Meski kondisi mereka sangat memprihatinkan namun rakyat Palestina terus memuji Allah dan yakin akan pertolongan-Nya
Oleh. Neni Nurlaelasari
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sahabat, apakah yang terlintas dalam benak kita saat mendengar nama Palestina? Seketika pasti terbayang kejamnya Zionis yang membabi buta membantai warga Palestina. Tak hanya saat ini, namun puluhan tahun sudah kekejaman itu berlangsung. Sakit dan pedih jelas mereka rasakan. Tak sekadar kehilangan tempat tinggal, kekurangan makanan, tubuh penuh luka, kehilangan keluarga tercinta, bahkan nyawa mereka pun menjadi taruhan setiap waktu.
Tahukah Sahabat, meski kondisi mereka sangat memprihatinkan namun rakyat Palestina terus memuji Allah dan yakin akan pertolongan-Nya. Bahkan, dalam sebuah video yang beredar memperlihatkan anak-anak Palestina masih melantunkan ayat-ayat Allah dengan merdu. Bagi mereka Al-Qur'an adalah penawar hati, sehingga mereka begitu bergembira dengan membaca dan menghafal Al-Qur'an. Sungguh pemandangan mengharukan bagi kita yang melihatnya. Dari Palestina, kita bisa mengambil hikmah dan teladan dalam menyikapi ujian kehidupan, di antaranya :
Pertama, sabar dalam menghadapi ujian. Manusia dalam kehidupan ini akan senantiasa di uji oleh Allah. Maka, sikap sabar harus terus melekat dalam diri setiap muslim. Kesabaran dalam menghadapi ujian hidup bisa kita lihat dari rakyat Palestina. Kekurangan makanan, kehilangan keluarga, dan tempat tinggal tidak menjadikan mereka berputus asa. Sebagaimana dalam firman Allah Swt.,
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (TQS. Al-Baqarah: 155)
Kedua, terus berinteraksi dengan Al-Qur'an. Membaca, menghafal, dan meyakini isi Al-Qur'an terus mereka lakukan meski dalam kondisi dihantam berbagai ujian. Al-Qur’an bagi warga Palestina adalah penawar hati mereka. Keyakinan syahid dan balasan surga kala meninggal melawan musuh Allah pun mereka tanamkan pada hati anak-anaknya. Maka tak heran jika kita melihat anak-anak Palestina tak sedikit pun takut kala berjumpa dengan tentara Zionis. Inilah buah dari interaksi dengan Al-Qur'an yang menjadikan akidah mereka kokoh.
Ketiga, bersyukur dalam setiap keadaan. Sahabat, sering kita melihat di media sosial video yang menunjukkan rasa syukur warga Palestina termasuk anak-anak. Saat bantuan datang, mereka tetap mengungkapkan rasa syukur meski hati mereka sedih karena kehilangan keluarga. Rasa hormat mereka tunjukkan pada para relawan yang datang menghampiri mereka. Tak hanya itu, sebuah video menunjukkan seorang istri mengucap syukur atas surga yang dijanjikan kala mendengar suaminya syahid. Maka, sudah selayaknya kita meneladani sikap mereka yang begitu indah.
Keempat, mempersiapkan kematian. Kekejaman Zionis tak mengenal tempat dan waktu. Serangan bisa terjadi kapanpun, bahkan ketika rakyat Palestina tertidur di malam hari. Tak heran, jika muslimah di sana terus memakai jilbab meski mereka hendak tidur. Sebab mereka khawatir ketika tertidur, saat itulah kematian menjemputnya. Mereka berpikir, jika bom Zionis menghampiri dan ajal menjemput, setidaknya mereka ditemukan dalam kondisi menutup aurat.
