"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.” (Kahlil Gibran)
Oleh. Sherly Agustina, M.Ag.
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Sulit bagiku untuk bisa berhenti mengagumi dirinya..." (RAN)
Izinkan saya menulis sebuah kisah yang indah tentang dia.
Kutulis kisah yang indah, cerita penuh makna, tentang aku dan dia. Awalnya biasa saja, tak mengenal siapa dia, Allah mendekatkanku via udara saat mengandung anak ketiga. Kucoba mendekat, saat dunia pena memikat, walau terasa berat, tetap kupegang erat. Azam yang menghunjam di dada, tak salah diri berlabuh di dunia pena hingga aku menemukannya, sebuah media yang luar biasa, NarasiPostMedia (NP).
Hari berganti, waktu berlalu, bulan berjalan, tahun demi tahun kulewati bersamanya. Aku tak sedekat mereka dengannya. Tapi aku, banyak belajar dari dia dan mereka. Betapa dia dan mereka bekerja keras ingin memberikan dan mempersembahkan yang terbaik di jalan dakwah yang penuh liku. Untuk kebangkitan umat dan meraih rida-Nya di tengah pergulatan media dan opini yang digenggam Yahudi.
Totalitas Tanpa Batas
Sungguh, betapa beraninya dia 'nyemplung' di dunia media. Dunia media yang tantangannya tak bisa dipandang sebelah mata. Ya, jika di medan perang musuh begitu jelas terlihat oleh mata. Sementara di dunia media, musuh berselimut tak terlihat tapi pukulannya teramat dahsyat. Beberapa kali media ini kena hack dan hantaman. Lalu, kena tipu yang nominalnya jutaan. Serta ujian lainnya, sering dia hadapi walau menurutnya tak ada ilmu di bidang media, secara otodidak beberapa masalah teknis bisa dia hadapi.
Allah, makhlukmu yang satu ini sangat luar biasa. Mungkin, dia salah satu hamba pilihan-Mu di jalan ini. Sosoknya yang sekuat baja, setegar batu karang di lautan, memiliki integritas yang tinggi, disiplin, tegas, berani maju dan terus berinovasi, berani berkorban tanpa imbalan, hanya pahala dan rida Allah yang dia harapkan. Tanpanya, NP bukan apa-apa. Betul, 'ruh' NP ada padanya. Bukan hanya sekadar penopang dana bagi media ini, tapi lebih dari itu.
Sosoknya mampu mengantarkan penulis biasa menjadi luar biasa. Mom, betapa banyak amal salehmu, sering kuiri dengan segala kebaikanmu. Mom selalu mencari peluang kebaikan dan pahala di mana pun dan kapan pun. Mom selalu dan selalu mempersembahkan yang terbaik. Dari kebaikanmu terus mengalir pahala. Banyak yang mendoakanmu, dan aku pun lagi-lagi iri. Terkadang, saya hanya mojok di pinggiran. Tersibukkan dengan aktivitas harian. Ah, aku iri tapi aku tahu diri. Namun, kucoba mempelajari kebaikan darimu. Sedikit demi sedikit mencoba terus bangkit mengikuti challenge dan menorehkan pena. Menang kalah hal biasa, utamanya mengalahkan rasa malas yang melanda.
Awal Mengenalnya Hingga Kini
Awal kami dekat, saat itu 2021 baru saja saya melahirkan anak ketiga. Mom menghubungi saya untuk bergabung menjadi tim penulis inti di NP. Saat itu, ada rasa senang, tak sedikit rasa ragu merasuk di kalbu. Baru lahiran, pasti butuh adaptasi walau menulis sudah menjadi bagian hidup saya. Akhirnya, dengan terpaksa kutolak niat baiknya. Berbisik dalam hati, ada rasa takut tidak amanah di tengah bertambahnya amanah bayi yang baru saja lahir. Maafkan saya, Mom.
Beliau selalu memberi kesempatan bagi siapa pun, tak terkecuali saya. Mom menghubungi saya kembali bergabung di tim desain cover buku. Saat itu NP sedang rilis buku, saya tidak percaya diri tapi mau mencoba. Selera beliau dalam setiap karya termasuk desain sangat tinggi. Wajar, karena beliau ingin NP menjadi media yang tidak biasa saja. Maafkan saya, Mom, hasil karya saya sampai saat ini belum bisa memuaskan sesuai selera Mom dan NP.
