Pilihan bagi penulis adalah maju, tulis sesuai tema dan genre yang dipilih kemudian bersiap untuk menjadi pemenang atau menerima kekalahan.
Oleh. Irma Sari Rahayu
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Maju mundur cantik. Itulah yang kurasakan setiap kali NP membuat challenge. Ada rasa ragu untuk mengikutinya tetapi rasa penasaran untuk mencobanya jauh lebih tinggi. Sebenarnya takut, apalagi pesertanya adalah penulis-penulis andal yang tulisannya bertebaran di NP, tapi untuk mundur kok rasanya sayang.
"Gue yang Hijrah, Kok Lo yang Gerah" adalah naskah yang aku kirimkan untuk mengikuti challenge ke-4 NP dan menjadi challenge pertama yang aku ikuti. Terinspirasi dari fenomena hijrah yang terjadi di kalangan selebritas dan gencarnya tuduhan miring terhadap fenomena ini membuatku memberanikan diri untuk mengikuti challenge.Alhamdulillah aku berhasil mendapatkan peringkat terbaik ke-4.
Aku pun kembali meramaikan challenge NP bertema Valentine Day. Di situ aku mulai insecure. Beberapa penulis sudah menelurkan karyanya, sementara aku masih bingung mencari tema. Satu persatu tulisan peserta challenge aku baca, hampir semua penulis mengulas sejarah dan sisi gelap Valentine Day serta bagaimana pandangan Islam tentangnya. Akhirnya aku ambil tema sesuai dengan isu daerah tempatku tinggal yang sedang marak pergaulan bebas di kalangan remaja. Sementara di sisi lain, perayaan Valentine Day resmi dilarang oleh Pemda setempat. Bismillah, aku racik tulisan mengambil genre teenager yang menjadi andalanku. Hasilnya tulisanku yang berjudul "Perayaan V-Day Dilarang, kok Seks Bebas Masih Tetap Jalan?" Alhamdulillah menang lagi.
Rasa percaya diriku mulai muncul, dan memberanikan diri untuk mengikuti berbagai challenge yang diselenggarakan oleh NP. Baik yang mingguan maupun challenge khusus. Bagi yang suka ikut challenge NP dari awal hingga kini, pasti akan merasakan tekanan dan bobot tema yang semakin berat. Aku sangat merasakannya. Hal ini berarti, visi Mom Andrea sebagai pemimpin redaksi NarasiPost.Com untuk menjadikan NP sebagai media yang bisa diperhitungkan oleh media-media lain melalui tulisan-tulisan yang digoreskan penulisnya mulai tampak. Ya, challenge NP bukan hanya sekadar lomba menulis, dinilai kemudian diumumkan pemenangnya, dan dapat hadiah. Challenge NP lebih dari itu. Semakin berat dan sulit tema challenge, menunjukkan ada nilai edukasi yang ingin diberikan oleh Mom dan tim NP kepada para kontributornya. And they did it!
Melesatlah!
Be the Best Not Be Asa. Sebuah judul buku karangan M. Karebet Widjajakusuma yang berisi motivasi agar menjadi pribadi sukses dalam perspektif Islam. Penulis mengajak pembaca buku ini untuk menjadi pribadi yang sukses dan terbaik bukan sebagai pribadi yang biasa-biasa saja. NarasiPost.Com tak kurang-kurang menggelar berbagai acara untuk menjadikan para penulis bisa melesat. Mulai dari sharing kepenulisan, ujian KBBI dan EYD, dan challenge NP tentunya. Challenge NP adalah wasilah atau sarana untuk terus mengasah kemampuan para penulis agar tak merasa cukup menjadi penulis dengan kualitas es te de alias standar alias biasa-biasa saja, tetapi terus belajar meng-upgrade diri menjadi lebih baik. Berbagai tema dan genre disuguhkan agar penulis berani mencoba untuk menulis di luar teritorial amannya.
Reward yang disediakan dalam setiap challenge pun luar biasa. Mulai dari uang cash, peralatan rumah tangga, emas, HP, laptop, dan trofi nan elegan bisa disabet pemenang challenge. Semua disiapkan Mom Andrea sebagai bentuk penghargaan beliau kepada hasil karya para penulis. Masyaallah, semoga Allah Swt. senantiasa memberkahi dan melimpahkan rezeki kepada beliau. Amin.
Aku sendiri pernah mendapatkan reward dari challenge mingguan dan juga challenge besar NP. Ada pengalaman menarik terkait reward ini. Seseorang pernah berkata kepadaku saat aku mengatakan, "Aku menang challenge NP dan dapat hadiah uang cash sekian". Aku mengatakannya dengan perasaan yang luar biasa senang. Tapi apa reaksinya? Dia mengatakan, "Cuma dapat segitu? "
Jujur, hatiku langsung hancur. Ada rasa sedih sekaligus kecewa. Aku pribadi tidak merasa ada yang salah dengan nominal reward yang kudapat, karena sepadan dengan tulisanku yang belum layak untuk mendapatkan predikat terbaik. Namun, rasa bangga dan bahagia karena namaku ada dalam barisan pemenang challenge NP meski hanya pada urutan penggembira, lebih berharga dibandingkan dengan nominal reward yang kuperoleh. Ah, dan dia tidak tahu saja, betapa reward dari NP yang "cuma segitu" terkadang sangat membantu di kala beras sudah habis, hehehe.