Kelima, terus berjuang di jalan Allah. Rakyat Palestina menyadari jika mereka wajib menjaga Masjidil Aqsha sebagai tempat suci umat Islam. Mereka enggan untuk keluar meninggalkan Palestina bukan sekedar mempertahankan tanah kelahirannya. Namun, mereka terus bertahan demi menjaga Masjidilaqsa. Mereka meyakini, jika jihad di jalan Allah adalah sebuah kemuliaan. Meski terus-menerus dibombardir oleh Zionis, namun mereka tak gentar menghadapinya. Sebab mereka percaya akan janji serta pertolongan Allah pada siapa pun yang berjuang di jalan-Nya. Seperti dalam firman Allah Swt.,
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (TQS. Muhammad: 7)
Itulah beberapa keteladanan yang bisa kita contoh dari rakyat Palestina. Meskipun kondisi kita di sini berbeda dengan kondisi di Palestina, namun hakikatnya tiap manusia tak lepas dari ujian. Berikut ini beberapa tip agar senantiasa bersabar dan bersyukur kala ujian menghampiri, di antaranya:
Pertama, beriman pada takdir. Dengan meyakini bahwa ujian yang menghampiri manusia merupakan takdir dari Allah, akan membuat kita tenang dalam menjalani kehidupan ini. Sebab ketika Allah menguji manusia, maka Allah pun akan memberikan jalan keluar dari ujian tersebut. Selain itu, ujian yang datang merupakan penggugur dosa manusia. Ampunan dan pahala besar Allah janjikan kala mampu bersabar atas ujian yang datang.
Kedua, berhusnuzan pada Allah. Ujian apa pun yang datang sejatinya untuk meningkatkan derajat manusia di hadapan Allah. Maka keadaan apa pun yang dialami manusia, sesungguhnya itulah takdir yang terbaik dari Allah. Dengan senantiasa berhusnuzan pada Allah, maka rasa syukur akan melekat pada hati.
Ketiga, terus mendekati Al-Qur'an. Tak sekadar membaca atau menghafalnya, namun menadaburi Al-Qur'an serta menerapkan isi Al-Qur'an dalam kehidupan. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup kaum muslimin, maka sudah seharusnya kita selalu berinteraksi dengan Al-Qur'an. Tak hanya memberikan ketenangan jiwa kala membacanya, Al-Qur'an pun memberikan panduan bagaimana menyelesaikan berbagai macam problematika kehidupan manusia.
Keempat, meyakini bahwa dunia hanyalah sementara. Sehingga ujian apa pun yang menyapa sejatinya hanya sebentar di alam yang fana ini. Bahkan dunia sekadar senda gurau semata. Sebagaimana dalam firman Allah Swt.,
"Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (TQS. Al-An'am: 32)
Dengan memahami hakikat dunia serta ujian dalam hidup, semoga kita bisa melewati ujian apa pun dengan sikap terbaik. Manusia tidak akan ditanya mengapa ujian tersebut hadir dalam hidupnya, namun manusia akan dihisab tentang cara menyikapi ujian hidup yang menghampirinya. Ingatlah, ujian kita tak seberat Palestina. Jika Palestina saja mampu menjalani ujian seberat itu, maka seharusnya kita pun bisa menghadapi ujian hidup yang tidak seberat Palestina.
Wallahu a’lam bishawab. []
Masyaallah.. banyak pelajaran dari Palestina
Barakallah mbak..
Barakallah mb Neni.
Menjalani kondisi yang lebih baik dari rakyat Palestina, sudah seharusnya kita ini banyak bersyukur ya. Syukran motivasinya.
Masya Allah. Naskahnya membuat kita harus lebih semangat dalam berdakwah tentunya karena keadaan kita lebih mudah dan dimudahkan dalam kondisi yang aman lagi memungkinkan.
Barakallah mba @Neni
Masyaallah keren Mbak. Tulisannya penuh nasihat.
Sepakat Mbak.
Malu diri ini dengan saudara Muslim di Palestina, keimanan mereka kokoh dalam segala keterbatasan, sedang kami lalai dalam kelapangan..ampuni kami ya Rabb
Benar sekali Mbak, Manusia tidak akan ditanya mengapa ujian tersebut hadir dalam hidupnya, namun manusia akan dihisab tentang cara menyikapi ujian hidup yang menghampirinya.
Baraakallah
Ya betul apapun keadaannya itulah wujud cinta Allah untuk umat-Nya.
Keren naskahnya Mba Neni
Masya Allah, baarakallaah mbak. Betapa begitu banyak kenikmatan duniawi yang kita nikmati di saat saudara-saudara kita di Palestina harus berjuang dengan segala keterbatasan.
Barakallah Mba Neni Nurlaelasari