Tak sampai di situ, Mom pernah meminta saya untuk mengisi sharing di NP. Berkali-kali Mom dan tim NP mencolek saya, tapi saat itu saya belum bisa memenuhinya. Bukan pelit, sungguh Mom. Entah kenapa ada rasa tak percaya diri berbagi ilmu di NP, apa yang saya punya? Apa yang bisa di-share? Pertanyaan itu yang terus menggelayuti pikiran saya. Mungkin, Mom merasa kecewa pada saya karena berkali-kali menolak.
Tahun ini, Mom menghubungi saya kembali agar saya bisa membuatkan desain publikasi milad NP yang ke-3, di mana pengisinya bukan orang biasa yaitu Ustaz Ismail Yusanto. Saat itu, saya coba menyanggupi sambil belajar semoga hasil karyanya bisa memuaskan. Alhamdulilah, desain kali ini dipakai walau tak sebagus karya Teh Nay, desainer andalan NP yang sangat luar biasa. Terima kasih Mom, telah berkali-kali memberi kepercayaan dan kesempatan pada saya yang apa adanya ini.
Juara Challenge dan Sharing
Ada kisah heroik ketika mengikuti challenge di NP, berkali-kali ikut challenge belum jodoh juara. Di challengetahun ini, Alhamdulillah diberi kesempatan juara walau sebenarnya karya peserta yang lain lebih hebat dari saya. Betul, usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. Maka, teruslah mencoba dan mencoba, men-challenge diri agar lebih berani berkarya tidak selalu berada dalam zona nyaman (the comfort zone). Rasakan energi dan adrenalin yang menggebu ketika mengikuti challenge, hal itu akan menjadi kenangan indah dan energi positif untuk diri sendiri dan orang lain bahwa mengikuti challenge itu mendebarkan sekaligus menyenangkan.
Akhirnya, saya bisa mengisi sharing di NP setelah berkali-kali menghindar. Semoga sharing yang saya isi bisa memberikan manfaat buat orang banyak. Berharap menjadi amal jariah bagi saya dan alm. Mamah yang sudah mendidik dan membiayai saya hingga mendapat gelar S-2, merasakan dunia pesantren kurang lebih 10 tahun, dan bisa mengisi forum di mana-mana. Tidak menyangka, sharing di NP tersebut banyak yang menonton lebih dari 150 views dalam waktu beberapa hari. Ah, ukiran kisah denganmu begitu indah.
NP Iconic
Ibarat produk, NP memiliki brand iconic dan unik. Tulisan yang tayang di NP memiliki karakter sendiri, komprehensif, detail, dan mendalam. Desainnya unik, cerah, dan glowing baik itu desain cover buku maupun image tulisan di web NP. Judul buku pun memiliki karakter atau ciri khas. Program NP juga khas, ada sharing ilmu dari sahabat KonaPost dan di luar KonaPost baik itu seputar dunia kepenulisan atau yang lain.
Challenge yang diadakan selalu keren, mampu menghipnotis, memotivasi, dan menggerakkan pena para pejuang literasi. Pemenang challenge diberi kesempatan membuat buku solo. Bahkan, penulis dengan naskah terbanyak tiap bulan diberi reward yang luar biasa yaitu terbit buku solo. Banyak kejutan-kejutan yang diberikan Mom melalui NP. Reward challenge pun tak main-main, barang elektronik misalnya laptop, hp, dan peralatan rumah tangga serta trofi dan lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu saking banyaknya.
Ah, aku benar-benar iri padanya yang selalu fastabiqul khairaat (berlomba dalam kebaikan). Aku teringat pada firman-Nya yang indah di dalam Al-Qur'an surah Al-'Ashr ayat 1-3, "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ..."