Sebenarnya tak salah juga sih jika kita berharap mendapatkan reward ketika ikut challenge. Layaknya sebuah lomba, pemberian hadiah adalah salah satu faktor kuat bagi seseorang ingin menjadi juara, di samping rasa bangga sebagai penakluk lomba tentunya. Namun, sangat disayangkan jika seorang penulis mengikuti challenge NP semata-mata berniat untuk merebut reward-nya saja, kemudian pundung alias ngambek dan tidak mau ikut challenge lagi ketika kalah. Duh, sayang banget, Bestie! Coba deh ubah mindset kita. Belajar ikhlas dan pantang menyerah jika kalah. Pelajari dan perbaiki apa kekurangan kita. Belajar dari para pemenang challenge, temukan, dan curi ilmunya. Siapa tahu, kitalah the next winner-nya.
Aku juga pernah merasa kecewa. Berharap bisa menjadi pemenang, ternyata zonk. Aku coba teliti lagi tulisanku, tak ada yang salah dalam EYD, KBBI, sudah sesuai tema, dan tak ada koreksi juga dari tim juri. So, apa yang salah? Kenapa tidak bisa menang? Berarti tulisanku belum memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan nilai tinggi. Mungkin belum menarik, membosankan, atau biasa saja. Aku pun belajar untuk menerima. Ya, terima saja. Tak perlu mengintervensi juri, marah-marah apalagi menyalahkan. Belajarlah untuk jujur kalau tulisan kita memang belum layak untuk menang. Jatuh, bangkit lagi. Gagal, coba lagi!
Kisah Thariq bin Ziyad ketika menaklukkan Andalusia patut menjadi teladan agar tak merasa kalah sebelum berperang. Saat didapati pasukannya merasa takut untuk maju ke medan perang karena jumlah pasukan musuh yang lebih besar, Thariq bin Ziyad memerintahkan pasukannya untuk membakar perahu agar tak ada lagi tempat bagi pasukannya untuk bersembunyi atau bermalas-malasan. Thariq bin Ziyad pun berkata, "Kapal telah saya bakar, tidak ada lagi jalan untuk kembali pulang. Pilihan kalian hanya ada dua saat ini, yaitu maju dan menyerang musuh untuk menang atau kita akan mati karenanya." Akhirnya pasukan Thariq bin Ziyad tak punya pilihan lain kecuali terjun ke medan perang meraih kemenangan atau syahid.
Jika berandai-andai challenge NP adalah medan jihad untuk menaklukkan tema yang diberikan, maka pilihan bagi penulis adalah maju, tulis sesuai tema dan genre yang dipilih kemudian bersiap untuk menjadi pemenang atau menerima kekalahan. Meskipun pesertanya ada Mbak Sartinah yang pernah meraih juara dengan nilai sempurna, atau Teh Sherly yang tulisannya selalu glowing, jangan ragu untuk mencoba. Kalah dan menang dalam suatu lomba adalah hal biasa, tapi mengalahkan rasa insecure sebelum lomba baru luar biasa.
Challenge NP memang beda. Mengaduk-aduk semua rasa yang ada di dalam jiwa. Memacu adrenalin untuk mencoba menaklukkannya. Tapi tetap harus diingat, NP adalah media dakwah. Tempat berkumpulnya penulis ideologis untuk mengemukakan ide-ide Islam. Maka ikutilah aturannya, berlakulah sebagai seorang muslim yang senantiasa berupaya untuk taat kepada-Nya. Jadikan challenge NP sebagai sarana untuk fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Kalah atau menang tak masalah, asalkan dakwah Islam bisa tersebar menjelajah. Wallahua'lam.[]
Masyaallah barakallah berulang kali baca ini kok makin menarik ya...emang keren naskah mb Irma
Pemantik semangat untuk BERKARYA LILLAH!
bener Mba, NP adalah media dakwah, namanya dakwah y yang diharapkan adalah pahala. hehe, kalau ada fee itu bonus. Alhamdulillah,
Benar, yang penting adalah tersebarnya dakwah
Semangat terus, ya. Gagal lalu coba lagi. Hadiah adalah bonus tapi pegalaman adalah pelajaran mahalnya
Mantap tulisan semoga yang lain ikut termotivasi. Challenge NP itu keren dan bergengsi, akupun ingin jadi pemenang, namun banyak saingannya. Ya yang penting bisa tampil ikutan challenge
Barakallah mbak Irma
MasyaAllah keren tulisannya Mbak. Mom Andrea saja merecomkan untuk dibaca.. Barakallah hasil dari terus meng-upgrade diri ini.
Baraakallah Mbak Irma ❤️
Semangat berlomba-lomba dalam kebaikan!
Keren keren keren.
Berlomba dalam kebaikan.. setuju banget!
Terus semangat Kakak!
Aiihh.. Disemangati mbak Dina. Semangat akak
Betul sangat mbak Irma. Pantang mundur ya sebelum menang. Pejuang sejati ini mah. Barakallah, keren
Aamiin ya Rabb
Masyaallah, semangat ikut challange Mbak. Semoga jadi juara, paling tidak jadi juara sudah bisa menaklukkan diri untuk meningkatkan potensi kepenulisan kita saat ikut challange. Barokallah
Aamiin. Jazakillah mbak
Hehe. Betul banget mba. Saya juga Ikut challenge NP beberapa kali, belum pernah dapet juara. Tapi tak apa-apa, niat utama kita memang untuk berdakwah lewat goresan pena. Menang kalah, hidup dakwah. Yuuk, tetap semangat untuk melesat.
Barakallah mba@Irma
Bener banget mbak
Maasyallah ..
Ini sih keren pakai bangeeet, lebih dari glowing
Mbak Irma emang keren bangeetttt
Ups, ada nama saya di situ
Tulisan saya biasa ajaaaaa..
Semangat untuk semua ❤️
Aku padamu Teh