menjauhi segala bentuk ketidakadilan, kecurangan, atau perilaku yang tidak etis. Dalam hal ini harus meminimalisasi plagiat, karya buatan sendiri, dan tidak mencoba memengaruhi keputusan tim penilai.
Ketiga, menjadikan challenge sebagai "charger". Artinya untuk menambah daya atau kekuatan untuk melahirkan karya terbaik. Islam mendorong umatnya untuk terus mengembangkan diri dalam segala aspek kehidupan, termasuk potensi dan bakat yang dimiliki. Jika ajang challenge dapat menjadi sarana untuk pengembangan diri yang positif, maka hal tersebut dapat dilihat sebagai sesuatu yang baik. "Allah Swt. mencintai apabila seseorang dari kalian mengerjakan suatu pekerjaan, dia mengerjakannya dengan sebaik-baiknya." (HR. Bukhari)
Dalam mengevaluasi suatu ajang challenge, seorang penulis ideologis dianjurkan untuk mempertimbangkan nilai-nilai tersebut, menjaga niat baik, berkompetisi secara adil, serta menghindari segala bentuk pelanggaran moral atau etika jurnalistik. Dengan demikian, partisipasi dalam ajang tersebut dapat diarahkan untuk mendukung pengembangan pribadi yang sejalan dengan ajaran Islam. Menjadi penulis ideologis bukan sekadar memiliki karya yang hebat, melainkan juga yang terpenting memiliki ketaatan pada hukum syariat, dan kepekaan terhadap permasalahan umat.
Wallahu'alam bish Shawwab. []
Masya Allah, tulisannya keren pa ustadz. Mendorong untuk membuat tulisan yang mampu menggugah kesadaran pembaca dan tetap memerhatikan etika dalam menulis.
MasyaAllah, sangat menginspirasi pak.
Semoga kita semua dapat mengambil ibrahnya terutama untuk terus berkarya membuat tulisan yañg mampu menggugah para pembaca dan sekaligus selalu meluruskan niat dalam setiap aktivitas kita
Masyaa Allah
Barakallah pak
Mantap ustadz tulisannya.. Barakallah sudah menyajikan tulisan yang memotivasi buat para reader
Keren Pak Maman
Baraakallah
Masyaallah. Memang untuk menjadi penulis hebat tidak bisa instan, tapi harus terus belajar mengasah kemampuan.
MasyaAllah, tulisan yg bagus, baru sempat baca menjelang pagi saat semua org tertidur lelap.
Barakallah keren. Challenge NP memang menantang sih.
Barokallah, tulisannya bagus. Bahasanya ringan tapi menarik untuk dibaca hingga akhir.
Mas syaa Allah tulisan ustadz Maman selalu keren barakallah...
Challenge NP senantiasa menantang para penulis untuk terus berkarya. Alhamdulillah NP telah berhasil mencetak para penulis hebat
Barakallah, keren
Barakallah keren
Leadnya keren, bukan penulis abal2
MasyaaAllah Barakallah.. lagi mencari2 inspirasi untuk nulis naskah Ch jg nih