Mom seakan ingin mengatakan pada dunia, bahwa tidak ingin menjadi hamba-Nya yang merugi. Oleh karenanya, amal saleh apa pun akan dilakukan dan terus berlomba dalam kebaikan. Tak peduli harus keluar banyak cuan, pengorbanan, dan perjuangan. Pandangannya jauh ke depan, menatap masa depan di keabadian. Berharap bisa bertemu dengan-Nya dalam kondisi sebaik-baiknya. Siapa pun yang ingin belajar memimpin, bisa mencontoh hal positif yang beliau lakukan dalam membangun NP dari nol hingga saat ini.
NP mampu menjadi motor atau penggerak bagi penulis ideologis pemula, yang awalnya mereka tidak bisa menulis karya yang ideologis menjadi mampu menghasilkan karya hebat nan ideologis. Bahkan, mewujudkan suatu hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Misalnya, seorang juara challenge bisa mendapatkan laptop dan hp. Kebetulan sang pemenang memang sedang membutuhkan laptop dan hp untuk menulis dan dakwah.
Rasa yang Indah
Kepada Mom dan seluruh tim NP, izinkan saya mengungkapkan sebuah rasa yang dikutip dari Kahlil Gibran, "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada." "Saya mencintai kalian karena Allah, berharap bisa bertemu di dunia nyata dan di surga-Nya. Aamiin." []
MasyaaAllah, ternyata Mba Shyerli sering ditawarin masuk TPI,,
Malu merasa tak layak ..
Totalitas tanpa batas, itulah NP. Barakallahu fiik mb Serly.
Betul sekali
Terwakili sudaaah. Mantap. Barokallah Teh
Wa fiik barakallah, cikgu
Masyaallah.. so sweet banget..
Barakallah teh, tulisannya keren. Apalagi menjadi penulis di NP tidak diragukan lagi kemampuannya. Semakin hari tulisan teteh semakin keren. Tapi baru kali ini membaca tulisan teteh berbeda dengan biasanya. Puitis seperti pujangga menggambarkan NP dan Bu Andrea.
Mbak juga kereen ❤️
Puitis yaaa
Uhuiii.. akhirnya dari challenge ini bisa lahir pujangga baru. Lanjut Tetehhhhh
Hahayyyyy
Kisah setiap penulis dengan NP memang berbeda. namun satu hal yang saya pelajari, dari NP lah lahir para penulis yang hebat. NP pun yang memberikan kesempatan belajar bagi para penulis pemula. NP memang istimewa dan punya tempat tersendiri di hati.
Betul sekali
MasyaAllah, tulisan yg bagus.
Jazaakillah Khair ❤️❤️❤️
Barakallah mbak Sherly. Selalu ada kisah menarik antara kita dengan NP ya.
Betul bangeeets
Masyaallah. NP memang selalu memberikan rasa yang indah kepada seluruh penghuninya. Mencintai dengan sederhana tapi menghujam ke relung jiwa. Barakallah mba@Sherly sharing ilmunya masih ku ingat selalu
Wa fiik barakallah ❤️
Masya Allah, kisah yang luar biasa. Baarakallaah mbak
Wa fiik barakallah ❤️
Bunda sherly selalu keren. Barakallah
Mbak Isty lebih keren, asli pakai 'shad'
Wa fiik barakallah ❤️❤️❤️
Baraakallah Mbak Sherly ❤️
Mewek baca kisah ini.
Wa fiik barakallah ❤️
Semoga bermanfaat ya, karya saya yang sederhana ini ❤️
Jazaakillah Khair, mom dan tim NP ❤️❤️❤️❤️
Sukses selalu ❤️❤️
Barakallah teh Sherly
Wa fiik barakallah
Masyaallah tabarakallah,
Bintang-bintang NP selalu bersinar terang, dan terus menyinari semesta raya di tengah gulita.
Dan kuingin menyampaikan seulas kata, "izinkan aku mencintaimu dalam diamku"
Sebuah kata pada benalu rindu yang tak pernah usang. Ahaiii.
Suhuuuuu, keren !!!
Aku padamu, bunda Mimi yang always kereeen ❤️❤️❤️
MasyaAllah NP menjadikan penulis biasa menjadi mastah..pemrwdnya sekuat karang, totalitasnya untuk dakwah media sangat menginspirasi.. barakallahu fiikum NP, Pemred NP, tim redaksi, n para kontributornya..
Betul..
Barakallah juga buat, mbak